BAB III
Satu Hari Yang Tak
Terlupakan
Oleh Fin dan Mabel
Brocke
Saya pergi ke sisi
lembah untuk memetik berry, tapi hujan. Saya berada beberapa yard dari rumah
kami ketika saya melihat suami saya datang, berjalan cepat dan memanggil saya
dan berkata “Mama, Tommy jatuh dan dia meninggal.”
Masih teringat dalam
pikiran saya sampai sekarang, apa yang saya katakan dan apa yang saya rasakan.
Saya bertanya,”Kenapa harus Tommy?” dan saya mendengar suara berkata. “Demi
kemuliaan Tuhan.” Suami saya berkata,”Saya datang untuk menjemput kamu berdoa.”
Saya pergi bersama
dia ke kantor penggilingan. Kami tidak berbicara tetapi kami berdoa sepanjang
jalan. Ketika kami tiba di kantor, ruangan itu dipenuhi oleh beberapa orang dan
mereka membaringkan Tommy terbungkus dalam selimut di atas meja. Wajahnya dan kepalanya
tertutup darah dan tidak ada detak jantung, tidak ada kehidupan. Kami berada
dalam kehadiran kematian. Anda dapat merasakannya sebagaimana anda dapat
melihatnya.
Para pria yang berada
disana mengenal suami saya. Mereka tahu suami saya adalah seorang pendoa dan
menjemput saya untuk berdoa. Mereka menunggu sesuatu terjadi. Saya pindah
kesisi meja dan suami saya disisi lainnya. Alkitab berkata dalam Yakobus 5:14
dan 15: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para
penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak
dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit
itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka
dosanya itu akan diampuni.”
Suami saya mengurapi
dia dengan minyak sesuai dengan Firman dan lalu berkata, “Mabel, berdoalah.”
Saya meletakan tangan saya di kepalanya dan satu lagi didadanya. Seorang anak
muda yang berdiri dekat saya mengambil tangan saya dari atas kepala Tommy dan
berkata,”Tidakkah kau lihat kalau disitu dia terluka?” Itu bukanlah doa yang
panjang. Kami hanya meminta belas kasihan Tuhan dan membangkitkan dia. Pertama
kami melihat kelopak matanya bergerak sedikit; kemudian air mata mulai
bercucuran dan dia mencoba untuk bicara. Katanya,”Apa yang terjadi?” Tidak ada
yang berkata apapun. Kemudian dia berkata lagi,”Saya tidak sanggup lagi.”
Semakin banyak kehidupan masuk kedalam dia dan para pria yang berdiri
mengelilingi semakin takjub dan bersukacita. Mereka telah melihat mujizat.
Atasan mereka telah menelpon Portland untuk dikirimkan ambulan segera sesudah
Tommy jatuh, dan kami tahu ambulan itu akan datang segera.
Ketika sampai di
rumah sakit, dia langsung di operasi dan mereka membersihkan luka dikepalanya
dan menjahit kulit kepalanya. Tujuh rusuk sebelah kiri patah, mereka juga
memerbannya. Kami menunggu lama sampai mereka mengeluarkannya dari ruang
operasi. Dia tidak berkata apa-apa, jadi kami bertanya padanya apakah dia
merasa kesakitan. Jawabnya,”Tidak”. Mereka membawa dia ke ruang rawat khusus,
dan dia minta kepada perawat sesuatu untuk dimakan, dan merekapun memberi dia
makan sebelum kami tinggalkan dia kembali ke penggilingan. Suamiku adalah
Kepala Insinyur jadi kami harus kembali malam itu.
Saya kembali ke rumah
sakit paginya. Para dokter meminta saya untuk tidak tinggal lebih lama, mereka
tidak yakin apakah dia akan bertahan hidup. Cukup susah mendengar Tommy
berbicara karena dia berbicara sangat pelan. Dia berkata,”Saya punya sesuatu
yang akan saya katakan kepada anda. Anda tahu kalau saya meninggal sebentar,
tapi saya berada di suatu tempat yang mengerikan. Tempat itu menarik saya
kedalamnya dan banyak orang lain juga, tidak ada jalan keluar. Saya melihat
paman saya dan teman sekolah saya. Ada lautan api dan saya merasa saya ditarik
kedalamnya. Saya ketakutan, lalu saya melihat Yesus datang mendekat kepada saya
dan saya berkata,”Seandainya saja Dia melihat saya, Dia akan menyelamatkan
saya.”Lalu Yesus melihat kepada saya dan saya mendengar anda berdoa. Ketika saya
membuka mata saya, saya melihat anda.”
Saya harus pergi
sesudah itu, tapi setelah itu dia memberitahu kami apa yang telah dia lihat.
Dia berbicara banyak mengenai lautan api dan orang-orang yang ada didalamnya.
Dia bilang, belum ada orang yang masuk kedalam lautan api itu, tapi mereka
seperti tahanan yang menunggu dan tidak ada jalan keluar.
