Selamat Datang

Untuk kalangan atau simpatisan kristiani.

Selamat datang di blog kami, semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Tuhan Yesus memberkati.


Terjemahkan Bahasa / Translate :

Terjemahkan Bahasa

Senin, 06 Mei 2013

Kesaksian - Indahnya Setuju dengan Tuhan oleh Pdt. Samuel Irawan Santoso

Pdt.Samuel Irwan Santoso, S.Th,MA


Indahnya Setuju dengan Tuhan
Kesaksian nyata : YESUS MELOLOSKANNYA DARI KEGANASAN
STEVAN JOHNSON SYNDROME
Diliput oleh Erna S. Tjandra( (Isteri Korban penyakit)

Sebuah kesaksian dari seorang hamba Tuhan yang memiliki panggilan Tuhan secara khusus dalam hidupnya. Mengajak kita untuk merasakan betapa indahnya setuju dengan Allah dalam segala rencanaNya

Awal Panggilannya.



Pdt.Samuel Irwan Santoso, S.Th,MA demikianlah nama lengkap hamba Tuhan ini yang melayani Tuhan sebagai Gembala sidang di GBI “Aula Rudal” kota Bontang Kalimantan Timur, Pria kelahiran Surabaya 7 april 1973 ini bercita cita menjadi Hamba Tuhan Full Time/sepenuh waktu sejak ia berada di bangku SMA tahun 1990, ia mendapatkan peneguhan bahwa Tuhan memanggil dia secara khusus menjadi pelayanNya, sejak usia 14 tahun ia sudah belajar melayani Tuhan dan berkotbah. dan ketika lulus SMA th 1991 ia langsung memenuhi panggilan Tuhan dengan masuk sekolah Teologi di STT Tawangmangu tahun1991

Di sana ia diproses dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan sehingga karakternya banyak diubahkan Tuhan. Disanalah ia bernazar dengan Tuhan bahwa ia akan menjadi hamba Tuhan secara fulltime melayani dimanapun Tuhan tempatkan. 20 Mei 1993 ia lulus dengan baik di sekolah pembentukan karakter itu dan ia berangkat menuju kalimantan Timur 31 mei 1993 ditempatkan di Kecamatan Mangkupalas Samarinda seberang untuk masa prakterknya dibawah pembinaan seorang gemabla beraliran Pantekosta.

Menolak Kesesakan



Ternyata menjadi hamba Tuhan tidaklah semudah yang dibayangkan pria ini, apalagi hanya menjadi seorang pengerja yang bukan dikota besar.Walaupun selama 2 tahun penuh saat ia menjadi pengerja/fulttimer di gereja tersebut ia banyak diperlengkapi dengan karunia rohani dan penyingkapan Firman Tuhan, hal itu tidaklah membuat ia betah menjadi pengerja karena faktor tuntutan ekonomi yang sedemikian sulit dan terbatas baginya. Kesesakan keadaan sering dia alami dalam masanya menjadi pengerja, Ia berniat untuk part time dan mencari pekerjaan.

Desakan untuk mencari pekerjaan itu makin kuat ketika ia berkenalan dengan seorang gadis cantik asal Samarinda di sebuah pertandingan vocal group di sebuah gereja di Kota Samarinda. Perkenalan makin akrab dan dorongan keinginan untuk bekerja guna mencari penghasilan yang lebih baik makin kuat dalam dirinya.

Ia berdalih mau menggunakan penghasilannya untuk mensupport pekerjaan Tuhan kalau ia sudah bekerja. 2 Kor 5:7 adalah ayat yang telah ia langgar dimana ia mulai hidup dengan melihat dan tidak lagi mau percaya sepenuhnya pada Tuhan.

Akhirnya dengan meninggalkan nazarnya ia mencoba melamar disebuah perusahaan kayu PT Wana Nusa perkasa di kota Samarinda. Dengan berbekal ijazah SMA dan ijazah komputer, serta bahasa Inggris ia meninggalkan pelayanan pada tahun 1995 ia diterima di perusahan kayu tersebut di kota Samarinda sebagai operator radio SSB saja.

