Selamat Datang

Untuk kalangan atau simpatisan kristiani.

Selamat datang di blog kami, semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Tuhan Yesus memberkati.


Terjemahkan Bahasa / Translate :

Terjemahkan Bahasa

Jumat, 18 Desember 2020

Tentang - "Dokter Gelandangan" Michael Leksodimulyo

Michael Leksodimulyo


Bagi warga dan arek-arek Surabaya dan sekitarnya mungkin tidak asing lagi dengan nama Michael Leksodimulyo yang populer dengan sebutan "Dokter Spesialis Gelandangan". Julukan ini disematkan kepadanya lantaran Dokter Michael, melalui "klinik keliling", menyediakan pelayanan dan pengobatan gratis pada kaum dhuafa atau fakir-miskin yang tinggal di kompleks-kompleks kumuh, kolong jembatan, area pemakaman dlsb.

Karena aktivitas sosial dan dedikasi kemanusiaan yang ia lakukan bersama Yayasan Pondok Kasih, dokter Katolik-Tionghoa ini berhasil meraih sejumlah penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI hingga WHO (World Health Organization).

Tadi malam, Dokter Michael diundang sebagai narasumber (narsum) diskusi (via Zoom) oleh Perkumpulan Boen Hian Tong, Semarang, yang dikelola oleh sahabatku Pak Harjanto Halim. Karena tertarik, saya sempatkan untuk mengikuti diskusi bertema "Tionghoa Mengabdi" ini.

Dari awal hingga akhir saya mendengarkan dengan seksama kisah-kisah heroiknya selama 13 tahun belakangan ini dalam mengabdi pada kemanusiaan, khususnya para manusia yang hidup mereka tidak beruntung secara finansial-ekonomi, yaitu kaum fakir-miskin, khususnya kaum fakir-miskin kota, baik yang balita maupun lansia, dari berbagai latar belakang etnis dan agama.

"Saya melayani siapa saja yang membutuhkan pengobatan dan pertolongan dari etnis dan agama mana saja: Katolik, Protestan, Muslim, Buddha dan bahkan mereka yang tak beragama atau tidak mengakui Tuhan sekalipun," paparnya. Dokter Michael yang bernama Tionghoa Tan Kian Gwan ini (mohon maaf kalau saya salah menulisnya) juga melayani kaum fakir-miskin di wilayah atau "kantong-kantong" konservatif-agama.

Awalnya, tak jarang dia dimaki-maki oleh sejumlah orang dituduh melakukan "Kristenisasi" atau dituduh "Cino medit metitit" (pelit) karena hanya memberi sembako, mi instan, atau makanan. Bukan hanya itu saja. Ia juga pernah diusir, dilempar dengan makanan yang ia berikan, atau bahkan diludahi.

Tapi Dokter Michael bergeming. Ia tak memperdulikan semua itu. Ia tetap tersenyum, sabar, tabah, dan terus datang & melayani mereka yang membutuhkan hingga akhirnya mereka menyadari kalau apa yang Dokter Michael lakukan adalah murni pelayanan dan pengabdian kemanusiaan yang didasari pada spirit cinta-kasih tanpa embel-embel ormas, parpol, dan agama tertentu. "Mereka yang dulu sempat mencurigai, membenci, dan memusuhiku, kini jadi mendukungku," katanya.

Bahkan di era awal Covid (sekitar Maret - Juni, 2020) di saat banyak dokter dan suster tiarap tak mau memberi pelayanan karena takut, ia rela "blusukan" ditemani istri tercintanya yang selalu mendukungnya. "Ditemani istriku, saya keliling membagikan sembako maupun memberi pengobatan gratis pada warga miskin di masa-masa awal Covid," ungkapnya. "Sekarang ada lebih dari 360an yang menjadi relawan," tuturnya.

Dokter Michael dan Yayasan Pondok Kasih bahkan tidak hanya bergumul di bidang pengobatan gratis saja tetapi juga bergerak di kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya yang dihadapi warga fakir-miskin kota. Misalnya, membantu usaha mandiri kecil-kecilan, berternak atau bercocok tanam sistem hidroponik dlsb. Ia juga memprakarsai pendirian mushala, sekolah dan “tempat ngaji” untuk anak-anak Muslim yang tinggal di kompleks kumuh. “Saya sering memberi ‘sekolah Minggu’ disini tapi bukan untuk mengkristenkan mereka melainkan untuk berbagi tentang pentingnya cinta-kasih pada sesama umat manusia dan makhluk Tuhan,” terangnya.

***

Apa yang menyebabkan dokter Michael memilih jalan menjadi "dokter gelandangan"? Momen apa yang membuatnya pindah haluan menjadi “dokter keliling” melayani warga miskin kota? Peristiwa apa yang membuat dokter Michael memilih mundur dari jabatannya sebagai wakil direktur RS Adi Husada, Surabaya, dan memilih sebagai “dokter blusukan”?

“Suatu saat,” dokter Michael mengisahkan, “Saya diajak jalan-jalan oleh Ibu Hana Amalia Vandayani, Ketua Yayasan Pondok Kasih, untuk mendatangi warga miskin yang tinggal di tempat-tempat kumuh, kolong jembatan, atau kompleks pemakaman yang sulit mendapatkan akses kesehatan. Di tengah jalan kami memergoki orang tua berpenampilan lusuh dan berjalan “ngesot” terseok-seok mencoba menyeberang jalan raya. Seketika Ibu Hana minta turun dari mobil. Ia kemudian berlari menuju orang tua itu kemudian memeluknya erat dengan penuh kasih. Ibu Hana kemudian mengatakan padaku, orang tua ini dan fakir-miskin lain adalah mutiara Tuhan. Jika kamu merasa mencintai Tuhan, maka cintailah mereka dengan segenap hati dan pikiran.”

Momen itu telah meruntuhkan hati doker Michael. Sesampai di rumah dia menangis sesenggukan hingga sang istri bertanya-tanya. Ada apa? Dipecat dari Rumah Sakit? Dokter Michael kemudian mengisahkan pengalamannya pada istri tercinta. Tak lupa ia mengutarakan maksudnya untuk mengajukan pengunduran diri sebagai wakil direktur RS Adi Husada supaya lebih fokus melayani masyarakat miskin kota yang membutuhkan pertolongan kesehatan dan pengobatan. Maka begitulah ia kemudian bergabung dengan Yayasan Pondok Kasih.

Selama ini, sebelum bergabung dengan Yayasan Pondok Kasih, dokter Michael merasa bersalah karena belum memenuhi “janji seorang dokter” dan belum mengabdi secara maksimal pada warga fakir-miskin. Padahal, ia sendiri berasal dari keluarga miskin. Orang tuanya adalah penjual pakaian di Pasar Karang Turi, Surabaya. Karena itu mereka hanya bisa menangis saat Micahel remaja mengutarakan niatnya ingin kuliah di Fakultas Kedokteran yang tentunya sangat mahal. Meski orang tua membujuknya untuk mengurungkan niatnya karena tak mampu membiayainya, Michael bergeming. Ia bersikeras ingin menjadi dokter.

Tuhan pun akhirnya mendengar – dan mengabulkan – niat dan keinginannya. Maka, ia pun mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Tetapi karena tidak punya uang cukup untuk biaya perjalanan, akhirnya ia pun naik kapal barang dan terlunta-lunta di lautan. Di Manado pun ia sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga supaya dapat tempat untuk tinggal dan makan.

Kini dokter Michael sudah memenuhi janjinya. Ia pun merasa lebih bahagia dengan jalan barunya yang ia tempuh itu. Tak lupa ia berterima kasih pada warga fakir-miskin yang telah membukakan mata-hatinya dan menunjukkan jalan baginya untuk mendapatkan “mutiara-mutiara” Tuhan yang terpendam di tempat-tempat kumuh, panas, dan pengap, bukan di tempat-tempat ibadah yang indah, ber-AC, dan megah.




Direktur Nusantara Institute, dosen King Fahd University, dan senior fellow Middle East Institute Jabal Dhahran, Jazirah Arabia

Sabtu, 01 Februari 2020

Kesaksian - Saya Mengenal Dan Berjumpa Dengan Tuhan Yesus

Ayu Carine

Saya mantan muslim, keluarga saya broken home, saya tinggal sama bapaku, saya dulu masih sekolah sudah didoktrin untuk radikal, diajarkan untuk membunuh yang tidak seiman apalagi orang kristen, sedangkan membunuh itu dihukum,menurut pikiran saya waktu itu, “Kenapa tidak guru saya sendiri yang membunuh kenapa harus mendoktrin kami... “ 

Kita disuruh mengimani nabi Isa/Yesus, kalau kita tidak beriman pada-NYA, kita masuk neraka, dan yang ada dalam pikiran saya, "Kenapa tidak sekalian kita masuk kristen saja kalau disuruh mengimani nabi Isa. Lalu jika kita membunuh orang kristen nanti matinya kita dijemput bidadari, di surga, nanti kita bebas melakukan hubungan sex dengan siapa saja yang kita mau,,,dan yang ada dalam pikiran saya ‘Katanya allah mahasuci, masa di surga tempatnya nge sex’... karena saya orangnya tidak mudah percaya, saya cari sendiri di Alquran dan itu benar ada ayatnya, dan masih banyak ajaran yang tidak masuk akal.." 

Tiket surga umat islam adalah membunuh orang kristen atau mengislamkan orang kristen ... Maka kenallah saya dengan orang yang sekarang menjadi suami saya yang beragama kristen, dalam pikiran saya,"Wah...tiket surga datang ...“ Siapa sih yang tidak mau masuk surga lalu kami berpacaran dan saya islamkan dia, saya hamil diluar nikah akhirnya kami nikah secara islam karena kepepet, setelah lahiran, saya diboyong mertua untuk ikut keluarga suami, suami saya kembali ke kristen dan saya marah hingga mau bercerai tapi suami tidak mau menceraikan saya,, setelah anaku saya usia 6 bulan saya dipaksa masuk kristen, dibaptis dan menikah kembali secara kristen,,, dalam hati berontak tapi enggak berani, pas pertama ibadah di gereja saya ditegur ayat "Bukan kamu yang memilih Aku melainkan Aku yang memilih kamu.” Akhirnya pasrah dan saya berpikir ini takdir Tuhan, tapi kenapa Tuhan pilih saya, dan saya menerima Tuhan Yesus, toh dalam islam disuruh mengimani nabi Isa walau tidak tahu cara mengimani yang benar bagaimana ... 

Suami tidak membimbing saya cara menjadi kristen yang benar bagaimana, kami berdua jatuh kedalam dosa,,, suami saya terjebak mendalami ilmu hitam, kami berdua sering bertengkar tidak pernah ada damai, kami sibuk dengan kehidupan dunia... tapi Tuhan terlalu baik, kami tidak pernah kekurangan apapun. 

Saya menyadari bahwa selama ini kami jauh dari Tuhan, saya mulai menata hidup, cara menjadi kristen yang benar, dulu mikirnya sama, agama sama cuma caranya yang beda, akhirnya terlintas dalam pikiran,"Apa benar yang saya imani selama ini adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan ?" Disitu saya mulai mendalami lagi Alquran dan membandingkan dengan Alkitab. Saya mulai kebingungan dengan isi Alquran, ada ayat yang menyuruh kita mengimani nabi Isa, dan ada ayat yang menyangkal Isa hanya nabi bukan Tuhan,, syaahadat di islam adalah "Tidak ada Tuhan selain Allah"... kafir yang disebutkan dalam Alquran adalah orang kristen, dan kafir di ayat yang lain adalah orang yang tidak beriman pada nabi Isa... saya mulai bingung tapi saya percaya hanya Isa atau Yesus adalah satu-satunya jalan yang lurus,,, dan saya mulai berpikir,"Keluarga saya masih belum mengenal Tuhan, apa saya bisa membawa keluarga saya pada jalan yang benar... saya berdoa tiap malam minta pengampunan karena orang tua saya tidak percaya Tuhan Yesus,,, meski waktu itu saya belum melihat neraka tapi saya percaya neraka itu ada..." 

