Pdt. Petrus Agung
Saya mau saksikan apa yang kami apa yang kami awali, saya bukan orang yang dari awal langsung mengerti dan kemudian mempraktekkannya, butuh waktu cukup lama buat saya, bahkan saya harus jujur mengaku, mungkin lebih dari belasan tahun untuk belajar memahami TUNTUNAN TUHAN, caranya seperti ini. Tapi Tuhan itu baik, hidup saya seperti DIGIRING dan dalam banyak kesempatan sepertinya saya tidak punya banyak PILIHAN kecuali mengikuti apa yang DIA perintahkan.
Itu sisi yang saya nikmati hari ini, ada banyak orang yang tidak berani DIPAKSA TUHAN, menurut saya kalau kita DIPAKSA TUHAN, jauh lebih enak dihadapkan pada kondisi dimana kita tidak bisa MEMILIH, tidak punya PILIHAN dalam kehidupan kita.
Sebetulnya kelompok yang kami ada di Semarang ini cikal bakalnya dimulai pada tahun 1979.
Kelompok ini aktif menginjil di sekolah, mereka sering kumpul berdoa bersama, lalu mereka kenal dengan seorang hamba Tuhan yaitu Pak Adi Sutanto, ketua sinode kami sekarang, saya berharap dalam 6 bulan kedepan beliau dapat mengajar saudara, karena beliau harus bolak – balik Indonesia - Amerika.
Mereka suatu hari baru pulang dari suatu desa di Boyolali namanya Sampetan, di situ terjadi kegerakan rohani, mereka pulang dengan berapi-api, dan mereka berkata kepada pak Adi “ Kami mau buat KKR”, dan salah satu yang terlibat dalam pembuatan KKR adalah pak Jimmy Oentoro teman saya dari SMA, beliau pendiri gereja GISI (IFGF). Mereka membuat KKR untuk pelajar, pada bulan 1 -2 maret 1979 di Semarang untuk pertama kali mereka membuat KKR untuk pelajar dan saya masih ingat di surat kabar mereka pasang iklan “ Malam Oikumene”, saya sudah bertahun-tahun meninggalkan Tuhan, dari SD kelas 5 saya tidak mau ke gereja lagi, saya duduk di kelas 1 SMA pada waktu itu, buat saya itu menarik karena saya ini Kristen tapi sekolah saya dari TK sampai SMA di sekolah katolik.
Saya tahu liturginya berbeda, ketika dengar kata Oikumene saya berpikir tentang gabungan antara Kristen dan katolik, memang yang berbicara dua orang, satu itu almarhum bapak Ev. Damaris yang baru sekian bulan yang lalu dipanggil pulang oleh Tuhan dan yang kedua Suster Katolik yang baru mengalami jamahan dan penuh Roh Kudus. Ini menarik sekali saya ajak teman saya, saya harus ambil undangan, saya datang ke rumah tempat mereka dan pada waktu itu hadir 300 pelajar gedung itu penuh, saya duduk mengikuti acara yang berlangsung, kemudian bapak Damaris mulai berkotbah, saya masih ingat beliau berkotbah “Orang muda yang kaya”, yang dikatakan tidak berbuat begini, tidak berbuat begitu, kemudian beliau bertanya, “Kalau Anda bagaimana ?”, seperti ada palu besar yang menghantam muka dan hati saya, saya sadar dan berkata “Tuhan, aku ini orang berdosa”, padahal waktu itu saya tidak pernah berjudi, berzinah atau berbuat dosa yang lain, saya kenal perempuan cuma istri saya sekarang, saya tidak punya mantan pacar, saya bersyukur untuk itu, karena tidak ada masa lalu yang akan merepotkan saya.