Namun keuletan dan kreatifitasnya di bidang komputer akhirnya dalam waktu 5 bulan ia diangkat menjadi kepala adminstrasi produksi log di perusahaan itu. Tentu saja gaji dan penghasilan makin baik sehingga ia bisa membeli perabotan rumah dan menyewa rumah. Ia berpikir bahwa Tuhan senang dengan pelariannya itu., ia lupa bahwa “ada jalan yang disangka lurus namun ujungnya menuju kebinasaan“(Ams 14:12)

Pelayanan merupakan hal yang diabaikan olehnya, ia lebih memfokuskan diri pada pekerjaan dari pada pelayanan, dia akhirnya dapat membiayai pernikahan dengan gadis yang dicintainya Erna Tjandra pada 22 Feb 1996 dan dikarunia seorang putri pada tahun berikutnya. Banyak hamba Tuhan yang mengingatkan dia untuk kembali pada pelayanan menepati nazarnya, namun ia mengabaikannya..

MAUT HAMPIR MENJEMPUTNYA
Kebahagiaan Samuel dan isterinya dikejutkan dengan sebuah badai hidup yang berat dalam hidupnya. Ketika anak pertamanya berumur 2 bulan tepat tanggal 2 Januari 1998 tiba-tiba pemuda tampan ini merasakan sakit yang biasa ia alami yaitu masuk angin, demam, tenggorokan sakit dan mata merah.

Karena ia seorang yang berkedudukan tinggi di perusahaan maka ia mendapat fasilitas pengobatan dari perusahaan sehingga ia memanfaatkannya dengan berobat ke dokter spesialis mata di salah satu dokter mata di samarinda, ketika pelipis mata dipegang oleh dokter mata itu ia berkata “badan Anda demam, saya kasih obat penurun panas bernama paracetamol” kemudian karena keesokan harinya demamnya tak kunjung turun ia pergi sendirian ke dokter umum dan ketika itu sudah timbul bintik-bintik merah pada lengannya dan telapak tangan dan kaki terasa sakit jika memegang/menginjak suatu benda keras terasa sakit/nyeri. Oleh dokter umum tersebut ia diberi obat pembunuh Virus “Zoter 400mg” karena menurut diagnosanya ia terkena infeksi Virus ditambah dengan pamol obat penurun panas. Samuel tidak menceritakan kepada dokter umum itu bahwa ia juga diberi beberapa jenis obat oleh dokter mata. Setibanya ia di rumah ia minum semua obat dari kedua dokter tersebut karena ingin cepat sembuh dan akibatnya sungguh mengerikan karena mencampur sendiri beberapa jenis obat tersebut.



Dalam waktu empat kali minum kira-kira tanggal 6 Januari 1998 mendadak wajahnya menjadi hangus melepuh dan seluruh rongga mulutpun ikut melepuh juga lidah dan kerongkongan diikuti dengan tambah merahnya kondisi kedua matanya. Kulit dada punggung tangan dan sekujur badan ikut hangus melepuh.”

Waktu itu saya menjadi sangat kaget menghadapi jenis penyakit ini, saya masih berusaha mengatasi dengan cara sendiri, segala minuman penyegar dan obat batuk bebas saya minum namun kondisi saya tambah parah.”, ujarnya sambil terharu. Sampai akhirnya 7 januari dia dirujuk untuk rawat inap di RS Dirgahayu Samarinda.

Beberapa dokter menangani penyakit saya dan salah seorang dokter yaitu dokter ahli kulit berkata bahwa Samuel mengidap penyakit Stevan Johnson syndrome (SJS) stadium 3. Dia pasien pertama di kaltim yg terkena penyakit yg tergolong sangat langka pada tahun itu, Sudah banyak pasien di pulau lain (khususnya jawa) yang meninggal karena penyakit ini pada level stadium 2 saja. Suhu badan demamnya waktu itu mencapai 42 derajat Celcius jika dia mengigil itu ranjang di ruang isolasi tempat dia dirawat bergetar kencang.



Isterinya dengan tabah dan setia merawatnya Dan akhirnya pada tanggal 8 Januari tiba-tiba kedua matanya menjadi Buta Total tidak dapat melihat apa-apa, semua nampak putih. Menyadari kondisi matanya buta, dia sempet histeris dan stress di rumah sakit itu dan hampir semua perawat dimarahinnya. Suhu badannya meningkat hingga 42-43 derajat celcius, kadang dia seperti orang step dan bicara yang tidak karuan karena saking panas suhu badannya. Akhirnya dokter di rumah sakit itu berkata sebaiknya dipindahkan ke rumah sakit di surabaya jika ada yang bertanggung jawab bersedia mengantar karena terbatasnya peralatan medis di RS tersebut. Secara Medis nampak sudah tidak harapan.

Puji Tuhan malam sebelum berangkat, hamba Tuhan ini menyadari akan panggilannya kembali, waktu itu dia berdoa dan merendahkan diri lalu memanggil gembala sidangnya yang dulu untuk berdoa minta ampun karena lari dari Tuhan dan berjanji jika Tuhan masih beri kemurahan untuk hidup maka ia akan melayani Tuhan sepenuhnya kembali.,

Akhirnya melalui bantuan seorang gembala sidang GBI di Samarinda Pdt. King Anderonikus, Samuel dibawa diantar ke RS Adi Husada Kapasari di Surabaya melalui penerbangan di Balikpapan.



Dalam kondisi buta dan badan yang melepuh mulai dari ujung kepala hingga telapak kaki dengan bau amis yang luar biasa, Pdt King mengantar ke Surabaya disertai dengan seorang diakennya.

Menurut kesaksian pengantar, waktu di airport, Samuel hendak buang air seni, itu air seni yang mengerikan yang pernah dilihatnya karena sangat berbuih seperti air kapur dan waktu akan naik tangga pesawat berteriak kesakitan karena tangan seorang portir merobek kulit punggungnya yang melepuh karena portir tersebut bermaksud menggendong naik ke kabin pesawat.

Sesampainya di RS Adi Husada Kapasari Surabaya, Pdt Dr Hans Tandra seorang ahli penyakit dalam/internist menanganinya dan beliaupun sangat terkejut melihat kondisi Samuel yang mengerikan seperti itu. Menurutnya dulu ada pasien yang hanya sepertiga parahnya dari Samuel, iapun meninggal dan akhirnya setelah di check up report medis mengatakan kemungkinan hidup Samuel hanya 3 minggu saja. Dokter spesialis mata di Surabaya pun mengatakan bahwa mata Samuel akan buta selamanya karena sudah sangat parah kondisinya, dokter spesialis kulitpun mengatakan bahwa kulit Samuel akan sangat lama dan sulit untuk dipulihkan.

Para dokter itupun tidak memberikan sebutir antibiotik kepada Samuel karena alerginya melainkan memberikan banyak infus/cairan yang dimasukan dalam tubuhnya. Mendengar kematian akan menjemputnya, dia mulai makin merendahkan diri dan memegang kebenaran 2 Taw 7:14 “dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” Hamba Tuhan ini mulai sadar dan rindu kembali akan panggilannya bahwa ia harus hidup dan belajar setuju dengan Tuhan apapun keadaan dalam pelayanannya.

Dia mulai merendahkan diri dan bersama isteri dan ibu serta tantenya mereka berpuasa rantai untuk minta belas kasihan Tuhan, bahkan Dr. Hans pun hampir setiap pagi pk 04.30 selalu memeriksa dan berdoa sambil menguatkan iman Samuel di ruang isolasi yang sering digelari sebagai ruang penghantar nyawa itu, juga ada seorang ibu yang selalu membesuk dan memberi kesaksian serta menguatkan iman dan membangkitkan semangat Samuel untuk kembali melayani Tuhan dan sampai hari ini Samuel tidak pernah melihat wajah ibu yang baik itu yang telah dengan setia membesuknya setiap hari selama 1 bulan rawat inap itu.

SEMPAT BERTAMBAH PARAH



Dengan merendahkan diri itupun Samuel tidak kunjung mengalamai kesembuhan justru Tuhan makin mengijinkan mengalami parahnya penyakit stevan Johnson syndrome itu untuk menyatakan kemuliaanNya.