Selanjutnya saya
melihat Tommy di Jumat malam, setelah bekerja. Kami tidak tahu apa yang terjadi
di rumah sakit pagi itu. Ketika kami pergi ke rumah adik perempuan saya di
Portland, kami mendengar bahwa dia tidak lagi di rumah sakit dan telah
disembuhkan secara instan dan telah meninggalkan rumah sakit sekitar jam 11
pagi itu. Dia berada di rumah sakit selama empat hari. Lalu dia kembali ke
penggilingan malam itu dan kembali bekerja pada hari Sabtu.
Minggu malam itu dia
bersaksi tentang pengalamannya di sekolah itu. Semua pekerja dan keluarganya
hadir pada saat itu. Banyak orang yang tidak dapat masuk ke dalam gedung,
karena gedungnya terlalu kecil. Mereka telah melihat mujizat. Sekarang mereka
ingin mendengarnya. Syukur kepada Tuhan, karena kami diijinkan untuk menjadi
bagian dari hal ajaib yang telah Dia lakukan. Tommy memegang janjinya dan terus
bersaksi akan hal ini dan berkhotbah tentang iman dan kelepasan sejak saat itu.
Berimanlah kepada Tuhan. Dia tidak pernah gagal pada saat kita percaya.
Thorfin Brocke
Mabel E. Brocke
Ini adalah pernyataan
resmi dari Tn J.H. Gunderson, 1703 S.E 16th Avenue, Portland, Oregon:
Saya, J.H Gunderson,
berada di Palmer Mill sedang mencari pekerjaan dan mengunjungi Fin Brocke pada
tanggal 1 Juli 1924, ketika kira-kira jam setengah dua sore Tom terjatuh dan
saya menyaksikan mujizat iman ini terjadi.
Seorang Insinyur
Lokomotif yang sedang duduk dalam lokomotifnya melihat Tom jatuh. Dia lari dari
lokomotifnya ke ruangan utama untuk memberitahu Mr Brocke apa yang terjadi.
Penggilingan langsung
ditutup dan Tn Brocke dan saya dan bersama yang lainnya pergi mencari Tom, tapi
dia telah terjatuh ke dalam air, yang dalamnya 10 kaki. Kami kesulitan mencari
dia karena airnya terlalu keruh dan kami mencarinya dengan menggunakan tongkat
panjang. Setelah beberapa saat, seorang pria memberikan tongkatnya dan saya
mulai mencari di dalam air yang dalam karena saya berpikir dia pasti sudah di
dasar. Benar saja, setelah beberapa lama, saya mengaitkan di bajunya dan
menarik tubuhnya cukup dekat dengan kami untuk mengangkatnya. Dia telah
meninggal. Tidak ada kehidupan sama sekali. Kepalanya hancur dan darah
dimana-mana.
Ny Brocke dikabari
dan turun ke penggilingan. Ketika dia melihat Tommy terbaring diam dan
meninggal, dia berlutut dan meletakkan tangannya di kepala Tommy. Darah
mengalir di jari-jarinya sementara dia menangis kepada Tuhan untuk memberinya
kesempatan dan menyelamatkan jiwa Tom karena Tom bukan seorang Kristen. Ketika
dia menangis dan berdoa, saya melihat kehidupan kembali ke tubuh Tom dan dia
bergerak untuk pertama kalinya dari sejak kami mengangkatnya dari air. Dia
membuka matanya dan bertanya,Äpa yang terjadi?”
Selama ini saya
seringkali mengucap syukur kepada Tuhan untuk kesempatan yang diberikan dimana
saya dapat melihat seorang mati dihidupkan kembali karena jawaban doa. Saya
berdiri di dekat kolam itu paling tidak tiga puluh menit sementara orang lain
mencari tubuhnya. Saya menunggu ada gelembung udara atau tanda bahwa dia masih
hidup. Dan saya tidak melihatnya. Tidak ada air dalam paru-parunya. Dia tidak
bernapas sewaktu jatuh ke dalam air. Salah seorang yang mencari sudah menyerah
dan memberikan tongkat pencarinya kepada saya. Saya dorong tongkat itu
dalam-dalam dan menyangkutkannya dibaju Tom. Dia pasti sudah hampir ke dasar.
Kurang lebih empat puluh lima menit sampai satu jam dari saat dia jatuh sampai
Ny Brocke berdoa baginya.
Kesaksian ini dibuat
dengan sebenarnya karena saya menyaksikannya. Saya menarik Tom ke permukaan,
dan menyaksikan mujizat kehidupan dipulihkan bagi Tom. Saya bersyukur kepada
Tuhan apa yang saya lihat hari itu, dan saya bersyukur kepada Tuhan atas
kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berbicara disini. Hal itu mengubah
hidup saya. Inilah kebenarannya.
Julius H Gunderson
Tidak ada komentar:
Posting Komentar