Dan ketika ditantang, siapa yang mau terima Tuhan Yesus, saya tidak bisa tahan, saya lari ke depan saya menangis, saya didoakan saya terima Tuhan Yesus kemudian saya duduk kembali, saya diam dan berkata Tuhan ampuni aku, ini yang saya alami dan baru saya tahu ini yang dinamakan KELAHIRAN BARU, dan mengubah banyak hal, saya pulang naik motor boncengan dengan teman saya, saya lihat dunia di sekitar saya menjadi berbeda, pemandangan indah sekali. Lucunya pada waktu di altar call, panitianya ikut maju ke depan bertobat bareng-bareng, tapi peristiwa itu melahirkan banyak hamba Tuhan, pak Jimmy Oentoro jadi hamba Tuhan sampai hari ini, Keluarga itu sukses dibidang bisnis dan menjadi hamba-hamba Tuhan sampai hari ini, Anda mungkin kenal namanya pak Bambang Budianto yang mendirikan PESAT ( pelayanan desa terpadu ) itu bertobat pada malam yang sama, di Amerika ada beberapa gereja itu didirikan oleh orang-orang yang bertobat di malam yang sama, kalau saya hitung menghasilkan puluhan hamba-hamba Tuhan, anak –anak pelajar yang dimenangkan Tuhan pada awal KEGERAKAN saat itu.
Dan kemudian pada bulan Agustus kami undang almarhum pak Yeremia Rim, ketika dibuat KKR ke 2, 2000 pelajar lahir baru, ITU AWAL dari KEGERAKAN dan kermudian API kegerakan menyebar ke Surabaya dan Bandung, sebab teman-teman yang lulus SMA kuliah kemana – mana. Sebagian pindah ke Amerika termasuk pak Jimmy Oentoro sehingga dia buat KEGERAKAN di sana, menyebar kemana- mana, kemudian Pak Daniel Alexander dan pak Adi Sutanto keliling ke eropa dan membawa API KEGERAKAN. Dan di mana-mana diseluruh dunia kalau anda lihat ada pelajar/komunitas Indonesia selalu ROH TUHAN bekerja, ITU AWAL tahun 79 di kota Semarang, Pertobatan saya adalah bagian daripada PANEN awalnya Tuhan Yesus di kota Semarang untuk pelajar.
Waktu terus berjalan mulailah ada PANGGILAN dalam hidup saya untuk menjadi seorang HAMBA TUHAN, tapi saya mau beritahu saudara saya dipanggil jadi hamba Tuhan bukan karena mimpi atau penglihatan, atau malaikat datang. Semuanya dimulai dengan ada KERINDUAN di dalam hati saya, dulu saya sering kumpul dengan hamba–hamba Tuhan, mereka sering datang ke Semarang, saya berkata “ Tuhan hidup seperti mereka itu luar biasa, HIDUP CUMA 1X tapi setiap kali mereka datang kami diberkati, ada banyak orang hidup hanya UNTUK DIRI SENDIRI, cari kerja, cari duit, bangun keluarga, bangun perusahaan tapi hanya untuk diri sendiri .tapi orang–orang ini setiap datang HATI KAMI BERGAIRAH MENGIKUT TUHAN, Tuhan aku mau HIDUP YANG MULIA seperti mereka." 1X HIDUP tapi MULIA.
Tanpa saya sadari itu merupakan PANGGILAN Tuhan dalam hidup saya. Kemudian saya datang kepada ibu saya dan berkata “Aku mau jadi hamba Tuhan”. Ibu saya orang pertama yang langsung mengiyakan “Aku sudah mengerti”, saya bilang “Darimana bisa mengerti”, dia cerita mengenai MIMPINYA, ibu saya bercerita : Ia melihat di atap rumah kami hinggap seekor burung merpati putih berkilauan, ada banyak orang mencoba naik untuk menangkap burung itu tapi tidak berhasil, dan ibu saya melihat saya membawa tangga dan naik ke atap rumah ketika saya pegang burung itu tidak berontak dan saya membawa masuk burung itu ke dalam rumah, kemudian ibu saya terbangun dan mendengar suara Tuhan Audible “AKU MINTA ANAKMU JADI HAMBAKU “, Tuhan kalau Engkau yang minta malam ini juga aku serahkan ia kepada-Mu.
Memang ibu saya punya karunia mimpi, sering jika saya ada pergumulan bertanya kepada ibu saya dan Tuhan memberi jawab melalui mimpi kepada ibu saya. Saat ini semua keluarga saya, adik-adik saya, orang tua saya dan mertua saya melayani di gereja dan mensuport saya.
Ayah saya berpendapat lain beliau aktif di gereja, tahu gaji pendeta itu berapa, ayah saya berkata, “Jangan, pendeta itu puasa terpaksa, tidak ada pendeta hidupnya enak, hidupnya dikontrol oleh majelis, majelisnya bisa kaya kamu melarat terus ”, itu pemahaman dulu, lama –lama ayah saya melihat suatu yang berbeda dari hidup saya, dia lihat ketika saya sharing firman tetapi pikirannya belum dapat memahami, saya doakan ayah saya, akhirnya ayah saya berkata, “Baik, aku tidak bisa menyangkali kamu memang dipanggil menjadi hamba Tuhan, tapi aku mau selesaikan kewajibanku sebagai orang tua, aku minta satu syarat, berikan ijazah kesarjanaanmu setelah itu berikan hidupmu sebagai hamba Tuhan.”
Setelah waktu berjalan ada seorang hamba Tuhan dari Australia, perth, dan dia sudah mensponsori dua teman saya sekolah alkitab di Perth, satunya pak Bambang Budianto dan satu lagi Pak Sony Mandagi, mereka berdua sudah berangkat, saya orang ketiga yang ditawari. Dia berkata “Kalau kamu mau jadi hamba Tuhan kamu bisa sekolah di kotaku, kamu bisa kerja di yayasanku, aku akan beri kamu uang saku tapi uang sekolah dan tempat tinggalmu gratis”, wah saya bergairah sekali, saya cerita kepada teman –teman “Aku mau sekolah teologia selama 3 tahun dan pulang mengabdi jadi hamba Tuhan”, karena pada saat itu pemahaman kami sederhana sekali, mau jadi hamba Tuhan sekolah alkitab. Saya tidak pernah mengerti bahwa sebetulnya Tuhan bisa didik kita langsung dan hal itu belum menjadi pemahaman saya saat itu.
Kurang seminggu beliau datang ke Semarang, saya berdoa di Taman Getsemani, saya masuk ke gua, guanya belum seindah sekarang, sekarang mirip taman Eden, dulu yang ada tangisan dan air mata, saya masuk di sana, saya sendirian bersama Tuhan, saya berdoa, “Tuhan aku mau ke Australia, aku mau menyiapkan hidupku sekolah alkitab supaya kelak aku bisa jadi hamba-MU melayani Engkau.”
Ketika saya berkata begitu, Tuhan Berbicara, “JANGAN TINGGALKAN KOTA INI ”, saya berkata, “ Tuhan aku mau ke Australia “, Dia berkata, “JANGANKAN KE AUSTRALIA KALAU KAMU TAAT AKU AKAN BAWA KAMU KESELURUH DUNIA “, saya bersaksi kepada saudara itu betul, sudah puluhan negara saya kunjungi karena Injil Tuhan Yesus, tahun ini akan cukup padat buat saya, saya harus berbicara di beberapa Negara, saya baru kembali dari Singapore, saya juga harus mengajar di Kuala Lumpur Scholl of Act, bulan Juni saya harus ke Amerika dan November kembali lagi, saya akan berkotbah di gereja Tommy Barnet, gereja terbesar ketiga di Amerika dan Anda akan dilayani oleh beliau bulan Agustus, ini orang besar yang sangat humble, hobienya makan karie India. Schedule saya padat sekali. Sampai hari ini Dia genapi apa yang Dia janjikan, 5 benua hampir semua sudah saya datangi.
Saya berkata, “Tuhan aku harus sekolah di mana? ”, Tuhan berkata, “KULIAH DI SEMARANG, AMBIL JURUSAN YANG PALING KAMU SUKA “. Anda tahu, kegemaran saya dari kecil bukan matematika dan kimia tapi saya suka baca komik dan komik saya baca bukan sekedar dongeng tapi cerita yang ada sejarahnya, Dari dulu saya suka sejarah. Saya keluar dari gua dan memberitahukan hal itu kepada orang tua saya, mereka berkata, “Kenapa?”, jujur saya KECEWA tapi karena ENGKAU YANG BERKATA-KATA, aku mau TAAT Tuhan.
Saya daftar di Universitas Diponegoro ambil jurusan SEJARAH, saya diterima, semua orang bingung, tapi sekian tahun kemudian saya baru menyadari DIA PUNYA RENCANA YANG LUAR BIASA BAGI HIDUP SAYA. Hari ini pun saya masih merasa seperti bermimpi, belakangan saya tahu SEJARAH/HISTORY adalah KISAH TENTANG DIA/TUHAN, he he…itu pendapat saya. Apa yang terjadi saya kuliah dan Tuhan mulai mengembangkan pelayanan saya, saya berkotbah, di kampung-kampung, di persekutuan doa rumah tangga, 5-7 orang, teman-teman saya berkata memang ada yang DIFFERENT dari cara kamu berbicara, ketika saya 2 tahun di UNDIP, setiap tahun saya rangking 1 bukan karena saya pintar tapi karena saya memang SUKA, sebagian besar teman saya masuk ke jurusan ini karena terpaksa, banyak orang berpendapat “Mau jadi apa masuk sejarah?, jadi fosil, mau ngapain? cari duit apa?, kenapa belajar majapahit? Its over, tinggal reruntuhan, ngapain?, kalau orang belajar science mereka belajar masa depan, tapi kamu belajar masa lalu."
Tapi kalau Anda nikah dengan orang jurusan sejarah, makin Anda tua makin Anda dicintai karena sukanya sama tua-tua, ha ha…., jadi istri saya bahagia sekali karena aku semakin tua kamu semakin cinta kepadaku, amin. Suatu hari ada pemberitahuan dari pihak UNDIP dan berkata “Kami punya calon yaitu Anda, untuk mengambil S2 di Belanda dan setelah lulus Anda dapat mengajar di sini.” Semua teman-teman saya membelalakan mata, mereka berkata bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk Anda naik menjadi pegawai negeri. Tapi saya mengerti PANGGILAN saya dan saya menjawab dengan sopan kepada pihak UNDIP, “Saya berterima kasih atas apa yang ditawarkan tapi saya minta maaf, karena saya sudah berkomitment untuk melayani Tuhan, izinkan saya mengabdi kepada bangsa dan negara ini lewat jalur yang lain “, mereka bisa mengerti.
Kemudian saya lulus kuliah dengan angka yang terbaik dan orang tua saya bahagia, setelah wisuda saya selesai saya serahkan ijazah sarjana saya kepada ayah saya. Ayah saya berkata “Tugasku sudah selesai, silahkan melayani Tuhan“, tetapi semua yang perkataan itu tidak sederhana seperti apa yang Anda pikir, setelah lulus terus mau ngapain. Kurang satu bulan sebelum saya lulus, ketika itu saya lagi naik motor mau kuliah, dan saya berkata-kata kepada Tuhan “Tuhan katanya Engkau mau pakai aku tapi nyatanya sampai hari ini tidak ada tanda-tanda Engkau akan pakai aku, tapi aku masih kotbah dipersekutuan doa dengan 5 -7 orang, seminggu sekalipun tidak hanya 1 bulan sekali , tidak ada signal apapun bahwa Engkau akan memakai aku, terlanjur aku tolak sekolah alkitab di Australia, aku tolak kuliah di Belanda untuk menjadi dosen, kapan Tuhan?, ini pertanyaan yang sering terjadi ketika Tuhan menjanjikan sesuatu dan kita menunggu penggenapannya.”
Tuhan menjawab pertanyaan saya “ SETELAH LULUS MENIKAH DULU, SETELAH MENIKAH AKU AKAN PAKAI ENGKAU “, “Tuhan menikah bukankah perlu biaya, rumah tangga kan perlu income, kalau aku tidak bergerak dalam pekerjaanMU artinya aku tidak ada income buat hidupku bagaimana aku berani menikahi calon istriku?, aku beri makan dia apa?, tapi Tuhan tetap Tuhan, DIA diam saja dan berbicara cukup sekali, tapi saya dari dulu DIDIDIK OLEH TUHAN, saya akan coba apa yang terbaik yang saya bisa, saya berbicara kepada calon istri saya, “Tuhan bicara kita segera menikah”, ia menjawab, “Amin”, “ Kamu mau kawin dengan pengangguran?”, “Ya kalau Tuhan suruh tidak masalah”, memang istri saya pribadi yang sangat independent, tidak bergantung kepada orang tua, background dari keluarga yang mampu, dia belajar hidup bergantung dengan Tuhan, itu merupakan support besar dalam hidup saya.
Dan kemudian singkat cerita kami menikah, kami mulai dengan tidak punya apa-apa, tidak berani pesta, dan waktu itu belum berlaku ucapan dalam undangan “Tanpa mengurangi rasa hormat, kiranya tanda kasih bapak & ibu tidak merupakan barang atau karangan bunga.” Atau kesimpulannya “duit dong”, ha ha…, kami tidak pesta hanya menikah di gereja, saya hubungi almarhum Bapak Damaris untuk memberkati pernikahan kami. “Nikah kamu umur berapa ?", jawab saya, "25 om.”, kalau di Semarang, tradisinya menikah hari Minggu, karena orang daerah hari sabtu banyak yang masih bekerja dan kalau Anda tidak pesta, nanti setelah selesai pemberkatan pernikahan, tamu-tamunya kalau pulang diberikan roti atau kue, sebagai tanda terima kasih, saya masih ingat kira- kira biayanya Rp 300 ribu, tahun 1987.
Kenapa saya cerita ini, nanti supaya Anda mengerti, kalau Anda mengikuti apa yang terjadi akarnya dari situ, kenapa orang ini jadi aneh karena dasarnya begitu. Dari sangat muda Tuhan didik saya sehingga itu mempengaruhi KARAKTER dan IMAN saya sampai dengan hari ini, pada saat itu saya tidak punya uang untuk membeli roti, butuh uang kira-kira Rp 300 ribu, teman saya pak Timotius, sekarang masih bersama-sama dengan kami, dulu ia punya percetakan kecil dan ia kenal dengan pemilik satu toko roti di Semarang langganan percetakannya, ia berkata “Aku akan pesan roti untuk keperluanmu, terus bayarnya dengan giro mundur 2 hari “, saya berkata, “Nanti bayarnya bagaimana?”, “Dari uang sumbangan,” saya tak punya pilihan. Akhir pernikahan saya berlangsung dan berjalan dengan baik, karena keluarga istri saya pada waktu itu sebagian besar belum di dalam Tuhan, mereka tidak pernah ke gereja, acara pernikahan dibuat sangat berbeda, kami maju di altar dan diberkati, HADIRAT TUHAN luar biasa, semua hadirin berkata ADA SESUATU YANG BERBEDA, saat ini saya mengerti itulah KEHADIRAN TUHAN sendiri.
Hari ini hampir semua keluarga istri saya mengenal Tuhan Yesus, dan setelah selesai pernikahan saya mendapat begitu banyak hadiah, setumpuk album, ratusan gelas, puluhan jam dinding, panci, termos, dan banyak yang lain, tapi ada juga orang yang berbelas-kasihan dan menyumbang uang. Sehari kemudian saya ke rumah pak Timotius untuk membayar hutang saya dan yang luar biasa, uang yang saya dapatkan jumlahnya persis Rp 300 ribu. Dan teman saya pak Timotius memberi saran hadiah yang saya dapatkan jangan dijual tapi disumbangkan kembali jika saya mendapat undangan, ha ha… akhirnya barang- barang itu habis juga.
Dua minggu setelah saya menikah, ajaib, Pak Timotius Arifin saat itu gembala GBI di Denpasar, mengundang saya berkotbah di Surabaya, waktu itu beliau yang memulai Surabaya Praise Center, dimulai tahun 80, dan saat itu juga sedang boming FGBMFI ( Full Gospel Bisnisman Fellowship international ) beliau adalah bagian dari kegerakan itu, dan pak Arifin yang mempromosikan pelayanan saya, ia yang menyarankan kepada para ketua chapter dan gereja–gereja untuk mengundang saya. SEJAK ITULAH SAYA MENJADI PENGINJIL, saya keliling ke mana-mana. Saya nikmati anugerah Tuhan yang luar biasa.
Background saya bukan orang yang duduk dan belajar, saya tidak pernah sekolah alkitab, dari saya muda TUHAN DIDIK saya, tidak ada orang yang secara dekat mensupport saya kecuali istri saya, tapi yang paling DOMINAN di dalam hidup saya adalah ROH KUDUS, saya belajar bahwa DIA TEMPAT BERGANTUNG dan MEMBERIKAN ARAHAN dalam hidup saya!.
Sampai pada tahun 1990, Tuhan berkata kepada saya “ BUAT GEREJA DISEMARANG “, pada akhir 80 banyak teman-teman penginjil mulai mendirikan gereja, pak Yeremia Rim mulai dengan GKPB ( Gereja Kristen Perjanjian Baru ), Danny Tumiwa, Timotius Arifin, Silas Bela dan banyak teman-teman penginjil lain. Dulu kami ini ibaratnya pendekar yang suka berkelana, tapi akhirnya satu–persatu dari mereka akhirnya ke gereja lokal arahnya. Saya masih bertahan karena saya merasa panggilan saya adalah PENGINJIL, saya berkata pekerjaan dan panggilan paling berat dan tidak enak adalah menjadi GEMBALA, paling enak adalah menjadi PENGINJIL, cukup dengan bahan kotbah tiga, keliling Indonesia orang tidak tahu, zaman dulu belum banyak recording kaset kotbah apalagi video seperti sekarang, kecuali lagi sial, ada jemaat yang juga keliling mendengarkan Anda ternyata kotbahnya sama, saya dulu sering menginap di rumah gembala, kasihan sekali hidupnya, 24 jam ngurusin jemaat, hampir setiap hari harus berkotbah, minggu kotbah di gereja, senin kotbah di pos PI, selasa kotbah di bible study, rabu kotbah di kaum wanita, kamis di kaum pria, jumat di dewasa muda, sabtu kaum remaja, orang yang sama seminggu bisa kotbah 7x, dapat bahan darimana?, lama-lama bisa kering, jemaatnya berkata “Pak undang tamu dong, kalau ada tamu “Kebangunan Rohani “, kalau gembalanya “ Ketiduran Rohani ”, pendeta tamu selalu kelihatan lebih baik, kenapa? Karena kita kumpul hanya dipermukaan, pendeta tamu dengan kesaksiannya yang fantastis, jemaat sering membanding-banding dengan gembalanya. Saya mengerti hal seperti itu karena saya menyaksikannya bertahun-tahun.
Saya berkata, “Jadi pendeta/gembala itu bukan panggilan saya “, kenapa?, pertama : saya paling malas untuk counseling, kedua : saya juga paling malas besuk jemaat, sampai hari ini belum sembuh juga penyakit saya itu, saya paling suka di kasih mimbar dan kotbah, tapi untuk ladenin orang, dengerin orang ngeluh, “Yah ini orang sudah tahu persoalannya, ngerti jalan keluarnya tapi cari pembenaran dirinya “, kadang–kadang saya tidak sabar.
Ketika Tuhan berbicara pertama ke saya “ BERHENTI NGINJIL MULAI DIRIKAN GEREJA “, suara itu saya tengking, “Dalam nama Yesus setan engkau diam “, untuk yang kedua kali Tuhan berbicara kepada saya “ENGKAU TIDAK BISA SEPERTI YANG DULU LAGI, ENGKAU AKU PANGGIL UNTUK DIRIKAN GEREJA DI SEMARANG “, saya ulang lagi, “Iblis dalam nama Yesus diam“, Tuhan berkata “ AKU KENAPA ENGKAU TENGKING “, kaget saya “Loh Tuhan ya”, baru saya sadar..
Tapi tidak gampang saudara, hati saya maju mundur maju mundur, aku tak bisa Tuhan, waktu itu saya punya persekutuan doa, sekitar 100 orang yang hadir tapi saya tidak menggembalakan mereka, saya undang saja hamba-hamba Tuhan untuk kotbah di tempat saya, ketika Tuhan berkata, mulai gereja itu tekanan batinnya luar biasa, dan ketika kami mulai kebaktian kami pertama minggu pagi, yang datang hanya 25 orang, termasuk saya, istri saya, pemain music dan beberapa teman bantu jadi usher. Saat ini beberapa jemaat sudah pulang ke rumah BAPA.
Di Semarang ada jalan namanya jalan gajah mada, di situ ada gereja Bethany, digembalakan oleh Bapak dan ibu Sebadja, mereka saat itu sedang berkembang dengan luar biasa, kami menyewa sebuah tempat tidak jauh dari mereka, tadinya sebuah gudang dan tidak ada air conditionernya, itu tempat termurah yang kami bisa dapat, Anda kalau mau start sesuatu di samping orang yang lagi maju banget, cuma dua pilihannya Anda ikut kena luberannya sehingga ikut maju atau anda akan habis dilibas mereka dan pada waktu itu kenyataannya adalah pada pilihan kedua. Tidak ada orang yang ke tempat kami.
Ditanya kepada jemaat pada saat itu, “Ibu kenapa tidak ikut pindah ke sebelah?”. “Wah saya kasihan dengan pak Petrus kalau saya pindah, habis jemaatnya “, saya mulai dengan sesuatu yang kecil dan tidak berkembang. Saya berkata, “Tuhan lihatlah kenyataannya, aku tidak bisa", tapi TUHAN DIAM saja. Sekarang saya MENGERTI.
BAGIAN KITA ADALAH MENTAATI APA YANG DIA PERINTAHKAN!
Kami tidak pernah BERMIMPI bahwa hari ini seperti yang sekarang, jemaat sekarang yang terdaftar resmi 6000 orang, tapi jumlah seluruh pengunjung 8000 orang, Tuhan beri kami anugerah, kami punya sekolah, kami punya Radio, kami juga melayani para pecandu narkoba, Tuhan beri kami klinik pengobatan, kami punya toko buku dan publishing company, kami punya para misionaris yang melayani di kamboja, vietnam dan di paloh, banyak yang Tuhan kerjakan melalui kami yang tidak masuk diakal.
SERING KITA TIDAK MENGERTI APA YANG TUHAN RENCANAKAN BUAT KEHIDUPAN KITA, BIARKAN ROH KUDUS DIDEPAN KITA DAN KITA DIBELAKANG MENGIKUTINYA DENGAN SETIA,
BAGIAN KITA CUMA SATU LAKUKAN DENGAN TAAT, APA YANG TUHAN PERINTAHKAN DALAM KEHIDUPAN KITA,
PADA WAKTU ENGKAU MENTAATI APA YANG DIA MAU, ANDA AKAN MELIHAT KUASA PENCIPTAAN TUHAN AKAN BERLAKU DENGAN SANGAT HEBAT DALAM KEHIDUPAN ANDA !
Holy Stadium
Dimulai pada: 21 Februari 1991
Anggota aktif pada tahun 2012: 20.000 orang
Pastor Senior: Ps. DR. Petrus Agung Purnomo
Alamat: HOLY STADIUM
JL. Arteri Utara, Kompleks Grand Marina, Semarang 50144 - Jawa Tengah, Indonesia
Telepon: 62,24 7663 2222
Fax: 62,24 7663 2233
Website: www.jkiinjilkerajaan.org
E-mail: holystadium@jkiinjilkerajaan.org
Catatan :
Telah menyelesaikan tugas dan kembali ke rumah Bapa di Surga, Gembala yang kami kasihi, Pdt. Petrus Agung Purnomo pada hari Minggu, 13 Maret 2016, pk. 23.00 WIB.
Sore ini, Senin 14 Maret 2016, pk.19.00 WIB akan ada doa di Holy Stadium Semarang.
Hari Selasa, 15 Maret 2016, ibadah penghiburan pk. 10.00 WIB dan pk. 19.00 WIB.
Hari Rabu, 16 Maret 2016, ibadah pelepasan jenazah pk. 8.00 WIB.
----
Disadur dan disunting dari : https://www.facebook.com/notes/pastor-petrus-agung-purnomo-renungan-harian-/kisah-hidup-awal-pertobatan-pdtpetrus-agung-purnomo/447176851989323/