Dari putting dadanya mengeluarkan darah yang mengalir bercucuran, hidung, telinga mengalami pendarahan yang hebat, sampai kadang ibu dan susternya bergantian menggunakan Pinset untuk mengeluarkan darah yang kering menyumbat pernafasan hidungnya. Kulit telapak tangan dan kaki tiba-tiba melepuh penuh berisi air sampai suster harus menggunting kulitnya. Yang mengerikan lagi adalah alat kemaluan nya juga turut melepuh dan harus merintis kesakitan jika disuruh berdiri, karena sprei tempat tidurnya mau diganti, tentu saja darah dan kulit sering tertinggal di sprei kasur rumah sakit itu. Hampir setiap pagi jam 9 hingga 11.30 Samuel berteriak teriak kesakitan karena kulit sekujur badan yang melepuh itu diobati lalu diperban dan keesokan harinya dikupas karena harus diganti perban dan salepnya…betapa perih dan sakitnya penderitaan nya waktu itu, isteri yang menjaganya selalu keluar ruangan saat melihat para perawat mengobati kulit suami yang dikasihinya itu. Erangan teriakan kesakitannya sangat memilukan hatinya ”Saya betul-betul mengalami disiplin keras dari Tuhan lewat keganasan penyakit ini yang diijinkanNya menimpa saya, saya lumpuh tidak bisa jalan dan suhu badan saya yang sangat tinggi waktu itu membuat saya kadang sadar dan kadang tidak” ujarnya saat menjelaskan kondisinya. Jangankan makan, minum air terasa pedih sekali dimulutnya hingga berat badan dari 68 kg turun menjadi 43 kg saja. Bicarapun susah dan agak pelan karena melepuh di rongga mulutnya.Kulit kepalanya begitu melepuh dan mengelupas bagai borok-borok kecil, istrinya dengan rajin dan sabar membantu membuang borok kering dikepalanya dengan jarinya.. Sungguh kondisinya sangat mengerikan dan bau yang anyir luar biasa diruang itu, bahkan ada 2 orang keluarganya yang sempet menjenguk di ruang isolasi itu, tiba-tiba shock dan seperti kena angin duduk saat melihat kondisi Samuel sehingga ia harus dikerik dengan remason diruang isolasi itu dan menenangkannya.

Apa itu penyakit Stevan Johnson Syndrome ?
Penyakit ini lazim disebut sebagai penyakit Imun, dan hampir semua orang yang menderita penyakit ini mengalami kulit yang melepuh seperti terbakar dan disebabkan oleh virus yang sampai hari ini belum ditemukan pengobatan secara pasti, di Kenya(Africa) dan Columbia hampir semua orang penderita penyakit ini meninggal dunia. Biasanya penanganannya adalah dengan memberikan banyak cairan/infus masuk ke dalam tubuh untuk mengantisipasi penguapan hebat lewat kulitnya. Disertai dengan panas badan yang sangat tinggi. Pendarahan pada hidung dan telinga dapat terjadi pada kondisi stadium yang tinggi. Pasien di Indonesiapun banyak yang meninggal dunia karena menderita penyakit ini

MUJIZAT TUHAN ITU NYATA
Bapa di Sorga bermurah hati, Dia telah menilik segenap penderitaan terganas dari Stevan Johnson Syndrome yang diderita Samuel. Bahkan Ia telah menilik sebuah hati yang hancur yang kembali dipersembahkan kepadaNya walau disalut dengan tubuh yang membusuk seperti FirmanNya Maz 51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Tuhan berkenan mengamuninya dan menghargai iktiarnya untuk kembali melayaniNya, Dia memberi kesempatan untuknya.. Jumat 23 januari 1998 hari dimana seharusnya Samuel meninggal dunia, Tuhan menyatakan kuasaNya, pagi itu ketika perawat hendak merawat kulitnya dia sangat terkejut karena tiba-tiba kulitnya kering dan sembuh, dan tiba-tiba ia berkata kepada suster ”Saya ini di rumah sakit Adi Husada Kapasari Surabaya ya ??” “Lho Bapak kok tahu?”, jawab suster heran. Lalu Samuel menunjuk dengan jarinya sebuah tulisan berwarna merah yang tertera di sprei kasurnya sambil berkata,”Ini ada tulisannnya!”



Susternya menjadi kegirangan karena mengetahui Samuel sudah dapat membaca, lalu ia berlari memanggil dokter mata dan dokternya sangat heran melihat keajaiban yang terjadi, padahal ia hanya memberi obat mata biasa tanpa operasi dan tanpa antibiotik. Dokter penyakit dalam itupun juga kagum melihat Samuel melewati masa kritis dan dari hasil check medis semua organ tubuh dalamnya seperti liver, ginjal dll didapatinya normal dan tidak mengalami gangguan apapun, itupun sungguh mengagumkan para staf rumah sakit pada waktu itu.

