Seperti biasanya, saya mempelajari sket John Monca dengan kekaguman yang amat dalam. Dalam usia yang ke 40 tahun, ia adalah arsitek terbaik diseluruh negeri, dan salah satu yang terkaya. Dan ia seorang atheis murni.
Pada awal musim dingin tahun 1978, ketika kisah ini dimulai, firma kami sedang dalam tahap akhir menjalani kontrak dengan perusahaan kosmetik LEENA SHAMIR untuk membangun museum taman bunga mereka. Dalam perjalanan pulang saya mengatakan untuk singgah didesa saya dilahirkan bernama Christway untuk melihat pameran seniman2x lokal.
Di kota Christway mobil kami berhenti di depan gereja. Dua ratus meter dari tempat kami berdiri, atap gereja yang suram tampak dari pohon2xan. Kerumunan orang tampak. Puluhan lukisan2x kecil dijejer di depan gereja. Decakan kagum dan komenter keluar dari setiap pengunjung, saya melirik john monca yang tampak tertarik akan bakat2x baru ini.
Kemudian john monca tampak termenung dan kemudian bertanya "kalian sedang membangun apa?" tanyanya. Kemudian saya menariknya dan membawanya ke belakang gereja dan menunjuk kelapangan kosong yang terhampar dihadapan kami. "kami ingin membangun gereja disitu."
John monca berkeliling, ke arah bukit2x hijau, kearah danau dan kemudian dengan nada bergetar dia berbicara kepada dirinya sendiri: "Saya tidak percaya…" dan detik berikutnya ia meloncat kebawah sambil mengangkat tangannya. Teriakannya menggema:"Hanya yang terbaik yang boleh di bangun disini.!!"
Belum pernah saya melihat sisi seniman john monca seperti saat itu. Suatu saat ia berlari ketengah2x lapangan rumput sambil berteriak: "Kau tau Pius, disini sisi depan gereja, menghadap kearah gunung!" disaat lainnya ia sudah berada di atas bukit dan berteriak:"Disini tentu saja arena bermain anak2x!" dari satu tempat ketempat yang lain ia berlari seperti kesetanan: "Disini Air mancur! Disini Altar! Disini rumah pendeta! Disini sekolah minggu…"
John monca bicara dan menunjuk tiap2x titik seolah2x gereja dan bangunan2x lingkungannya sudah berdiri disitu. Semangatnya membuat tubuh saya ikut panas.
Dalam perjalanan pulang ia tidak berbicara apapun, walaupun nafasnya memburu. Ia mengambil kertas demi kertas dan mencoret2x selama 4 jam penuh. Ketika kami tiba dirumahnya, ia masih belum menjawab satupun pertanyaan saya. Ia hanya mengambil tasnya sambil berkata dengan suara parau: "Dan katamu anak2x kecil adalah bakat2x baru yang akan merombak tempat itu? Kau benar teman."
Apa yang saya lakukan siang itu berakibat tidak lazim. Mulanya saya hanya ingin agar john monca menginvestasikan sedikit waktu dan kekayaannya untuk tempat ini. Tapi yang terjadi benar2x tidak saya perhitungkan. Keindahan kota Christway telah menyulut jiwa seni Monca, dan ia bisa memuaskan keinginan menciptanya hingga setuntas2xnya.
Selama seminggu berikutnya kami tidak melihat John Monca dikantor. Telepon ke rumahnya hanya dijawab dengan rekaman suaranya, dan ketukan pintu pada rumahnya tidak pernah dibuka. Ketika kami menerima teguran pertama dari LEENA SHAMIR pada hari jumat, tepat seminggu setelah kontrak ditandatangani, saya merasa telah melakukan sesuatu yang keliru.
Kemudian saya menuju rumah Monca. Saya melihat Monca duduk diberanda, dengan cambang yang belum dicukur dan dengan rambut awut2xan. Ia masih memakai baju tidur yang berbau asam. Mulutnyapun berbau alkohol. Saya curiga ia belum makan beberapa hari terakhir.
"Saya ingin menunjukkan sesuatu padamu." Katanya sambil beranjak kedalam.
Ia membawa saya ke kamar kerjanya. Dimeja tercecer buku tebal ttg Arsitektur gereja. Kemudian ia menunjukkan selembar kertas ukuran lebar,"ini adalah bakal bangunan gerejamu." Saya mengamati skets itu terlihat walau dengan pinsil keindahan dan keagungan gereja itu. Atapnya menjulang seperti salib dan pilar2x dikanan kirinya seperti melindungi apapun yang berlangsung di sebelah dalam. John monca mengambil lembaran kedua. Saya kini melihat bangunan artistik dengan kolam ikan yang sejuk, dikelilingi patung2x pualam. Lembaran ketiga melukiskan tempat bermain anak2x dimana beberapa anak kecil bermain dengan riangnya. Lembar keempat menggambarkan jejeran ruang2x disepanjang gang yang penuh dihiasi pot2x tanaman. Empat pendeta mudah dengan jubah tampak berjalan beriringan bercakap2x digang itu. Tidak salah lagi ini adalah kediaman para pendeta.
Lembar demi lembar saya pelajari, jantung saya berdegup kencang karena apa yang saya pegang adalah hasil karya John Monca pada puncak kemampuannya. Saya menaruh ke enam belas halaman itu dimeja.
Saya berkata dengan parau: "John, LEENA SHARMIR tadi pagi telepon.
"saya telah memutuskan untuk membatalkan kontrak itu."
"saya hampir berteriak: "Kau sinting! Kontrak sudah ditandatangani, john kau menyalahi hukum!"
kalau begitu kita tunda hingga gereja ini selesai."
Saya berteriak memprotes. Tapi ia berkata itu sudah keputusannya. Pihak LEENA SHAMIR, seperti yang saya duga tidak bisa menerima pembatalan sepihak ini, karna mereka telah menginvestasikan waktu hampir 1 tahun untuk memilih Firma yang tepat, dan mereka sedang menghadapi deadline. Celakanya John tidak ambil peduli. Ia bahkan tidka bersedia menandatangani pernyataan permintaan maaf.
Tepat pada hari natal, firma kami dituntut di pengadilan. Saya dan beberapa rekan sekantor seperti kesetanan berusaha mengembalikan John Monca pada akal sehatnya, tetapi jawaban darinya adalah lembaran2x skets gereja kami yang semakin detail dan indah, yang dikeluarkan dari bawah pintu.
Akhirnya saya menyerah total, saya melewatkan selembar catatan kebawah pintu kamar kerjanya:
"Teman saya, John Monca.
Hakim telah memutuskan untuk memeriksa ulang perkara ini, dan kau diundang untuk hadir dipengadilan besok pukul 10.00 pagi.
Demi teman2xmu, john, paling tidak hadirlah. Semua pihak sudah bersedia untuk memilih pemecahan kekeluargaan, tapi paling kurang kau harus menunjukkan niat baikmu untuk bekerja sama.
Sekali lagi, demi dunia seni yang satu ini, hadirlah. Dari temanmu Pius.
Semalaman saya berdoa dan meminta maaf kepada Tuhan atas kesalahan fatal karena telah membawa john ke Christway.
Keesokan harinya sampai jam 10.00 John Monca tidak hadir dipersidangan, bahkan ia tidak muncul seminggu kemudian ketika pengadilan memutuskan menjatuhkan hukuman 4 tahun penjara karena menyalahi kontrak, 2 tahun karna tidak bekerja sama dengan pengadilan, dan 6 tahun karena telah menghina pengadilan.
Pada tanggal 14 April, pintu kamar kerja John Monca di buka secara paksa, dan pria itu tampak untuk pertama kalinya setelah 3 bulan. Wajahnya yang pucat penuh dengan cambang, dan tangannya terborgol. Dari rumah kediamannya yang mewah john monca langsung menuju ke penjara.
Saya berlutut di kantor dan memprotes kepada Tuhan akan apa yang telah terjadi. Hati saya sangat hancur melihat kenyataan ini. Kemudian saya menghubungi beberapa staf kami untuk tenang, hingga saya memutuskan.
Malam itu saya minta ijin khusus untuk bicara dengan John Monca di selnya. Yang saya lihat adalah pria kurus yang kotor dan awut2xan, tapi belom pernah saya melihat semangat hidup yang begitu membara di mata seseorang. Tiap katanya adalah teriakan.
"Persetan dengan mereka semua! Mereka mengambil kertas dan pinsil saya! Kau harus memberi saya kertas dan pinsil, Pius! Kau harus menyuruh mereka membiarkan saya bekerja!"
"John, kau dipenjara."
"saya tidak peduli! Mereka harus membiarkan saya bekerja!"
"bagaimana? Sebagai tahanan kau harus ikut aturan yang berlaku…
"Suap mereka! Suap kepala penjara! Saya tidak peduli. Saya hanya ingin kertas dan pinsil!!"
saya menunduk lemah. Tubuh saya amat capai dan mental saya jatuh hingga sulit bangkit lagi. Kemudian saya melihat sebuah amplop didorong dihadapan saya.
"Pius, apa yang saya tulis di dalam ini adalah untuk kau baca setelah gerejamu selesai dibangun. Sementara itu, kau harus percaya bahwa apa yang terjadi pada saya adalah yng terbaik, juga yang terbaik untukmu dan untuk dunia arsitektur. Sekarang dengarlah apa yang saya ingin kau jalankan."
Selama setengah jam kemudian ia berbicara seperti orang yang waras kembali. Dan selama itu saya hanya diam, semakin sadar bahwa saya tidak bermimpi dan bahwa apa yang dikatakannya memang harus saya lakukan.
Sebelum saya meninggalkan penjara malam itu, saya bicara dengan kepala penjara. Saya bilang bahwa penghuni sel nomor 24 itu bukan pelaku tindak kriminal melainkan seniman sejati, dan setiap orang tahu bahwa seniman2x sinting biasanya melakukan hal2x yang tidak logis, tapi seorang seniman sama sekali tidak berbahaya. Kemudian saya menyisipkan sejumlah uang sambil berjanji untuk memberi jumlah yang sama esoknya, dengan permintaan agar penghuni sel itu mendapat fasilitas khusus.
Esoknya, pagi2x sekali saya membawa kertas2x berbagai macam ukuran dan alat2x tulis ke penjara untuk john, dan uang tunai setebal 1 inci untuk kepala penjara. Dari situ saya langsung ke kantor untuk mengatur pertemuan darurat untuk staf2x kami. Keputusan kantor itu harus ditutup hingga ada perkembangan.
3 bulan berikutnya saya mulai memasang gembok dikantor dan menelpon perusahan2x penggadaian. Semuanya dijual dibawah nilai sesungguhnya.
Sekali tiap 3 hari saya mengunjungi john monca diselnya, dan memenuhi apa yang ia minta: pinsil2x baru, rokok, dan baterai untuk menghidupkan kalkulator dan stereo kecilnya.
Menjelang musim panas firma kami seluas 400 meter persegi, empat tingkat itu laku terjual. Dan untuk terakhir kalinya saya berdiri di ruang yang selama ini selalu penuh dan hiruk pikuk orang2x bekerja mengejar deadline. Kemudian saya menuju ke Christway.
Saya segera menuju ke ruang studi gereja di mana telah menunggu 5 insinyur lokal dan 3 pendeta. Dan saya segera ke pokok persoalannya, yaitu seorang simpatisan gereja yang kaya raya bermaksud membiayai pembangunan gereja dengan syarat namanya dirahasiakan dan gereja dibangun sesuai dengan keinginannya.
Ke 5 ahli bangunan itu langsung menunjukkan sikap protes. Seorang diantaranya menyatakan amat menghargai sumbangan penderma ini, tetapi, terima kasih, mereka mampu merancang desain mereka sendiri, yang jelas lebih sesuai dengan alam Christway. Sikap mereka yang mencemooh itu membuat saya marah. Saya begitu ingin membentak mereka bahwa kemampuan mereka tidak mencapai sepersepuluh dari kemampuan John monca, tapi mengingat perjanjian dengan John, saya hanya bisa memendam kekesalan dan berkata bahwa desain dari penderma ini bukan desain sembarangan.
Salah seorang lainnya dari ke 5 insinyur itu bangkit dan mengambil setumpuk gambar dari tasnya. Tapi sebelum mereka sempat membuka gambaran mereka, saya melemparkan beberapa skets Monca di atasnya.
Mereka melihat lembaran2x itu dan warna merah perlahan2x lenyap dari wajah mereka.
"Si… siapa penggambarnya?"
saya meledak: "seseorang yang tidak perlu kalian tahu, seseorang dengan keahlian satu juta kali lebih dari keahlian kalian."
"berapa biaya ini…"
"GRATIS!" saya meledak lagi, dan mereka terdiam, kali ini hampir 10 menit.
"Tuan Pius," kata mereka untuk pertama kalinya memanggil saya dengan hormat,"kami tidak menyangka bahwa ada kejutan seperti ini. Katakan apa yangharus kami lakukan."
Insinyur yang tadi mengeluarkan kertas mereka perlahan2x memasukkannya kembali ke dalam tas.
"Bentuk komite pelaksana proyek ini." Kata saya. "saya ingin ini dilakukan secepatnya dan surat2x ijin sudah dibuat sebelum akhir bulan ini. Kemudian saya ingin dihubungkan dengan beberapa kontraktor terbaik didesa ini."
"Tapi itu akan memakai banyak uang…"
"Penderma ini akan membayar seluruhnya termasuk makan siang kalian. Tapi laksanakan pekerjaan ini seolah2x ini adalah satu2xnya proyek kalian dalam hidup. Skarang, saya mendapatkan ‘OKAY’ atau tidak?"
selama 16 bulan berikutnya, kelima insinyur muda ini adalah teman2x saya yang paling akrab. Mereka benar2x bekerja seperti sapi, mereka hanya tidur 4 jam perhari, dan mereka mempelajari gambar2x john monca dengan seluruh kemampuan mereka. Mereka begitu terserap dalam pelaksanaan proyek ini sehingga mereka tidak lagi memperdulikan kesejahteraan mereka sendiri. Tapi kalau saya merasa kasihan kepada mereka karena mereka harus bekerja dengan rasa ingin tahu yang luar biasa tentang perancang gambar2x yang mereka terima setiap minggu itu.
John Monca sendiri secara teratur memberikan rancangan2x dari balik jeruji seluruhnya. Sketsanya begitu detil sehingga melingkupi pot bunga. Ia bahkan yang menentukan secara garis besar bangunan mana yang harus dilaksanakan dulu dan bangunan mana yang menjadi tahap kedua. Beberapa kali saya harus memberinya foto lokasi2x tertentu yang diinginkannya. Kelak, pada saat pembangunan gereja ini selesai, dan saya mengumpulkan foto2x itu, saya menyadari bahwa tidak kurang dari sembilan ratus rol film telah habis untuk memfoto alam Christway selama proses berlangsung.
Menurut penjaga penjara, seniman itu hidup seperti orang tidak beradab. Terkadang hingga pagi lampu selnya masih menyala dan derit2x pensil masih terdengar. Terkadang ia tampak tidur pulas diatas alat2x tulisnya, sementara puluhan puntung rokok tercecer disekitarnya. Terkadang ia langsung kencing di ujung selnya sehingga sel itu berbau kencing yang menyengat. Dengan lembaran2x uang besar saya berhasil menyuruh penjaga penjara untuk menyeret monca keluar dari selnya dua kali seminggu, menyemprotnya dengan selang air dan kemudian menjemurnya dibawah matahari pagi, sementara penjaga yang lainnya membuang kotoran2x dan menyemprot selnya dengan karbol.
2 bulan setelah john dijebloskan kepenjara, batu pertama pembangunan gereja ditempatkan diatas tanah. Lima perusahaan kontraktor terbesar dari kota terdekat hadir untuk upacara pembukaan proyek terbesar di wilayah itu. Tepatnya 340 pekerja, 15 mesin raksasa, termasuk 4 buldoser dan 3 mesin pengeruk tanah, 28 truk dan 12.000 ton bahan bangunan dalam wilayah berbukit2x seluas 15 hektar.
400 km dari pembangunan besar2xan itu, john monca memenuhi lembar demi lembar kertas dengan pinsilnya. Kalkulator tidak pernah berhenti bekerja. Setiap 3 hari sekali saya menyediakan dengan 1 lusin baterai baru. Tiap coretan pada kertasnya berarti gerakan seratus pekerja beserta alat2x mereka 3 hari kemudian. Perhitungan begitu detil sehingga mencakup jumlah pekerja kasar, jam kerja dan jumlah bahan2x pada tiap lokasi. John monca sendiri seolah2x mondar-mandir di tempat kejadian.
Ketika angin musim gugur yang pertama bertiup pondasi utama gereja sudah tampak. Kini siapapun dapat memperkirakan seberapa besar bakal gereja mereka, dan bagaimana kurang lebih bentuknya. Mereka mulai bertanya2x tentang siapa yang ada dibalik proyek raksasa ini.
Tak seorangpun dari masyarakat kecil yang terlibat ini, termasuk koran2x lokal, yang tahu persis apa yang sedang berlangsung. Tiap hari saya harus bergulat dengan dorongan untuk berdiri di depan orang2x ini sambil meneriakan nama john monca. Dorongan ini menjadi dua kali lipat lebih kuat tiap malam, manakala saya menutup buku perhitungan saya dan melihat tumpahnya biaya yang sederas air terjun. Empat bulan yang pertama telah menyedot uang hasil penjualan seluruh aset firma kami, dan ini belum penyedotan biaya tercepat.
Menjelang musim dingin, 380 pohon2x datang dari seluruh negeri. Selama 7 minggu kemudian, sebagian armada pekerja menanam pohon2x ini dititik2x yang sudah ditentukan di sket john monca. Pada hari pertama tahun yang baru, ketika pekerja menghentikan sejenak kesibukan mereka dan minum2x beratus2x liter minuman keras sambil menari2x, saya melihat puncak pohon2x muda itu bergoyang2x ditiup angin. Tiap sosok dari pohon ini kelak akan membuat tempat ini seindah surga.
Pada malam tahun baru itu, saya mengunjungi john di selnya. Untuk hari khusus itu narapidana diberi libur sehari penuh dan boleh menerima tamu diluar jam kunjungan. Setiap sel kosong dan hiruk pikuk memenuhi aula. John tidur mendengkur diatas gambarnya, didekatnya sebatang pinsil masuk kedalam gelas kopi. Aroma kencing memenuhi ruangan itu, dan lampu 25 watt malah menambah suramnya suasana. Saya membersihkan lantai dan meminta segelas kopi baru kepada penjaga penjara. Kemudian saya duduk selama 4 jam menunggu teman saya terbangun.
Saat itu saya baru sadar betapa kurusnya teman. Tubuhnya membengkok seperti udang, sedang tumitnya yang keluar dari celana tampak sekecil bambu. Tangan kanannya yang tidak pernah berhenti bekerja tampak membiru karena darah yang tidak lancar, kuku2xnya panjang dan hitam. Delapan bulan yang lalu pria yang tergolek didepan saya adalah usahawan muda yang menjadi impian tiap jenius, sukses dan milyoner. Kini, hanya karena dorongan seninya yang diluar pengertian manusia, john monca tidak jauh seperti mayat hidup.
Saya mendesis pada john monca yang lelap: "Kenapa, john, kenapa?"
Kelak kemudian hari, ketika saya berjalan2x di sekeliling gereja Christway yang sudah selesai, saya ingat lagi akan kunjungan saya malam ini, dan saya mendadak menyadari bahwa mungkin john monca tidak terlalu menyia-nyiakan hidupnya. Apa yang ia lakukan akan menjadi bukti mengenai kekuatan tekad. Satu orang, cukup satu orang, dengan niat yang sungguh2x, akan bisa memindahkan gunung.
John monca terbangun pada pukul 2.00 pagi. Kami mengucapkan selamat tahun baru. Setelah mengguyur kepalanya dengan seember air, ia menyulut rokok dan bertanya: "bagaimana perkembangannya?"
Saya begitu ingin berkata agar ia sejenak melupakan pembangunan gereja itu, dan bicara ttg dirinya, tapi tidak seorangpun berbantahan dengan john monca. Saya mengeluarkan beberapa lembar foto.
Ia mendekatkan foto itu ke arah lampu dan menggeleng: "Bukit yang ini terlalu landai, mungkin perlu dikeruk setengah meter lagi…"
Dan ia memberikan instruksi2xnya, seperti yang ia lakukan tiap 4 hari. Dan saya menuliskan instruksi2xnya secepat mereka keluar dari mulut john monca, kemampuan yang terbentuk selama 8 bulan terakhir.
Kami berpisah ketika matahari sudah muncul. Saya kembali ke rumah, makan pagi bersama istri saya dan langsung berangkat menuju ke Christway. Jarak hampir 300 km kini menjadi jarak rutin yang harus saya bolak-balik tiap 3 hari, dan setiap hari jarak ini semakin dekat.
Saat itu proyek sudah berjalan 7 bulan 28 hari. Rangka gereja sudah berdiri, tunas2x beberapa bangunan disekitarnya juga sudah tampak, dataran disekitar gereja telah dirombak sedemikian rupa sehingga kurang lebih tampak bentuk alam di sekitarnya. Bahkan separo jadipun kompleks ini sudah tampak indah. Keindahannya yang tersebar dari mulut ke mulut mulai menarik koran2x di luar wilayah itu. Puluhan turis mulai mendatangi tempat itu tiap hari, dan jumlah mereka makin banyak. Beberapa kali kelompok2x mahasiswa arsitektur mengadakan tur ke kompleks gereja ini, dan diskusi2x antar kelompok mulai menjadi bagian aktivitas disitu
Dan tak seorangpun yang tahu yayasan apa yang ada dibalik semua itu. Tiap hari ada dugaan dan analisa ttg jumlah biaya yang ditelah proyek ini. Beberapa diantaranya menyebutkan jumlah yang menggelikan karena kecilnya, dan beberapa menyebutkan jumlah yang tampaknya terlalu dibuat2x. tak seorangpun yang sadar bahwa biaya yang tertuang sesungguhnya lebih besar dari tebakan yang paling tinggi sekalipun, jauh lebih tinggi. Setahun setelah proyek itu dimulai, saya telah memakai hampir 700 lembar cek john monca, dan kekayaannya yang tersebar di 7 bank kini menurun drastis. Beberapa petugas bank yang tajam menanyakan adanya hubungan antara menurunnya keuangan john monca dengan berita pembangunan gereja Christway yang samar2x pernah mereka baca. Saya hanya menjawab dengan senyum. Setelah 14 bulan bangunan gereja sudah hampir seluruhnya rampung. Pekerja2x semakin semangat didorong keinginan tanpa sadar untuk melihat selesainya tempat itu. Patung2x orang suci dan relief2x yang bercerita ttg kisah2x dikitab suci mulai terpasang satu persatu.
Pada bulan ke 15 lonceng tembaga dengan garis tengah 2,5 meter dinaikkan di atas atap, dan dentang percobaannya menggema hingga radius 5 km. Truk2x semakin kerap bolak-balik membawa bahan2x. para mandor dan anak buah mereka bekerja siang malam. Garis2x pada sket2x john monca tampak semakin semerawut dan tidak beraturan.
Pada bulan ke 16, taman bunga, air terjun dan kolam ikan selesai. Ratusan benih ikan dilepas oleh anak2x, diiringi berkat dari para pendeta. Pemasangan kursi2x taman disekitar danau dilakukan pada malam hari, diiringi bunyi gitar dan nyanyian para pekerja.
Pada bulan ke 17 sekolah minggu, ruang perpustakaan dan 7 bangunan pastoral disekitar gereja selesai. Jutaan pasang mata dari seluruh penjuru dunia mengikuti pindahnya ornamen demi ornamen ke pos masing2x. kecerahan gereja itu seolah menerangi seluruh kota Christway.
Pada bulan ke 18 monca jatuh tak sadarkan diri di selnya.
Saya membawa seniman itu ke rumah sakit, dan sorenya saya minta kebaktian khusus pada pendeta saya untuk mendoakan john monca. John monca tak sadar selama 46 jam penuh, dan tubuhnya harus menerima infus cair segar sebanyak 5 liter.
Ketika ia sadar , dokter mendiagnosa bahwa matanya hampir buta total danm tangan kanannya lumpuh. Kakinya yang sebelah kanan tampaknya juga mengalami kelumpuhan. Sampai disitu dokter berkata: "bukan hanya itu…"
Tapi ia tidak melanjutkan kata2xnya.
Empat hari kemudian john monca kembali ke selnya. Pada hari yang sama Christway saya mendapat laporan bahwa titik terakhir yang belum selesai, yaitu altar, sudah rampung, dan para pekerja siap berpesta pora.
Saya kembali ke kota, dan menutup 5 dari 7 rekening bank john monca yang sudah terserap habis. Perasaan saya sudah mati ketika saya kembali ke Christway keesokan harinya, untuk menghadiri upacara penutupan pembangunan gereja itu.
Walikota Christway dalam sambutannya menyatakan terima kasih sedalam2xnya pada penderma luar biasa yang sudah menciptakan gereja itu. Saya bahkan tidak mendengar ucapannya, pikiran saya melayang ke John monca yang sekarang tidak mungkin lagi bisa menikmati hasil karyanya yang terbesar. Malam itu diadakan upacara perpisahan para pekerja dan teman2x baru mereka di Christway. Botol demi botol dikeluarkan, dan sumbangan keluar dari kantong2x penduduk sekitar yang ikut kaya karena memanfaatkan segi bisnis pembangunan gereja itu.
Pesta ini adalah satu2xnya aktivitas yang tidak dibiayai john monca, karena memang sisa uangnya bahkan tidak cukup untuk membeli sebuah pohon terang. Saya bersalaman dengan teman2x saya yang sudah membanting tulang mereka selama 16 bulan, dan kemudian saya meninggalkan Christway. Air mata saya menetes keluar ketika mobil saya melakukan perjalan terakhir itu, air mata kelegaan karena saya berhasil memenuhi permintaan john monca.
25 Desember 1980
angin musim dingin yang menyengat masuk melalui celah2x jendela. Lagu2x natal dari mulut 40 anggota koor mendamaikan hati kami. Sebelas ribu jemaat dari seluruh dunia datang mengikuti misa natal pertama di gereja itu, tiga ribu diantaranya duduk dikursi tambahan yang diletakkan di luar gereja, tidak peduli pada angin dingin dan butir2x salju.
Saya termasuk yang harus duduk diluar. Langit musim dingin yang temaram menampakkan bukit2x yang agung di kejauhan, pohon2x baru yang rindang dan tegap, jalanan setapak yang naik turun dengan lampu2x jalan yang anggun, kursi2x taman yang nyaman dan artistik, dan danau yang tenang walau diusik oleh air terjun yang terus menerus bergemericik turun.
… disini letak air terjun ….
Terdengar pesan dari pendeta yang berisikan kebesaran Tuhan, dan sahutan AMIN dari seluruh jemaat.
… disini arena bermain anak2x … di sini altar…
saya menepuk bahu pria buta yang duduk dihadapan saya yang sedari tadi menunduk. Saya bertanya apakah ia mau pergi sekarang. Ia diam saja, dan saya memutar kursi rodanya keluar dari tengah2x jemaat.
Teman saya Pius:
Pada saat kau membaca surat ini, kanker sudah menghabisi saya. Kau sekarang tahu, tanpa pembangunan gerejapun hidup saya tidak akan lama lagi. Kedatangan saya di Christway seperti memberitahu saya cara untuk memanfaatkan kelebihan saya semaksimal mungkin, baik untuk orang lain maupun untuk John Monca sendiri. Saya selalu bersedia melakukan apapun untuk karya2x saya, kenapa kekayaan dan kematian saya tidak dimanfaatkan untuk menyempurnakan ciptaan saya yang terbaik?
Saya setuju, cepat atau lambat, tiap orang akan tahu rahasia dibalik pembangunan gereja Christway. Tetapi inilah inti semuanya.
Sejalan dengan berjalannya waktu, akan ada otak2x cemerlang dengan ide2x baru, dan karenanya, tak terelakan lagi, bangunan2x luar biasa sekarang akan menjadi usang dibanding bangunan2x dimasa depan. Namun keistimewaan gereja Christway tidak akan bisa ditandingi oleh apapun, hingga masa apapun. Kegilaan yang melatarbelakangi pembangunan gereja ini adalah nilai khususnya, yang tidak dipunyai gereja lainnya. Semakin gila keadaan john monca saat itu, semakin unik gaya gereja ini. Dan gereja Christway, teman, dibangun di atas hidup seorang arsitek terbaik sepanjang segala masa!
Ketika saya melihat karya2x anak kecil itu, saya mendadak merasa bahwa talenta saya tidak lebih berharga dibanding talenta mereka. Apa artinya talenta bila hanya bisa dinikmati oleh orang2x tertentu? Saya membangun gedung2x yang indah, karena imbalannya, baik bagi kantong saya maupun bagi reputasi saya, baru kemudian bagi apa yang bisa disumbangkan oleh bangunan2x itu pada masyarakat. Lukisan2x itu seolah membuka pintu di dalam hati saya yang sejal lahir tertutup rapat. Dibalik pintu ini, ternyata apa yang saya bangun masih kosong, dan saya merasa malu.
Saya tidak mengenal Tuhanmu, karena saya tidak percaya kepada kemampuan orang lain selain kemampuan diri saya sendiri. Saya dulu berpikir bahwa Tuhan adalah alasan bagi orang yang malas dan bagi mereka yang talentanya setengah2x. tapi ketika saya tahu adanya kanker di paru2x, saya mendadak sadar bahwa talenta saya terbatas, karena waktu saya terbatas. Saya mendadak sadar, bahwa sesuatu diatas sana, yang jelas bermaksud menunjukkan kepada saya bagaimana talenta seharusnya dimanfaatkan, ADA!
Menjelang kematian saya, Pius saya sadar bahwa talenta belum tentu talenta bila tidak mengandung KASIH, saya bahagia sekali ketika saya akhirnya sadar akan hal yang satu ini. Dengan KASIH, lukisan saya akan sebagus lukisan anak2x itu. Perkenankanlah saya memilih cara saya sendiri untuk menunjukkan KASIH saya pada Tuhan.
Sekarang kau pasti setuju bahwa apa yang saya lakukan bukan kegilaan, tetapi hal terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang manusia yang mamu.
Semoga Tuhan mengampuni saya.
John Monca
Sumber http://www.pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Kesaksian&table=isi&id=169&next=0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar