Kesaksian lengkap saya bagaimana pertolongan Tuhan Yesus yang meloloskan saya dari kelompok Laskar Jihad :
Saat itu sekitar tahun 1998 (saat Situbondo bergolak).. saya pindah ke Jakarta dan saya berangkat dengan satu teman perempuan namanya Gaby Kaweingian.
Kami berdua naik KM Umsini dan ambil tiket kelas ekonomi saja, karena kelas I dan II sudah penuh. Waktu pindah, koper saya cukup banyak ada 6 item, maklum pindah kota.
Kemudian kapal bergerak meninggalkan pelabuhan Bitung dan suasana di atas kapal sangatlah ramai. Dan agak sore terdengar pengumuman dari kapten kapal bahwa di ruangan makan ada kebaktian untuk umat nasrani.
Kebetulan saya dan Gabby tidak ikut, kami memilih tetap beristirahat di tempat kami.
Saat saya lagi asik atur barang-barang bawaan saya, tiba tiba ada satu pemuda dekati saya, dan bertanya “Non, kok ngga ikut kebaktian? emangnya non bukan nasrani ya..?” Saya menoleh dan melihat pemuda itu. Saya bilang ,”Saya orang kristen, tapi saya tidak ikut kebaktian. mau istirahat aja di sini”
Lalu kami berkenalan dan dia bilang namanya Suhardi dan dia beragama Islam (dia belum bilang ke saya kalau dia salah satu ketua laskar jihad)
Dan dia ajak saya bercakap-cakap hampir tiga jam lamanya. Teman saya Gabby tetap disamping saya sambil berbaring. Dan Suhardi ama teman-temannya ikut dengar percakapan kita berdua.
Dia bilang dia sering lihat di dinding-dinding rumah orang Kristen banyak gambar-gambar nabi Isa. Lalu Suhardi bertanya sama saya “Non Vero, kenapa ada istilah Tritunggal? Kenapa Tuhan orang Kristen ada 3 (Allah Bapa, Yesus dan Roh Kudus)... Dan saya jelaskan bahwa Allah Bapa itu siapa, Yesus itu siapa dan Roh Kudus itu siapa.
Dia mulai bertanya agak banyak, dan saya mulai merasakan bahwa dia mau menguji saya. Dalam hati saya berdoa “Tuhan berikan hikmat kepada saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya.”
Suhardi bertanya lagi ,”Kenapa orang Kristen yakin mereka selamat?” Saya bilang “Orang kristenpun belum pasti selamat, karena tidak ada agama yang menyelamatkan. Semua agama baik, tapi yang menyelamatkan kita adalah Yesus Tuhan.”
Suhardi penasaran,”Jadi saya tidak selamat?” saya jawab, jika kamu tidak percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, kamupun tidak selamat.”
Dia tanya,”Kenapa non Vero yakin aku tidak selamat?” saya jawab,”Karena di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang didalamnya kita beroleh keselamatan, kecuali hanya di dalam nama Yesus. Jadi jika kamu Suhardi ngga percaya sama Tuhan Yesus, kamu tidak masuk surga.”
Dan banyaak lagi dia kasih pertanyaan sama saya, dan puji Tuhan hikmatNya mengalir terus tiap dia selesai bertanya.
Kemudian sejam kemudian, saya bertanya sama dia dengan hati-hati “Suhardi, kamu dengan siapa di kapal ini?” Dia menunjukkan beberapa temannya yang semua laki-laki bahkan ada satu bapak yang agak serem kumisnya lebat kayak pak Raden , menatap tajam sama saya tanpa senyum. Saya hanya melihat sekilas aja tidak berani ngeliat lama-lama ... dan saya tanya lagi sama Suhardi, ”Kamu dan kawan-kawan islam dari golongan mana? NU atau Muhamadiyah ...?”
Dan Suhardi menjawab, “Kami laskar jihad.”
Saya tercekat dan tertegun lama sekali.. “Kamu laskar jihaad??”
Suhardi bilang “Iya, kami sedang menuju satu tempat untuk berjihad.”
Saya terdiam lama, dan mulai agak tegang. Saya genggam tangan Gabby dan berbisik sama Gabby,”Gab, jangan tinggalin saya di sini. Pokoknya jangan kemana-mana yah.” Kita berdua saling genggam tangan dan dalam hati mulai terus berdoa ...”Tuhan Yesus, apakah malam nanti saya akan jadi almarhumah? Tuhan lindungilah saya dan Gabby...”
Saya bilang sama Gabby,”Gab, karena terlanjur cerita tentang Yesus, kita harus terus cerita semua tentang Tuhan Yesus. Yang penting dia orang tahu, hanya Yesus satu-satunya Juruselamat !” Dan Gabby mengiayakan..
Lalu saya bilang sama Suhardi,”O ya, tapi kita berteman kaan...? Kita bersahabat kaan?” dan Suhardi bilang,”Iya, kamu dan temanmu baik, dan saya suka berteman dengan kamu”… Saya menghela nafas lega, walaupun dalam hati masih cekat cekot... sport jantung.
Lalu Suhardi bertanya,”Non Vero, kenapa yah orang Kristen itu kok yah tetap sabar, diam saja walaupun sudah dibakar gerejanya, sudah dianiaya, ditekan, dan lain lain?"
Saya bilang,”Karena Tuhan Yesus mengajarkan kita tentang Kasih, kita harus mengampuni orang yang menyakiti kita, dan jangan membalas yang jahat dengan yang jahat. Kalau pipi kiri ditampar, ngasih pipi kanan.”
Dan saya bertanya,”Kenapa kalian berjihad? bukankah membunuh itu dosa?”
Suhardi menjawab,”Mereka diajarkan berjihad karena bakal dapat pahala masuk surga. Apalagi kalau mereka jihad sama orang Kristen. Jika mereka dapat kepala pendeta, mereka dibayar seharga 50 juta, dan kepala orang kristen biasa 25 juta.”
Saya terkejut setengah mati, dan saya tanya,”Jadi kepala saya ini harganya 25 juta?”... Suhardi bilang,”Iya. Dan mereka berjihad juga kepada sesama mereka sekalipun sesama muslim. Pokoknya jika ada yang menentang mereka, mereka siap berjihad sampai mati.”
Wah teman-teman, saya sangat ngeri dengar penjelasannya yang begitu santai.
Lalu Suhardi bertanya,”Menurut non Vero, apakah kami selamat?”
Saya bilang,”Ngga, jka kamu dan kawan kawan tidak percaya sama Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kalian tidak selamat.”
Suhardi penasaran lagi,”Kenapa non Vero bilang begitu?”
(Dalam hati saya berdoa sama Tuhan Yesus ... ”BAPA, aku harus sampaikan semuanya tentang kebenaranMu, inilah waktunya. Lindungilah saya ya BAPA.”)
Lalu saya menjawab,”Suhardi, kamu harus tahu bahwa di dalam Alkitabnya orang Krsiten dituliskan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang menyelamatkan, selain di dalam nama Yesus.”
Suhardi manggut-manggut… suasana disekitar tempat kami duduk sudah hening, semua teman-teman laskar jihadnya ikut mendengar dan muka mereka seram sekali teman-temanku ...
Aku sudah nekat, sudah kepalang tanggung untuk berhenti cerita tentang Yesus.
Aku udah pasrahkan hidupku sama Tuhan Yesus saat itu.
Dan Suhardi bertanya tentang siapa Roh Kudus, dan siapa Anak ..? dan siapa nabi Isa itu..? Saya bilang Nabi Isa itu adalah Tuhan Yesus yang kalian aniaya itu. Dialah Juruselamat dunia.”
Dan Tuhan kasih saya hikmat untuk menjelaskan semua...
Tapi badan saya sudah berkeringat dingin, membayangkan mau istirahat malam nanti apakah kepala saya masih utuh atau tidak nantinya ... Oh my Lord.
Usai bercakap-cakap selama 3 jam, saya berbaring dengan Gabby di kasur busa kami, dan koper-koper saya bikin jadi pembatas dan pagar dengan penumpang yang ada di sebelah kami.
Saya melamun, memikirkan nasib kami berdua, karena saya sadar di sekeliling tempat kami rupanya kelompok jihad yang diketuai Suhardi berada. Dan saya sudah bilang kebenaran tentang YESUS TUHAN.. dan saya lega bisa cerita semuanya pada dia.
Wah teman-teman selanjutnya mujizat terjadi. . . . . Tuhan melindungi saya dan Gabby dengan kasihNya.
Saat pengumuman makan malam tiba, tiba-tiba Suhardi menghampiri tempat saya dan memanggil nama saya,”Non Vero, udah lapar belom?”
Saya terkejut dengan suaranya. Seperti mendengar suara petirrr..
Saya duduk di atas kasur dan saya bilang,”Sebentar lagi...soalnya masih antri banyak penumpang”.
Dan Suhardi bilang,”Mari non ticketnya...biar saya saja yang ambilin makanannya non Vero ama non Gabby.”
Saya kaget dan natap dia lama-lama... beneran nih pendengaran saya? Tumben dia baik ama kami berdua..?
Dan dia tersenyum, "Lho teman-temanku... kan kita bersahabat.”
Saya ikutan tersenyum. “O iya yaaa, ini ticket kami. Makasih yah Suhardi mau bantuin ambil makanan kami.”
Dan setengah jam kemudian, Suhardi datang membawa dua piring makanan kami dan ticket kami dikembalikannya. Saya ucapkan terimakasih dan saya dengan Gabby makan dengan lahap...
Lalu mujizat berikut Tuhan nyatakan lagi... saat mau istirahat malam.
Lampu di atas kepala kami cukup silau walaupun kami sudah memejamkan mata.
Tiba-tiba Suhardi datang dekati tempat kami membawa sobekan kertas kardus dan dia bilang ,”Permisi non Vero... saya mau nutupin lampunya supaya non Vero dan non Gabby ngga silau kalau mau istirahat.”
Saya terkaget-kaget dengan kebaikan si Suhardi. Saya hanya mampu bilang makasih yah Suhardi.
Lalu saya dan Gabby berdoa pelan-pelan sebelum bobo,”Tuhan Yesus, Engkau tahu kalau Suhardi dan kawan kawan sudah mendengar tentang Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sekarang kami mau bobo, lindungilah kami... bungkus kami dengan Kuasa DarahMu Yesus sepanjang istirahat kami dan selama kami di atas kapal laut ini. AMIN...”
Dan teman-teman... selama 4 hari di atas kapal, Suhardi yang selalu mengambilkan makanan buat kami makan... Saya percaya hatinya sudah mulai dijamah oleh Tuhan Yesus... Haleluyah
Saat itu sekitar tahun 1998 (saat Situbondo bergolak).. saya pindah ke Jakarta dan saya berangkat dengan satu teman perempuan namanya Gaby Kaweingian.
Kami berdua naik KM Umsini dan ambil tiket kelas ekonomi saja, karena kelas I dan II sudah penuh. Waktu pindah, koper saya cukup banyak ada 6 item, maklum pindah kota.
Kemudian kapal bergerak meninggalkan pelabuhan Bitung dan suasana di atas kapal sangatlah ramai. Dan agak sore terdengar pengumuman dari kapten kapal bahwa di ruangan makan ada kebaktian untuk umat nasrani.
Kebetulan saya dan Gabby tidak ikut, kami memilih tetap beristirahat di tempat kami.
Saat saya lagi asik atur barang-barang bawaan saya, tiba tiba ada satu pemuda dekati saya, dan bertanya “Non, kok ngga ikut kebaktian? emangnya non bukan nasrani ya..?” Saya menoleh dan melihat pemuda itu. Saya bilang ,”Saya orang kristen, tapi saya tidak ikut kebaktian. mau istirahat aja di sini”
Lalu kami berkenalan dan dia bilang namanya Suhardi dan dia beragama Islam (dia belum bilang ke saya kalau dia salah satu ketua laskar jihad)
Dan dia ajak saya bercakap-cakap hampir tiga jam lamanya. Teman saya Gabby tetap disamping saya sambil berbaring. Dan Suhardi ama teman-temannya ikut dengar percakapan kita berdua.
Dia bilang dia sering lihat di dinding-dinding rumah orang Kristen banyak gambar-gambar nabi Isa. Lalu Suhardi bertanya sama saya “Non Vero, kenapa ada istilah Tritunggal? Kenapa Tuhan orang Kristen ada 3 (Allah Bapa, Yesus dan Roh Kudus)... Dan saya jelaskan bahwa Allah Bapa itu siapa, Yesus itu siapa dan Roh Kudus itu siapa.
Dia mulai bertanya agak banyak, dan saya mulai merasakan bahwa dia mau menguji saya. Dalam hati saya berdoa “Tuhan berikan hikmat kepada saya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya.”
Suhardi bertanya lagi ,”Kenapa orang Kristen yakin mereka selamat?” Saya bilang “Orang kristenpun belum pasti selamat, karena tidak ada agama yang menyelamatkan. Semua agama baik, tapi yang menyelamatkan kita adalah Yesus Tuhan.”
Suhardi penasaran,”Jadi saya tidak selamat?” saya jawab, jika kamu tidak percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, kamupun tidak selamat.”
Dia tanya,”Kenapa non Vero yakin aku tidak selamat?” saya jawab,”Karena di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang didalamnya kita beroleh keselamatan, kecuali hanya di dalam nama Yesus. Jadi jika kamu Suhardi ngga percaya sama Tuhan Yesus, kamu tidak masuk surga.”
Dan banyaak lagi dia kasih pertanyaan sama saya, dan puji Tuhan hikmatNya mengalir terus tiap dia selesai bertanya.
Kemudian sejam kemudian, saya bertanya sama dia dengan hati-hati “Suhardi, kamu dengan siapa di kapal ini?” Dia menunjukkan beberapa temannya yang semua laki-laki bahkan ada satu bapak yang agak serem kumisnya lebat kayak pak Raden , menatap tajam sama saya tanpa senyum. Saya hanya melihat sekilas aja tidak berani ngeliat lama-lama ... dan saya tanya lagi sama Suhardi, ”Kamu dan kawan-kawan islam dari golongan mana? NU atau Muhamadiyah ...?”
Dan Suhardi menjawab, “Kami laskar jihad.”
Saya tercekat dan tertegun lama sekali.. “Kamu laskar jihaad??”
Suhardi bilang “Iya, kami sedang menuju satu tempat untuk berjihad.”
Saya terdiam lama, dan mulai agak tegang. Saya genggam tangan Gabby dan berbisik sama Gabby,”Gab, jangan tinggalin saya di sini. Pokoknya jangan kemana-mana yah.” Kita berdua saling genggam tangan dan dalam hati mulai terus berdoa ...”Tuhan Yesus, apakah malam nanti saya akan jadi almarhumah? Tuhan lindungilah saya dan Gabby...”
Saya bilang sama Gabby,”Gab, karena terlanjur cerita tentang Yesus, kita harus terus cerita semua tentang Tuhan Yesus. Yang penting dia orang tahu, hanya Yesus satu-satunya Juruselamat !” Dan Gabby mengiayakan..
Lalu saya bilang sama Suhardi,”O ya, tapi kita berteman kaan...? Kita bersahabat kaan?” dan Suhardi bilang,”Iya, kamu dan temanmu baik, dan saya suka berteman dengan kamu”… Saya menghela nafas lega, walaupun dalam hati masih cekat cekot... sport jantung.
Lalu Suhardi bertanya,”Non Vero, kenapa yah orang Kristen itu kok yah tetap sabar, diam saja walaupun sudah dibakar gerejanya, sudah dianiaya, ditekan, dan lain lain?"
Saya bilang,”Karena Tuhan Yesus mengajarkan kita tentang Kasih, kita harus mengampuni orang yang menyakiti kita, dan jangan membalas yang jahat dengan yang jahat. Kalau pipi kiri ditampar, ngasih pipi kanan.”
Dan saya bertanya,”Kenapa kalian berjihad? bukankah membunuh itu dosa?”
Suhardi menjawab,”Mereka diajarkan berjihad karena bakal dapat pahala masuk surga. Apalagi kalau mereka jihad sama orang Kristen. Jika mereka dapat kepala pendeta, mereka dibayar seharga 50 juta, dan kepala orang kristen biasa 25 juta.”
Saya terkejut setengah mati, dan saya tanya,”Jadi kepala saya ini harganya 25 juta?”... Suhardi bilang,”Iya. Dan mereka berjihad juga kepada sesama mereka sekalipun sesama muslim. Pokoknya jika ada yang menentang mereka, mereka siap berjihad sampai mati.”
Wah teman-teman, saya sangat ngeri dengar penjelasannya yang begitu santai.
Lalu Suhardi bertanya,”Menurut non Vero, apakah kami selamat?”
Saya bilang,”Ngga, jka kamu dan kawan kawan tidak percaya sama Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, kalian tidak selamat.”
Suhardi penasaran lagi,”Kenapa non Vero bilang begitu?”
(Dalam hati saya berdoa sama Tuhan Yesus ... ”BAPA, aku harus sampaikan semuanya tentang kebenaranMu, inilah waktunya. Lindungilah saya ya BAPA.”)
Lalu saya menjawab,”Suhardi, kamu harus tahu bahwa di dalam Alkitabnya orang Krsiten dituliskan di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang menyelamatkan, selain di dalam nama Yesus.”
Suhardi manggut-manggut… suasana disekitar tempat kami duduk sudah hening, semua teman-teman laskar jihadnya ikut mendengar dan muka mereka seram sekali teman-temanku ...
Aku sudah nekat, sudah kepalang tanggung untuk berhenti cerita tentang Yesus.
Aku udah pasrahkan hidupku sama Tuhan Yesus saat itu.
Dan Suhardi bertanya tentang siapa Roh Kudus, dan siapa Anak ..? dan siapa nabi Isa itu..? Saya bilang Nabi Isa itu adalah Tuhan Yesus yang kalian aniaya itu. Dialah Juruselamat dunia.”
Dan Tuhan kasih saya hikmat untuk menjelaskan semua...
Tapi badan saya sudah berkeringat dingin, membayangkan mau istirahat malam nanti apakah kepala saya masih utuh atau tidak nantinya ... Oh my Lord.
Usai bercakap-cakap selama 3 jam, saya berbaring dengan Gabby di kasur busa kami, dan koper-koper saya bikin jadi pembatas dan pagar dengan penumpang yang ada di sebelah kami.
Saya melamun, memikirkan nasib kami berdua, karena saya sadar di sekeliling tempat kami rupanya kelompok jihad yang diketuai Suhardi berada. Dan saya sudah bilang kebenaran tentang YESUS TUHAN.. dan saya lega bisa cerita semuanya pada dia.
Wah teman-teman selanjutnya mujizat terjadi. . . . . Tuhan melindungi saya dan Gabby dengan kasihNya.
Saat pengumuman makan malam tiba, tiba-tiba Suhardi menghampiri tempat saya dan memanggil nama saya,”Non Vero, udah lapar belom?”
Saya terkejut dengan suaranya. Seperti mendengar suara petirrr..
Saya duduk di atas kasur dan saya bilang,”Sebentar lagi...soalnya masih antri banyak penumpang”.
Dan Suhardi bilang,”Mari non ticketnya...biar saya saja yang ambilin makanannya non Vero ama non Gabby.”
Saya kaget dan natap dia lama-lama... beneran nih pendengaran saya? Tumben dia baik ama kami berdua..?
Dan dia tersenyum, "Lho teman-temanku... kan kita bersahabat.”
Saya ikutan tersenyum. “O iya yaaa, ini ticket kami. Makasih yah Suhardi mau bantuin ambil makanan kami.”
Dan setengah jam kemudian, Suhardi datang membawa dua piring makanan kami dan ticket kami dikembalikannya. Saya ucapkan terimakasih dan saya dengan Gabby makan dengan lahap...
Lalu mujizat berikut Tuhan nyatakan lagi... saat mau istirahat malam.
Lampu di atas kepala kami cukup silau walaupun kami sudah memejamkan mata.
Tiba-tiba Suhardi datang dekati tempat kami membawa sobekan kertas kardus dan dia bilang ,”Permisi non Vero... saya mau nutupin lampunya supaya non Vero dan non Gabby ngga silau kalau mau istirahat.”
Saya terkaget-kaget dengan kebaikan si Suhardi. Saya hanya mampu bilang makasih yah Suhardi.
Lalu saya dan Gabby berdoa pelan-pelan sebelum bobo,”Tuhan Yesus, Engkau tahu kalau Suhardi dan kawan kawan sudah mendengar tentang Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sekarang kami mau bobo, lindungilah kami... bungkus kami dengan Kuasa DarahMu Yesus sepanjang istirahat kami dan selama kami di atas kapal laut ini. AMIN...”
Dan teman-teman... selama 4 hari di atas kapal, Suhardi yang selalu mengambilkan makanan buat kami makan... Saya percaya hatinya sudah mulai dijamah oleh Tuhan Yesus... Haleluyah
Hari ke 4 di KM Umsini
Sebentar lagi akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. Kami mulai berkemas-kemas dengan barang-barang bawaan kami.
Saya tidak liat lagi Suhardi dan kawan kawan laskar jihad, karena mereka duluan turun.
Lalu si Gabby bilang bahwa dia mau duluan turun mau cari kakak saya di dermaga... dan nanti mereka naik lagi untuk jemput saya dan barang-barang bawaan saya yang cukup banyak. Makanya ticket saya, dibawa Gabby agar supaya kakak saya punya ticket untuk naik ke kapal.
Saya duduk sendirian di pinggiran kasur, sambil meliat penumpang lain mulai berkurang dan berkurang dan akhirnya sepi... semua sudah pada turun.
Pluit pertama berbunyi…………. ttooooooottttt…, tanda dua jam lagi kapal akan siap-siap ke Surabaya.
Saya mulai gelisah, kenapa Gabby belum muncul-muncul juga. Kenapa kakak saya belum muncul juga..?
Pluit kedua berbunyi………. ttoooootttttt...ttoooootttttt…. tanda sejam lagi kapal akan berangkat lanjut ke Surabaya.
Saya mulai berkeringat dingin, wah apa saya harus berangkat ke Surabaya tanpa ticket? aduh kenapa tidak ada kabar?
Saat saya lagi gelisah dan mulai berkeringat dingin... tiba tiba terdengar suara yang keras berteriak,”Non Verooo”… Saya terperanjat kaget. Saya menoleh ke pintu, dan saya liat Suhardi muncul dengan pake topi..
Saya ternganga kaget… Saya cepat-cepat berdoa,”Oh Tuhan Yesus lindungi saya. Jauhkan dari niat jahatnya kepada saya.”
Saya panik liat dia... ada apa dia balik menyusul saya? Apakah dia akan bunuh saya setelah semua penumpang sudah turun…?”
Suhardi mendekat kepada saya,”Non Vero, kenapa masih disini...? kenapa belum turun...? Kapal sudah mau berangkat ke Surabaya sejam lagi.”
Saya jawab,”Saya lagi tunggu kakak saya mau naik ambil barang-barang saya.”
Dan Suhardi langsung menjawab, ”Saya tadi di dermaga udah mau ke Merak dengan teman-teman saya yang lain, tapi ngga tau kenapa saya cari-cari kamu kenapa temanku yang orang Kristen itu belum turun-turun juga dari kapal yah? Lalu tiba-tiba saya tinggalin rombongan saya dan saya langsung naik ke sini. Ternyata betul non Vero masih di sini.”
Saya spontan menjawab,”Puji Tuhan, alhamdulilah... itu Roh Kudus yang bawa kamu naik ke sini Suhardi... “
Dan Suhardi bilang,”Siapa itu Roh Kudus?”
Saya jawab,”Roh Kudus itukan yang menolong dan menghibur kita selalu.”
Lalu Suhardi langsung ambil 4 koper saya... Tangan kanannya megang dua, tangan kirinya megang dua, dan dia bilang,”Sini kamu ikut di belakang saya, jangan jauh-jauh ... kita harus segera turun karena kapal sudah akan berangkat ke Surabaya.”
Dan saya cepat angkat dua koper saya yang lain, dan nguntit dia dari belakang.
Suhardi menerobos kerumunan penumpang-penumpang yang mau naik... Suaranya menggelegar keras sekali menghardik orang-orang yang menghalangi jalannya...
“Minggirrrrr... minggiiirrr… ayo jangan halangi jalanku....”
Dan aku ngeri dengar suaranya yang begitu kasar dan keras sekali. Tapi di situ saya tau hatinya baik sebenarnya... karena kasih Tuhan sudah ada dalam hatinya.
Begitu sampai di dermaga, kami ketemu dengn kakak saya dan Gabby. Rupanya kakak saya tidak bisa naik, karena pemeriksaan ketat. Maklum sejak peristiwa Situbondo semua ticket penumpang yang sudah turun tidak bisa dipake naik oleh penjemput.
Saya tanya sama Suhardi,”Mana teman-temanmu...? kamu tidak ikut mereka?”
Dia menggelengkan kepala,”Saya tidak mau ikut dengan mereka. Saya mau ke Senen aja.”
Maka Suhardipun saya ajak menumpang di mobil kami, dan kami drop dia di Terminal Senen. Setelah dia turun barulah saya cerita sama kakak saya Faby, bahwa yang numpang tadi itu salah satu ketua Laskar Jihad.
Kakakku sangat kaget dan agak pucat....”Aduuh kamu ini Laaa, kamu tidak bilang alamat rumah kita yang di Bintaro kan?” Saya bilang enggak dong.
Dan saya bilang sama kakak bahwa Suhardi yang bantuin saya turun dari atas kapal laut. Dia bilang, dia gelisah kok temannya yang orang Kristen belum turun-turun dari kapal.
Dan tiba di rumah Bintaro, saya ceritakan sama papi saya tentang pengalaman saya di atas kapal laut saat ketemu Suhardi si ketua laskar jihad. Saya bilang sama papi, kalau Suhardi bertanya-tanya tentang Tuhan Yesus dan saya cerita semuanya.
Papi saya menangis terharu karena Tuhan melindungi saya, anaknya papi dari kelompok Laskar Jihad.
Dan seminggu kemudian Suhardi telpon saya, dan dia bilang bahwa sesudah ngobrol dengan saya dia sulit tidur nyenyak. Dia sudah bilang sama teman-temannya yang laskar jihad bahwa di kapal laut dia bertemu dengan perempuan pendeta (maksudnya saya) yang bilang bahwa mereka sekalipun berjihad tetap tidak akan selamat karena tidak percaya sama Tuhan Yesus sebagai Juru selamat.
Dan Suhardi tanya,”Apa yang harus dia lakukan? “
Saya bilang,”Berhenti berjihad, dan cari pendeta agar kamu bisa dibimbing mengenal nama Yesus.”
Suhardi bilang ok. Dan sejak saat itu, saya tidak pernah lagi berjumpa dengan Suhardi dan hilang komunikasi karena saya sudah bekerja di Jakarta dan pelayanan di Gereja Bethel selama 6 tahun saat itu.
Saudara-saudaraku yang kekasih, kesaksian hidup saya ini sungguh tak akan saya lupakan.
Karena saya tahu bahwa Laskar Jihadpun mereka butuh kasih... yakni Kasih BAPA.
Dan saya percaya, selama percakapan kami, Roh Kudus sedang menjamah dia, dan saya dengan Gabby dalam perlindungan Kuasa Darah Yesus.
Dimanapun kita kita berada, teman-temanku... jangan malu menceritakan tentang siapa Yesus Tuhan itu. Karena perlindungan Tuhan yang luarbiasa pasti menjadi bagian hidup kita. AMIN
TERPUJILAH NAMA TUHAN YESUS
NAMA YANG HEBAT DAN BERKUASA
SEGALA KEMULIAAN HANYA BAGI DIA SAJA... AMIN.
Sebentar lagi akan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. Kami mulai berkemas-kemas dengan barang-barang bawaan kami.
Saya tidak liat lagi Suhardi dan kawan kawan laskar jihad, karena mereka duluan turun.
Lalu si Gabby bilang bahwa dia mau duluan turun mau cari kakak saya di dermaga... dan nanti mereka naik lagi untuk jemput saya dan barang-barang bawaan saya yang cukup banyak. Makanya ticket saya, dibawa Gabby agar supaya kakak saya punya ticket untuk naik ke kapal.
Saya duduk sendirian di pinggiran kasur, sambil meliat penumpang lain mulai berkurang dan berkurang dan akhirnya sepi... semua sudah pada turun.
Pluit pertama berbunyi…………. ttooooooottttt…, tanda dua jam lagi kapal akan siap-siap ke Surabaya.
Saya mulai gelisah, kenapa Gabby belum muncul-muncul juga. Kenapa kakak saya belum muncul juga..?
Pluit kedua berbunyi………. ttoooootttttt...ttoooootttttt…. tanda sejam lagi kapal akan berangkat lanjut ke Surabaya.
Saya mulai berkeringat dingin, wah apa saya harus berangkat ke Surabaya tanpa ticket? aduh kenapa tidak ada kabar?
Saat saya lagi gelisah dan mulai berkeringat dingin... tiba tiba terdengar suara yang keras berteriak,”Non Verooo”… Saya terperanjat kaget. Saya menoleh ke pintu, dan saya liat Suhardi muncul dengan pake topi..
Saya ternganga kaget… Saya cepat-cepat berdoa,”Oh Tuhan Yesus lindungi saya. Jauhkan dari niat jahatnya kepada saya.”
Saya panik liat dia... ada apa dia balik menyusul saya? Apakah dia akan bunuh saya setelah semua penumpang sudah turun…?”
Suhardi mendekat kepada saya,”Non Vero, kenapa masih disini...? kenapa belum turun...? Kapal sudah mau berangkat ke Surabaya sejam lagi.”
Saya jawab,”Saya lagi tunggu kakak saya mau naik ambil barang-barang saya.”
Dan Suhardi langsung menjawab, ”Saya tadi di dermaga udah mau ke Merak dengan teman-teman saya yang lain, tapi ngga tau kenapa saya cari-cari kamu kenapa temanku yang orang Kristen itu belum turun-turun juga dari kapal yah? Lalu tiba-tiba saya tinggalin rombongan saya dan saya langsung naik ke sini. Ternyata betul non Vero masih di sini.”
Saya spontan menjawab,”Puji Tuhan, alhamdulilah... itu Roh Kudus yang bawa kamu naik ke sini Suhardi... “
Dan Suhardi bilang,”Siapa itu Roh Kudus?”
Saya jawab,”Roh Kudus itukan yang menolong dan menghibur kita selalu.”
Lalu Suhardi langsung ambil 4 koper saya... Tangan kanannya megang dua, tangan kirinya megang dua, dan dia bilang,”Sini kamu ikut di belakang saya, jangan jauh-jauh ... kita harus segera turun karena kapal sudah akan berangkat ke Surabaya.”
Dan saya cepat angkat dua koper saya yang lain, dan nguntit dia dari belakang.
Suhardi menerobos kerumunan penumpang-penumpang yang mau naik... Suaranya menggelegar keras sekali menghardik orang-orang yang menghalangi jalannya...
“Minggirrrrr... minggiiirrr… ayo jangan halangi jalanku....”
Dan aku ngeri dengar suaranya yang begitu kasar dan keras sekali. Tapi di situ saya tau hatinya baik sebenarnya... karena kasih Tuhan sudah ada dalam hatinya.
Begitu sampai di dermaga, kami ketemu dengn kakak saya dan Gabby. Rupanya kakak saya tidak bisa naik, karena pemeriksaan ketat. Maklum sejak peristiwa Situbondo semua ticket penumpang yang sudah turun tidak bisa dipake naik oleh penjemput.
Saya tanya sama Suhardi,”Mana teman-temanmu...? kamu tidak ikut mereka?”
Dia menggelengkan kepala,”Saya tidak mau ikut dengan mereka. Saya mau ke Senen aja.”
Maka Suhardipun saya ajak menumpang di mobil kami, dan kami drop dia di Terminal Senen. Setelah dia turun barulah saya cerita sama kakak saya Faby, bahwa yang numpang tadi itu salah satu ketua Laskar Jihad.
Kakakku sangat kaget dan agak pucat....”Aduuh kamu ini Laaa, kamu tidak bilang alamat rumah kita yang di Bintaro kan?” Saya bilang enggak dong.
Dan saya bilang sama kakak bahwa Suhardi yang bantuin saya turun dari atas kapal laut. Dia bilang, dia gelisah kok temannya yang orang Kristen belum turun-turun dari kapal.
Dan tiba di rumah Bintaro, saya ceritakan sama papi saya tentang pengalaman saya di atas kapal laut saat ketemu Suhardi si ketua laskar jihad. Saya bilang sama papi, kalau Suhardi bertanya-tanya tentang Tuhan Yesus dan saya cerita semuanya.
Papi saya menangis terharu karena Tuhan melindungi saya, anaknya papi dari kelompok Laskar Jihad.
Dan seminggu kemudian Suhardi telpon saya, dan dia bilang bahwa sesudah ngobrol dengan saya dia sulit tidur nyenyak. Dia sudah bilang sama teman-temannya yang laskar jihad bahwa di kapal laut dia bertemu dengan perempuan pendeta (maksudnya saya) yang bilang bahwa mereka sekalipun berjihad tetap tidak akan selamat karena tidak percaya sama Tuhan Yesus sebagai Juru selamat.
Dan Suhardi tanya,”Apa yang harus dia lakukan? “
Saya bilang,”Berhenti berjihad, dan cari pendeta agar kamu bisa dibimbing mengenal nama Yesus.”
Suhardi bilang ok. Dan sejak saat itu, saya tidak pernah lagi berjumpa dengan Suhardi dan hilang komunikasi karena saya sudah bekerja di Jakarta dan pelayanan di Gereja Bethel selama 6 tahun saat itu.
Saudara-saudaraku yang kekasih, kesaksian hidup saya ini sungguh tak akan saya lupakan.
Karena saya tahu bahwa Laskar Jihadpun mereka butuh kasih... yakni Kasih BAPA.
Dan saya percaya, selama percakapan kami, Roh Kudus sedang menjamah dia, dan saya dengan Gabby dalam perlindungan Kuasa Darah Yesus.
Dimanapun kita kita berada, teman-temanku... jangan malu menceritakan tentang siapa Yesus Tuhan itu. Karena perlindungan Tuhan yang luarbiasa pasti menjadi bagian hidup kita. AMIN
TERPUJILAH NAMA TUHAN YESUS
NAMA YANG HEBAT DAN BERKUASA
SEGALA KEMULIAAN HANYA BAGI DIA SAJA... AMIN.
Oleh : Veronica G L Padeatu
Catatan : Naskah telah diedit.
Sumber : https://www.facebook.com/Kasih.Setianya
Amien... Tuhan selalu merencakan yang terbaik kepada siapa saja yang dikasihiNya
BalasHapusTerima kasih tuhan Jesus
BalasHapusWow..Suatu Kesaksian yg luarbiasa. Yang akhirnya Non Vero memenangkan Suhardi yg tadinya jiwanya terhilangkan. Sehingga Suhardi memperoleh Jalan Keselamatan didalam YESUS KRISTUS TUHAN..Halleluya..Amen
BalasHapus