Samuelpun mulai belajar berjalan dan akhirnya ia hanya dengan 2 hari berlatih berjalan, dia sudah bisa mampu berjalan dengan baik. Terpujilah nama Tuhan, saya sebagai isterinya bahagia dan terharu melihat cara Tuhan bekerja. Begitu gembiranya Pdt Dr Hans mengajak Samuel keluar rumah sakit sejenak untuk bersaksi dalam pelayanan beliau di Bethany Manyar 25 januari 1998 sore hari.

Ribuan umat Tuhan yang hadir di gereja waktu itu sangat diberkati oleh mujizat yang nyata di depan mata mereka saat itu. Biaya rumah sakit dan obat yang melambung tinggi karena krisis moneter tahun itu Tuhan juga campur tangan, Tuhan menggerakkan seorang pengusaha di Samarinda untuk menanggung semua biaya yang timbul mulai dari tiket pesawat hingga biaya berobat tersebut, padahal orang itu bukan kristen namun Tuhan bisa menjamah hatinya.

11,7 TAHUN LEBIH HIDUP TANPA AIR MATA
Tuhan memang telah menyembuhkan dan memulihkan kondisi tubuh Samuel, saat ini tanpa obat kulitnya pulih kembali seperti sedia kala dan itu sangat mengagumkan tanpa bekas Tuhan menyembuhkannya, namun Tuhan masih belum menyembuhkan matanya mungkin sebagai peringatan bagi Samuel akan jangan lari lagi dari panggilan atau bisa juga supaya dengan kondisi matanya saat ini Tuhan ingin mempermuliakan namaNya. KedaulatanNya sungguh sangat dijunjung tinggi oleh Samuel. 

Kondisi kedua matanya saat ini ini adalah tidak mempunyai air mata lagi karena kelenjar air matanya sudah tidak bisa memproduksi air mata lagi dan kedua-duanya kabur karena korneanya rusak. Penggunaan kacamata tidaklah berati baginya justru malah mengganggunya. Hampir setiap 10-15 menit sekali setiap hari ia harus hidup ditemani dengan obat mata tetes air mata buatan produksi USA merk Refresh Liquidgel yang dibelinya dari luar negeri(Singapore) dengan harga $24,-/botol dan 1 botol ukuran 30ml digunakan habis dalam 3 hari hanya untuk memberi air mata saja.



Betapa mahalanya air mata kita. Bisa dibayangkan hampir 3 juta rupiah Samuel harus mengeluarkan uang untuk membeli air mata buatan saja. Secara manusia financialnya tidak mungkin mampu membeli obat mata itu, namun 10 tahun Tuhan memelihara matanya dengan menggerakkan orang-orang yang tergerak hatinya untuk menyediakan obat mata atau dana untuk membantu Samuel membeli obat mata itu, dan orang-orangnya selalu orang yang berbeda-beda. Sungguh perbuatan yang ajaib dari Tuhan atas kepedulianNya pada mata Samuel yang memang menunggu saatNya untuk disembuhkan. Dia tetap menyediakan air mata buatan baginya.

Pernah satu kali, persediaan obat matanya habis, ia sudah tidak mendengar goncangan air dalam botol obatnya itu berarti obatnya habis, namun ia memanggil diaken gerejanya dan menunjukan bahwa dari botol yang kedengarannya kosong itu masih menetes air sampai keseesokan harinya kiriman obat mata dari Singapore tiba dan botol itu berhenti meneteskan air mata buatan lagi. 

Pada awal kesembuhan nya 1998-1999 ia tidak dapat membuka kelopak matanya jika terkena pantulan sinar matahari atau cahaya lampu, tidur berbaring telentang juga tidak dapat membuat kelopak matanya terbuka, banyak infeksi yang terjadi di bola matanya. Hampir semua dokter mata terkenal di Jakarta dan Surabaya dan Jogjakarta tidak mampu mengobatinya..

