Aku melihat Tuhan Yesus datang kepadaku.
Dia berkata, “Mari, Bapa ada sesuatu yang spesial untukmu”. Dengan gembira aku mengikuti Tuhan dan Juruselamatku ke Ruang Tahta. Bapa ada di sana dengan segala kemuliaanNya. Dia menyambutku dengan senyuman. “Nak, saatnya kau memilih kehidupan dan pelayanan.”
“Benarkah?” aku menjawab dengan terkejut “Oh, Bapa! Ini adalah hari yang kutunggu, dan doakan. Benarkah ini waktunya?”
“Ya, anak-KU. Ini saatnya, tetapi kau harus memilih dengan bijaksana, karena ini akan menjadi pekerjaan seluruh hidupmu.”
Kemudian aku ingat Dia adalah “Tuhan” atas hidupku. “Tetapi Bapa, apakah kehendak-MU bagiku??” Dia tersenyum. “Nak, AKU telah mempersiapkanmu di berbagai pelayanan. Pilihan ada di tanganmu. AKU memberikanmu kebebasan dalam memilih dari pilihan yang KU-siapkan untukmu. Semua ini akan berkenan kepada-KU, selama kau setia dan kau melaksanakannya. Apakah kau mengerti?”
“Ya, Bapa”, aku menjawab, aku tidak bisa berkata apa apa lagi. Bapa kemudian membawa-KU melewati pintu emas yang besar. Pintunya terbuka dan terlihatlah koridor yang mengarah ke bawah. Di koridor ini ada banyak meja dengan berbagai benda. Di setiap meja ada pintu keluar dari lorong ini.
Bapa berkata, “Anak-KU, kita akan pergi ke setiap meja dan AKU akan menjelaskan karunia pelayanan dan panggilan yang kau bisa pilih. AKU akan menjawab pertanyaan yang kau tanyakan. Kapanpun kau bisa memilih dan keluar dari pintu menuju pelayananmu, dan kebahagiaan-KU.”
“Ya Bapa, aku siap memulai” di meja pertama berwarna hijau cerah dan ada sebotol minyak. Di pintu tertulis “PENYEMBUHAN” aku melihat dan dijelaskan oleh Bapa. “Ini adalah pelayanan kesembuhan. Meja hijau artinya kesehatan dan kehidupan. Botol ini adalah minyak kesembuhan dari Roh Kudus. Pelayanan ini kau akan memiliki kuasa untuk menyentuh hati, jiwa dan roh orang orang dan membawa Kesembuhan kepada banyak orang”
Aku berpikir kepada diriku “Ini hebat sekali! hati yang tersakiti dan tubuh rusak aku bisa sembuhkan. Akan ada banyak kemuliaan bisa dibawa kepada Yesus dengan ini!” Tetapi hatiku menahan. “Bapa! ini sangat luar biasa..tetapi…aku merasa Engkau memiliki sesuatu yang lebih penting bagiku.” Dia tersenyum dan menuntunku ke meja berikut. Di meja berikutnya, aku menyadari karpetnya terlihat usang di depan pintu Kesembuhan. Bapa mengatakan “Banyak sudah memilih pintu ini. Mereka yang setia membawa banyak kemuliaan kedalam Kerajaan-KU dan menyenangkan-KU. Mereka yang menyalah gunakan karunia membawa malu bagi kami dan diri mereka sendiri”
Di meja berikutnya terbuat dari biru. Di atasnya ada tongkat kayu. Di pintunya tertulis “MUJIZAT”. Bapa berkata “Biru melambangkan Kekuatan-KU. Di meja ini adalah tongkat Elia. Dengan ini kau akan memiliki kekuatan besar atas manusia dan alam. Kau bisa melakukan banyak hal supernatural untuk-KU.”
Tongkat Elia! Sudah lama aku mengagumi pekerjaannya bagi Tuhan. dan tetap hatiku tidak terpuaskan. “Ini luar biasa Tuhan-KU, tetapi hatiku menginginkan yang lebih dalam, lebih lama” Bapa berkata “Baiklah, mari kita berjalan kembali.” Kami melewati lorong melengkung sampai aku tidak bisa melihat lagi pintu tadi aku masuk. Berikutnya ada meja hitam dengan putih dan pintu tertulis “NUBUAT”. Di meja ada sepasang sendal. Bapa berkata “Warna ini melambangkan nubuat. Nabi bisa memberikan terang dan kebenaran di dunia yang penuh dengan kebohongan dan kegelapan. Sandal ini milik Yohanes Pembaptis. Ini adalah pelayanan, kau akan menjadi pemberi nubuat di dunia”
“Nubuatan?! Ini sangat menarik. Aku selalu ingin berbicara firman dari Tuhan. Ada banyak sekali kebohongan di dunia bahkan di Gereja. Ada sebuah kebutuhan nabi nabi asli di akhir zaman.” Sekali lagi, hatiku menahan. Bapa tersenyum setuju. “Nak, kau bijaksana memikirkan karunia-karunia ini. Mereka sangatlah kuat dan bisa berbahaya jika dikejar dengan hati yang salah. Banyak sudah menggunakan karunia karunia ini, dan masuk dalam Kebahagiaan-KU, tetapi banyak menghancurkan diri sendiri dan sekelilingnya, karena menyalah gunakan. Kau bebas memilih, AKU akan bekerja bersamamu untuk menggunakannya”
“Terima kasih Bapa, tetapi aku menginginkan yang lebih dalam dan dekat dengan Hatimu”
“Dekat dengan Hati-KU? Baiklah mari lanjut.” Sementara kami berjalan, aku menyadari sinar semakin redup. Di meja berikut adalah kuningan yang mengkilap. Ada sebuah sangkakala di atasnya. Tertulis di pintu “PENGINJILAN” dalam huruf yang terang seperti matahari. Di meja ini aku menunggu Bapa menjelaskan kepadaku. Dia mulai berkata “Pelayanan penginjilan sangatlah spesial di Kerajaan. Kuningan artinya hukuman-KU atas dosa. Sangkakala artinya membawa Kabar Baik, ANAK-KU Yesus, menanggung hukuman atas manusia.
Aku memikirkan hal hal ini dalam hati. Sangatlah luar biasa bisa menuntun orang orang kepada Yesus. Ada banyak sekali yang menderita membutuhkan Kabar Baik. Tuhan Yesus dan Bapa layak menerima lebih banyak orang lagi untuk disembah dan dikagumi. Bukankah seluruh Surga bersorak sorai setiap orang berdosa bertobat? Aku tahu ini pelayanan yang akan membawa sukacita kepada Bapa, tetapi hatiku menahan lebih kuat lagi.
“Bapa, ini sangatlah luar biasa, tetapi aku merasa Engkau memiliki sesuatu untukku, bisakah kita lanjutkan?”
“Ya anak-KU, Pilihan adalah milikmu. Mari kita ke meja berikutnya.”
Kita berjalan dan mendekat ke meja putih murni. Di atasnya ada batu tulis dan kapur. Tertulis juga di pintunya “PENGAJAR”.
“Nak, ini adalah pelayanan yang sangat khusus di Kerajaan. Ada banyak sekali yang membutuhkan pengajaran benar Firman-KU sesuai Kitab Suci yang dicurahkan dari Ruang Tahta. Meja putih artinya kemurnian pengajaran Firman. Batu tulis dan kapur artinya alat untuk mengajar.”
Pasti yang ini, kupikir “Ini adalah alasannya aku ke Sekolah Alkitab. Aku tahu Tuhan telah menaruh panggilan untuk mengajar. Seperti yang Bapa katakan, Tubuh Kristus sangat membutuhkan ini.” Tetapi sebelum aku bisa mengatakan ini yang kumau, aku merasakan hatiku menahan sekali lagi. Aku melihat ke koridor. Terlihat gelap dan terdengar suara genderang. Seharusnya tidak apa melihat apa lagi yang Bapa sediakan.
“Bapa, aku pikir ini adalah yang cocok untukku, sekarang aku tidak yakin. Bisakah kita berjalan sedikit lebih jauh?”
“Tentu saja, anak-KU.”
Sementara kami berjalan, aku menyadari terang semakin redup dan terdengar suara genderang, aku bertanya kepada Bapa.
“Nak, terang semakin redup karena kita turun semakin jauh dari pelayanan umum dan publik. Suara genderang, sebaiknya kau lihat sendiri sumbernya.”
Kami berjalan sampai akhir koridor. Ada tiga meja; kita berdiri di meja sebelah kanan terbuat dari perak bersinar dan di atasnya ada kayu salib. Tertulis di pintu berwarna merah darah “KASIH”. “Ini adalah pelayanan yang mendalam. Hanya sedikit yang ke sini. Perak melambangkan Kasih-KU yang murni, Salib berarti pengorbanan Yesus dan Kasih-Nya akan dunia ini. Warna merah darah sebagai peringatan akan tercurahnya darah.”
“Kasih? inilah yang dunia sangat butuhkan. Hanya sedikit sekali yang sungguh sungguh mengasihi dengan kasih Tuhan. Suatu kehormatan besar bisa melakukan Kasih-Nya.” tetapi hatiku tetap tidak puas. Kami berputar untuk melihat meja di sebelah kiri terbuat dari kayu hitam di atasnya ada alas sederhana. Tertulis di atas pintu “PENDOA” dan di pintunya ada pertanyaan “Siapa yang akan berdiri di tengah tengah?” Bapa berkata “Hitam artinya kegelapan dan kedalaman pendoa sebagai perantara. Ini terjadi di ruangan doa yang gelap dan si pendoa harus rela masuk ke dalam dosa untuk menyelamatkan yang akan binasa melalui doanya. Alas untuk doa adalah alat sederhana untuk sang perantara. Hanya ada sedikit sekali pendoa. Sangat sedikit sekali orang menyediakan dirinya untuk-KU dan mereka tidak menyukai pekerjaan yang kelihatannya tidak berguna tetapi sebenarnya menggerakan seluruh alam semesta.”
“Oh Bapa, untuk menjadi pendoa sejati. Untuk mewakili manusia dihadapanMU dan mewakili Engkau di antara manusia. Aku akan sangat bahagia bisa berdiri di antaranya dan berdoa untuk beban seluruh dunia. Aku tahu aku tidak akan dikenali secara dunia. Tetapi aku puas jika aku tahu ini adalah bagian menyentuh dunia. Tetapi apakah pelayanan terakhir?”
Kami berjalan dan di situlah meja dan pintu terakhir. Ada sedikit sekali sinar dan suara genderang terdengar lumayan keras. Meja terbuat dari emas murni. Ada mezbah kecil terbuat dari emas dengan kemenyan yang terbakar. Di pintu tertulis dengan emas “PELAYANAN KEPADA TUHAN”
Bapa berbicara dengan sangat lembut “Nak, ini adalah pelayanan yang sangat sangat sedikit memilih. Emas artinya keilahian. Mezbah artinya tabut Surgawi yang membakar wangian kepada-KU. Pelayanan ini tidak akan mendapatkan pengakuan duniawi. Dunia dan gerejamu akan berpikir kau menyia-nyiakan waktumu. Ini adalah pelayanan kepada-KU, bukan untuk mendapatkan sesuatu atau menggerakan dunia, tetapi cukup menjadi Penyembah-KU dan Teman-KU.”
Bapa berdiri di sana, melihat ke pintu. Aku tidk bisa melihat Wajah-Nya di terang yang redup ini, aku bertanya “Bapa, apakah keingingan-MU?”
“Nak, kau bebas memilih, AKU bersukacita dengan semua pelayanan yang setia.”
Aku berdiri dan berpikir. Apa yang aku inginkan dengan hidupku? Ada begitu banyak kebutuhan di dunia ini dan juga Gereja. Sangat sedikit yang sungguh setia. Aku tahu pekerja sangatlah sedikit. Tetapi aku tidak bisa tidak memikirkan keinginan hatiku. Melayani Tuhan? hanya melayani Dia. Ada berapa banyak yang bersama denganku? apakah keluargaku akan mengerti? bagaimana dengan Gerejaku?
Sementara aku berpikir ini semua, aku berpikir betapa layak Bapa untuk disembah dan dikagumi. Tugas ini adalah pekerjaan surgawi, menurut Kitab Wahyu. Bisakah dimulai sekarang? Kemudian aku berpikir segala yang Yesus lakukan bagiku di kayu salib.
Apa yang bisa lebih tinggi lagi kulakukan dengan hidupku?
“Bapa, aku memilih pintu ini, ini jalannya.” “Apakah kau yakin, anak-KU?” “Ya,. Bapa, yakin” “Masuklah.”
Bapa terlihat air mata turun dari Wajah-Nya. Aku berhenti tercengang. Sebelum aku bisa berpikir, aku menghapus air mata-Nya. Kemudian aku sadar apa yang telah kulakukan. “Bapa ampuni aku. Aku tidak bermaksud kurang sopan.” Dia memelukku. “Nak, tidak perlu maaf. Kau mengeringkan air mata-KU dan kau akan melakukannya lagi dengan pelayanan ini. Ada begitu banyak di dunia yang membuat-KU menangis. Hanya sedikit yang menggerakan-KU air mata kebahagiaan!”
Dengan itu, Bapa membuka pintu dan aku masuk. Aku sadar suara genderang ternyata adalah detakan Hati-Nya. Kemudian aku melihat seorang datang memelukku. Aku mengenalnya segera, Dia adalah Yesus.
Dia berkata “Senang melihatmu di sini. Jadi kau telah memilih untuk melayani Bapa dengan Diri-KU dan orang hebat lainnya di ruangan ini.” Aku melihat Henokh, Abraham, Musa, Yosua dan banyak lainnya menyambutku.
“Dengan kalian semua?” Aku kebingungan “Tentu saja! Menurutmu apa yang AKU lakukan selama kekekalan sebelum adanya ciptaan? AKU melayani Bapa. dan sekarang AKU senang kau akan bergabung dengan tugas dan persekutuan ini.”
Yesus dengan serius mengatakan “Saatnya AKU memberikanmu hadiah berharga ini.” Dia memberikan Kunci Emas Berhias. Aku bingung. Kemudian Dia berkata “Ini adalah Kunci ke Hati Elohim. Ini akan memberikanmu akses kepada Dia setiap saat. Ini adalah Kunci Master. Di rumahNya, ini akan membuka semua pintu yang kau lewati.”
“Karena kau telah memilih Dia dan melayani Dia, kau akan bisa mengajar, menjadi perantara, menginjil, mengasihi dan semua pelayanan, semua yang terkecil ditemukan dalam yang Terbesar!” Sekarang rasa puas muncul dari dalam hatiku, dan aku yakin aku membuat keputusan yang benar. Sekarang aku akan bekerja dengan Dia daripada untuk Dia.
Kemudian aku mendengar Yesus berkata kepadaku,
”Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar! Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!” Kidung Agung 7:11-12
oleh: Gabriel Hoffman
Disadur dan disunting dari : https://menujuabba.wordpress.com/2016/04/18/pelayanan-mana-yang-paling-menyentuh-hati-bapa-di-surga/
Ku ingin melayani Tuhan selamanya. AMIN.
BalasHapusTuhan, aku mahu melayani Mu selamanya juga .. AMEN
BalasHapusMohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
BalasHapusDidalam nama Tuhan Yesus, segala sakit penyakit Melchior Suroso yaitu penyakit strooke dan insomnia sembuh total ! Amin.
Hapus