Pada tanggal 18 Oktober 2019 saya bermimpi didatangi Tuhan Yesus dan berkata,"Akulah mesias, Akulah jalan kebenaran dan hidup"... tapi saya masih tidak percaya Tuhan bisa datang dalam mimpi saya, saya kira cuma bunga tidur.. setelah 2 hari, saya mimpi lagi Tuhan Yesus di salib dan saya bersimpuh di kakiNYA dan saya melihat dua antrian manusia yang satu menuju Tuhan, yang satu antriannya gelap tapi engga tau menuju kemana... saya berpikir apa maksud Tuhan datang dalam mimpi sampai 2 kali... 

Mulai saat itu saya sering mendengar suara Tuhan untuk memberitakuan injil kepada keluarga dan teman-teman saya karena waktunya sudah dekat,,, tapi saya masih tidak percaya itu suara Tuhan dan saya berpikir cuma halusinasi, saya tidak menghiraukan suara itu tapi seperti ada yang menguasai diri saya untuk mulai mengabarkan injil pada keluarga dan teman-teman, meski dibenci dan ditolak, saya tidak marah... 

Karena saya mengira bahwa diri saya gila, saya berdoa minta sama Tuhan,"Jika apa yang saya dengar dan saya lihat benar Engkau Tuhan, tunjukkan aku neraka atau surga, saya berjanji akan bersaksi pada semua orang." 

Tanggal 18 Desember 2019 saya bermimpi berada di tengah neraka melewati sebuah jembatan kecil, saya melihat di sebelah kiri jutaan manusia di dalam lautan darah mendidih dan di sebelah kanan manusia-manusia di dalam api yang berkobar, mereka kesakitan minta tolong,,,, di depan saya melihat Tuhan Yesus dengan penuh sinar terang mengulurkan tanganNYA, lalu saya terbangun dada saya sakit karena merasa ketakutan yang sangat hebat, saya stres tiga hari tidak mau makan karena melihat neraka, lalu saya penuhi janji saya sama Tuhan untuk mengabarkan injil pada semua orang... karena agama tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan kita dari api neraka adalah iman kita kepada Tuhan Yesus. 

Pas malam natal saya pergi, di tempat keramaian tiba-tiba Tuhan Yesus membawa saya ke dunia lain, saya melihat dunia ini gelap dan banyak manusia dipenuhi roh kegelapan,, saya bilang sama Tuhan, "Tuhan sudah cukup,saya enggak mau lihat, saya takuut".... Tuhan bilang,"Kamu harus tahu karena kamu bukan bagian dari dunia ini..." Seketika kembali normal. Kadang saya juga tidak percaya dengan apa yang saya alami... 

Tanggal 23 Januari 2020, saya bermimpi lagi berada di tengah keramaian, saya memberitakuan injil, saya bilang sama orang-orang,"Ini akhir zaman, Tuhan Yesus itu Isa, Dia ingin menyelamatkan kalian, Dia mengasihi kalian",,, tapi satupun tidak ada yang percaya dan saya melihat Tuhan Yesus menangis meneteskan air mata, seketika itu bumi diguncang dan saya dibawa Tuhan ke ladang bunga yang indah sampai saya tidak mau pulang,,, enggak tahu itu surga atau taman Firdaus, saya kurang paham. 

Saya bukan pendeta juga bukan pelayan Tuhan, saya hanya manusia berdosa yang diangkat Tuhan dari kegelapan. Dan saya minta doanya agar keluarga saya, kedua orang tua saya dijamah hatinya oleh Tuhan agar mau bertobat dan berbalik pada Tuhan. 

Sekian kesaksian versi lengkap saya bahwa surga neraka itu nyata bukan dongeng... mari kita kabarkan injil kepada semua orang yang masih belum mengenal Tuhan, sebanyak mungkin kita memenangkan jiwa-jiwa untuk diselamatkan, jangan takut membawa kebenaran karena Tuhan menyertai kita, Tuhan Yesus memberkati.




Disadur dan disunting dari :   https://www.facebook.com/groups/869600170074463/permalink/1034189230282222/