Lewat kondisi matanya inilah Tuhan mempermuliakan namaNya, Dia memberi semangat hidup untuk melayani, tekadnya untuk tetap melayani dengan kondisi cacat matanya tidaklah pudar. Ia makin semanagat dan terus berkarya bagi Tuhan di ladang Tuhan. Melalui seorang hamba Tuhan John Hartman yang pada tahun 1999 melayani di Balikpapan dalam sebuah KKR ia bernubuat bahwa Tuhan akan menyembuhkan matanya perlahan-lahan dan memang itu terjadi saat ini. Tahun 2000 Tuhan menjamah selangkah lagi pada bola matanya, Ia mulai dapat melihat sinar matahari dan cahaya yang menyilaukan bahkan saat telentangpun ia bisa membuka kelopak matanya dengan cara Tuhan ajaib.

Walau dia sat ini TIDAK dapat melihat dengan jelas kurang lebih dari dari 1 meter saja dan hanya bisa melihat dengan detail warna dan bentuk tak lebih dari 20 cm. Sampai hari ini dia masih agresif menjalani hidup dengan mata kornea kabur tidaklah membuat dia menyerah.

Dalam kondisi matanyanya yang kabur itu ia meneruskan kuliah S1 teologinya di STT Duta Panisal Jember dengan seperangkat alat bantu seperti teleskop, kaca pembesar dan begitu susah payahnya ia mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas kuliah, namun ia tetap gigih dan akhirnya 17 maret 2007 lalu ia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Ia dengan kondisi mata seperti itu saja membaca pun sangat susah karena tak bisa menggunakan kacamata baca namun ia telah berhasil juga menyelesaikan study Magister dibidang Biblical Strata-2 nya dengan nilai memuaskan juga. 



Kemudian ia juga sukses meneruskan study penggemblaan dan penginjilan di Haggai Institute Hawaii USA, walau sendirian ia berangkat, namun Tuhan menyertainya. Inilah kisah hidupnya yang unik, yang sukar diterima oleh akal sehat, bagaimana mungkin orang cacat setengah buta bisa menjalani perjuangan hidup seperti itu ... itulah kemampuan Tuhan dalam hidupnya yang perlu kita teladani sebagai orang yang punya mata sehat.

Walau air mata tak punya dan kornea yang kabur, hanya SEMANGAT yang tinggi dan tekad melayani Tuhan, Samuel selalu mengalir dalam hatinya sukacita dan ucapan syukur yang tak terhingga pada Tuhan yang dilayaninya, ia tetap bersikap seperti orang yang punya mata normal, ia melakukan apa saja yang orang bermata sehat lakukan seperti setir mobil di siang hari, olah raga bulu tangkis, tenis meja, kuliah, melayani, travelling ke beberapa kota dan negara-negara, terkadang sering sendirian ia melakukan dengan Tuhan.

BERKAT YANG MELIMPAH TUHAN NYATAKAN
Setelah sembuh dari sakit itu, ia berada dalam pembinaan sebuah gereja GBI Jl S.Parman di Samarinda oleh Pdt DR King Anderonikus dan setelah 8 tahun ia di sana, sekarang ia dipercayakan menggembalakan sebuah gereja cabang yang dirintisnya sejak tahun 2003 di Bontang sebagai gembala sidang.



Banyak yang Tuhan kerjakan bagi Samuel selama ia disembunyikan dalam tabung panah Tuhan dari tahun 1998-2003, selama 5 tahun Tuhan mendidik dan kembali hamba Tuhan ini mengalami perjumapaan dengan Tuhan sehingga menguatkan kehidupan dan karakternya. Tuhanpun mempercayakan pelayanan misi keliling di beberapa kota seperti di Pedalaman Kaltim, Berau, Surabaya, Jember, Situbondo, Sidoarjo, Bandung, Sumedang, Jakarta, Semarang, Jogja, Solo, Palu, Menado, Meda, Rantauprapat Sum-ut, Pekan baru, Batam, Ujung Pandang dan kota lainnya bahkan sampai keluar negeri, seperti: Singapore, Malaysia, Thailand, Bahrain, Korea Selatan, Honglong, China, Amerika Serikat, Mexico, Canada dan beberapa negara lainnya. Semua pelayanan yang dipercayakan itu dijalani dengan rasa syukur dan sukacita walaupun kondisi matanya yang kabur dan tak punya air mata yang sebenarnya tak memungkinkan untuk travelling namun itu semua dirasanya bukan kendala baginya. Dengan SEMANGAT HIDUP yang gigih kini ia melayani Tuhan kemanapun Tuhan suruh pergi.

Bahkan Tuhan juga mempercayakan kepadanya seorang putri kedua yang lahir bagi dia dari isterinya yang lahir baginya 31 mei 1999 hal inipun mengagumkan banyak orang padahal secara manusia tidak mungkin dia bisa memiliki anak. Itulah kedasyatan yess yang ia layani. (yah walau ada orang-orang yang sinis dengannya dengan semangat hidupnya itu, Samuel dibilang pura-pura buta...) Namun Samuel tetap berkata "Biar Tuhan saja yang tahu"

Bukan hanya itu Tuhan juga kini memberkati dia dengan rumah yang bagus di Samarinda dan juga mobil yang Tuhan berikan kepadanya dengan caraNya yang ajaib pada th 2007 yang lalu, yang luar biasa lagi Tuhan telah menggerakkan seorang ibu di Surabaya, seorang ibu yang sederhana namun mampu mempersembahkan sebuah rumah di komplek Prambanan Resident Surabaya bagi Bapak Samuel dan proses penebusan akte jual beli sertifikat dan biaya lainnya telah Tuhan tolong dengan ajaib sehubungan rumah itu.

Rumah senilai 1,2 Milyar telah Tuhan sediakan secara ajaib bagi hamba Tuhan ini. Apa yang dia kuatirkan dulu tentang apa yang harus dia makan, minum dan pakai sehingga karena kekuatirannnya ia terpaksa lari dari Tuhan, kini Tuhan Yesus telah menyediaannya bagi dia dengan caraNya yang ajaib sehingga berkat yang dia terima dari Tuhan kini jauh lebih besar dibandingkan dulu waktu ia lari dari Tuhan.



Kini dia bersama isteri dan kedua putrinya tetap melayani sebagai gembala jemaat di GBI Aula Rudal (GBI Keluaga Imamat Rajani) Bontang Kaltim. Dengan segala kesederhanaan pelayanannya, mereka tetap bertahan di kota itu. Sungguh Allah kita tidak pernah berhutang pada umatNya. Penyesalan sempet ada dalam hatinya ,”Coba kalau saya dulu tidak lari dari panggilan Tuhan, mungkin saya tidak harus mengalami bayar harga seberat itu dan kehilangan pandangan mata saya seperti saat ini, namun syukur pada Allah lewat ini semua saya bisa belajar untuk mengenal dan mempercayai Yesus sebagai majikan dan Tuhan saya”’ tukasnya pada saya.

IMPARTASI KESEMBUHAN ILAHI
Tuhan memang belum menyembuhkan secara total kondisi kedua belah matanya, namun kini Tuhan sedang memakai dia untuk suatu pelayanan kesembuhan di banyak tempat/gereja baik di Indonesia atau di luar negeri. Banyak orang sakit, tuli, buta, lumpuh, sakit ginjal, tumor, diabetes, dan berbagai penyakit lain yang Tuhan sembuhkan dengan memakai hidupnya.. Baginya merupakan suatu kehormatan karena Tuhan bersedia menerima keberadaannya dan masih berkenan memakai dia untuk tugas pelayanan di akhir zaman ini. 

Sungguh bagi Dialah segala pujian hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya.. Kesaksian ini dapat disimak di www.youtube.com dengan searchnya anda ketik dengan: “kesaksian samuel” juga “pengantar kesaksian” atau www.gbigraceful.blogspot.com. Jika ingin diberkati oleh kesaksian ini dan pelayanannya dapat menghubungi langsung di 08125549996 atau email: samuel7april@yahoo.com dan sansan7april@gmail.com atau HP +62817338773

Demikianlah kesaksian ini, kami mengharap lewat kesaksian ini kita sebagai umat percaya belajar untuk setuju dengan Tuhan dalam apapaun masalah/keadaan yang kita alamai dan jangan mencoba untuk lari dariNya. Kasih setiaNya cukup bagi kita untuk melihat kuasayaNya yang nyata memelihara kita sampai akhir zaman.



Lihat video kesaksiannya di sini


Sumber : http://kesaksiansamuel1.blogspot.com/

Catatan :
Tulisan telah diedit seperlunya tanpa mengubah maksud dan arti tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar