Pegunungan Mokattam
Seorang Khalifa Mesir pada Abad 10M atau tepatnya pada tahun 979 Masehi, namanya Kalifah AL-Mui'z Li Din Allah (nama tersebut mempunyai arti pengelola/ pembela agama Allah, dalam hal ini Islam) bertemu dengan Pastor bernama Abraham bi Zara,.......
Khalifa tersebut langsung bertanya kepada Pastor tersebut katanya : “Bukankah dalam Alkitab tertulis jika iman mu sebesar biji sesawai dapat memindahkan gunung ?”, langsung dijawab oleh Pastor Abraham bi Zara : “Ia ..."
dan Apakah Engkau percaya dengan Alkitab mu, dijawab Pastor: “Ia...”
dan Ia bertanya kepada Pastor lagi : “Apakah engkau percaya bahwa dapat memindahkan gunung ?”
dan dijawab Pastor : “Ia..."
Khalifa langsung bukan meminta tetapi menyuruh Pastor ini untuk memindahkan gunung, dan Khalifa menunjuk gunung Mokattam di sebelah Timur Kota Cairo untuk pindahkan gunung itu ... ke sebelah barat ... dan dijawab oleh Pastor bahwa “Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan dan pertolongan dari Tuhan...."
Kemudian Kalifa menjawab dengan ancaman bahwa : “Baiklah saya memberikan kamu kesempatan 3 (tiga) hari saja untuk memindahkan gunung Mokattam ini. Jika tidak, maka risikonya semua orang Kristen di Cairo akan dibunuh.
Anda bisa bayangkan sesuatu yang mustahil harus segera terjadi dan nyawa sebagai taruhannya.
Dengan segera Pastor mengumpulan seluruh jemaatnya untuk berpuasa 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam bahkan termasuk ternak mereka juga harus berpuasa. Dan akhir dari hari yang ketiga tersebut, Malaikat Tuhan menampakan dirinya dan berkata kepada Pastor itu “Kamu jangan takut, gunung itu pasti akan pindah”, caranya Pastor harus mengundang Khalifa tersebut dan menemukan seseorang yang hanya mempunyai satu mata saja yang sedang membawa keranjang air dan dia orangnya sangat baik dan beriman.
Pertanyaannya, kenapa harus mencari dan mendapatkan orang buta yang ternyata memiliki nama Sant.Simon ?
Kisah Sant.Simon ini dikenal berhati mulia, mengapa matanya cuma satu, ternyata Sant.Simon menterjemahkan Alkitab secara harafiah : “Kalau matamu merusak engkau maka harus dicungkil, daripada tubuhmu masuk neraka”. Menurutnya Ia melakukan dosa, yang mana dia tukang Sol sepatu dengan tidak sengaja tunduk melihat aurat wanita, akhirnya Sant.Simon mencungkil satu matanya.
Disamping kerja tukang sol sepatu, dia juga membawa keranjang air, bekerja membantu orang miskin, orang lemah untuk distribusi air sungai Nil. Karena ia berhati mulia, maka ia dipilih Tuhan untuk mendampingi Pastor Abraham bin Zara untuk saksi mujizat terbesar ini.
Selanjutnya hari keempat setelah berpuasa, Abraham bin Zara beserta Sant.Simon membawa Khalifa di daerah pegunungan tersebut, tiba pegunungan tersebut mereka berdoa selama 3 jam dan meneriakan ‘Kyrie Eleison’ ‘Kyrie Eleison’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘Lord, have mercy’ atau ‘Tuhan, kasihanilah kami’ sebanyak 400 kali dan mujizat terjadi, pegunungan sebelah Timur itu terangkat dan matahari berada di tengah dasar berpijak, kemudian mereka berdoa terus dan pegunungan timur Mochatam berpindah ke sebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo, dan selanjutnya si Kalifa Almu’iz berkata “Stop-stop, aku telah melihat bagaimana tangan Tuhan Allah mu yang punya kuasa bekerja....."
Setelah Kalifa ini melihat mujizat Tuhan, maka ia merasa bahwa pekerjaannya yang ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia dibabtis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus. Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.
Cerita ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan menceritakan mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani Tuhan.
Sejarah Gereja Sant. Simon
Gereja Gua Batu Sant Simon
Orang – orang Kristen yang bekerja sebagai pengumpul sampah, dikumpulkan Presiden Mesir Gamal Abdul Naser sejak tahun 1961 di tempat Gua Batu ini. Mereka ternyata hanya orang Kristen KTP, hanya dari namanya saja orang Kristen, mereka tidak tau apapaun tentang Alkitab dan Tuhan Yesus, dan seseorang pengumpul sampah ini datang dari suatu tempat untuk mengumpul sampah, nama tempatnya disebut Sugra....orang Sugra itu bertemu seorang Kristen, dan orang ini bertanya kepada pengumpul sampah ini katanya : "Apakah engkau kristen ?", dijawab: "Ya...", "Apakah engkau berpuasa dan mengikuti ibadah gereja ?", dan dijawab: "Oh ... tidak, saya tidak melakukan hal itu."
Karena penasaran maka orang Sugra ini datang ke tempat pegunungan ini mencoba mengajarkan kekristenan dan hal baik tentang ajaran-ajaran Tuhan Yesus, namun mereka tidak berubah dan akhirnya orang Sugra tersebut merasakan bahwa percuma mengajarkan kepada mereka dan dia memutuskan untuk tidak datang lagi ketempat ini, namun Tuhan megetuk hatinya agar jangan berhenti mengajar di tempat ini, kata Tuhan kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu sampai selesai dan akhirnya ia menjadi pendeta ditempat ini, namanya adalah pendeta Simon Abraham.
Pada saat membangun gua ini terjadi mujizat : ada satu orang anak tergilas truk proyek ini dan sudah pasti risikonya proyek ini akan ditutup karena dapat membahayakan keselamatan pekerja dan anak-anak sekitarnya, namun pendeta tersebut berdoa bersama jemaat dengan sunggguh-sungguh selama 7 hari dan akhirmya kepala anak tersebut tersambung kembali dan sampai sekarang anak itu masih hidup.
Jadi tenyata mujizat itu terus ada dan banyak mujizat di sini terjadi, yang lumpuh bisa berjalan, yang buta bisa melihat sehingga disatu kamar sebelah kiri pintu masuk terlihat banyak kursi roda yang disimpan di sana sebagai bukti mujizat telah terjadi, kira-kira sudah 200 kali mujizat terjadi...
Ada mujizat lain di sini yakni pada langit-langit gua gereja Sant. Simon tanpa dipahat secara alami mereka menemukan relief lukisan bunda Maria sedang menggendong Putra Allah Yesus Kristus.
Jadi ternyata kita datang ke sini bukan kebetulan tetapi semua rencana Tuhan untuk menyaksikan mujizat terbesar yang terjadi di gereja terbesar di negara Mesir.
Sampai hari ini, apabila anda berkunjung ke Cairo Mesir, Anda dapat menemukan saksi bisu dari kejadian ini di Gereja Sampah. Disebut orang gereja sampah, karena gereja ini terdapat di dekat tempat pembuangan sampah.
Pada tahun 1980 para orang Cairo Mesir mulai memotong batu untuk melebarkan tempat Gereja, kira-kira sebanyak 1,5 ton batu dipotong sehingga menjadi gua lorong yang besar, setelah 13 hari bekerja mereka mulai mengadakan kebaktian di tempat ini. Tempat ini ternyata merupakan Gereja terbesar di Mesir dengan kapastitas 15.000 sampai dengan 17.000 orang.
Sumber : https://www.facebook.com/groups/587420474614467/permalink/598789533477561/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar