Yesus, Jalan-jalan Emas dan Hewan-hewan.
Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan pernyataan-pernyataan yang kuterima dari Tuhan.
Aku tahu tentang seorang Kristen ; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahui - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari surga. Aku juga tahu tentang orang itu - entah di dalam tubuh entah diluar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
( 2 Korintus 12:1-4 )
Pertama, anda harus mengerti cara saya diasuh supaya Anda takkan menyangka bahwa saya datang dari planet lain. Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga gereja Kesucian Pentakosta di Tulsa, Oklahoma.
Nenek saya, yang tinggal bersama kami, mendidik saya untuk berdoa hampir di seluruh waktu yang ada. Dia menyuruh saya untuk berdoa, berdoa dan berdoa. Dia menyetel weker dapur dan berkata, "Lima belas menit !"
Jika saya tidak berdoa lima belas menit, dia akan menggunakan rotan sampai saya berdoa. Dia berkata kepada saya, "Kalau engkau mau berbuat sesuatu untuk Allah, engkau harus berdoa." Jadi dia mengajar saya untuk berdoa.
Nenek juga yang menyuruh saya membaca Alkitab. Jika saya tidak membaca empat pasal setiap hari - supaya saya dapat menyelesaikannya dalam setahun - maka dia juga akan memukul saya dengan rotan.
Pada musim panas tahun 1973, ketika saya berumur 8 tahun, saya berjalan masuk ke kamar tidur saya pada suatu hari untuk membaca empat pasal dari Injil Yohanes. Selekasnya kepala saya terletak di bantal, roh saya meninggalkan tubuh saya. Saya pergi dengan melebihi kecepatan cahaya. Ketahuilah, bila anda pergi melebihi kecepatan cahaya, maka anda memasuki alam Roh. Anda pastilah harus bergerak melebihi kecepatan cahaya. Saya berpikir, Inilah Pengangkatan ! Ini telah terjadi! Saya memandang ke sebelah kanan dan kiri saya, tetapi tak seorangpun yang saya lihat. Kemudian saya berpikir, Wah, ini tak mungkin Pengangkatan. Setidak-tidaknya Nenek akan ada disini jika memang demikian !
Saya tidak tahu kemana saya sedang pergi. Saya sedang terapung di antariksa dan saya sedang bepergian dengan kecepatan sangat tinggi.
Saya melewati banyak hal di langit pertama yang ada di sekitar atmosfer bumi. Kemudian saya mendarat di luar gerbang terbesar yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Ukuran gerbang itu sangat lebar dan tinggi. Gerbang ini adalah sebuah mutiara padat seutuhnya. Tiada goresan atau cacat sedikitpun padanya.
Tepi gerbang itu diukir dengan suatu rancangan, tetapi selebihnya adalah suatu keputihan kebenaran yang cemerlang dan berkilat. Saya menggoyangkan tubuh saya untuk memastikan kalau-kalau itu merupakan suatu mimpi. Saya memutuskan bahwa hal itu nyata ketika telinga saya menangkap kata-kata, "Inilah salah satu gerbang.
"Saya Melihat Yesus. Saya berpaling dan disana berdirilah Yesus dalam segala kemuliaanNya ! Melihat Yesus dalam keadaan biasa sungguh berlainan dengan melihatNya dalam segala kemuliaanNya dan segala kehormatanNya.
Banyak orang telah menanyai saya tentang rupa Yesus.
Tinggi badanNya antara 1,70 sampai 1,80 meter dan rambutNya berwarna coklat pirang. RambutNya tidak terlalu panjang dan juga tidak terlampau pendek. Dia seorang pria yang sempurna.
Apapun yang Anda bayangkan tentang seorang pria sempurna, itulah Yesus. Dia sempurna dalam segala cara penampilanNya, pembicaraanNya - segala-galanya. Itulah yang saya ingat tentang diriNya.
Saya terbungkuk sampai ke lutut saya. Air mata mulai mengalir di wajah saya. Saya tak dapat menghentikannya. (Kemuliaan Allah akan membuat anda menangis di hadiratNya).
Setiap kali Yesus berbicara, itu bagaikan panah-panah iman yang digerakkan oleh cinta me-ngenai diri Anda dan meledak di dalam diri anda. Itulah yang menimbulkan air mata.
Yesus berkata, "Nah, hentikan air mata itu. Sudah waktunya untuk pergi melalui surga. Aku ingin mengantarmu mengadakan perjalanan keliling surga, karena Aku sangat mencintaimu" (Ingatlah, Allah tidak membedakan rupa orang. Dia mencintai anda semesra Dia mencintai saya. Tiada perbedaan di mataNya antara anda dan saya).Air mata mulai tercurah di wajah saya kembali. Dia berkata, "Tiada perlu air mata, tetapi sebuah wajah penuh sukacita akan menggembirakan Aku." Kemudian Dia tertawa dan saya turut tertawa bersamaNya. Yesus datang kepada saya dan mengangkat saya. Dia menyeka air mata saya. Saya memandang dengan teliti pada semua hal yang ada di sekeliling saya. Keindahan tempat itu mengagumkan saya. Kita tiada memiliki kata-kata di bumi untuk melukiskan keindahannya. Kemudian Yesus mengantar saya melalui gerbang. Dia tak meminta siapapun membukanya dan Dia tiada menekan tombol apapun. Gerbang itu terangkat ke atas dan kami berjalan melewatinya.
Jalan-jalan Emas
Pertama-tama yang saya lihat di surga ialah jalan-jalan emas dan tepi jalan emas. Tepi-tepi jalan itu dihiasi bunga-bunga dari semua warna pelangi.
Saya berpikir, Jika inilah surga, maka tempat saya berdiri tentulah jalan-jalan emas ! Saya memandang ke bawah lalu berlari menuju rerumputan.
Yesus berpaling untuk mengucapkan sesuatu kepada saya, tetapi saya sudah pergi. Saya sedang berdiri di rerumputan dengan mata dan mulut terbuka lebar karena keheranan.
Yesus bertanya, "Apakah yang sedang kaulakukan disana ? "Saya menyahut dengan dua patah kata : "Jalan emas." (Sebagian dari jalan-jalan itu tampak seperti emas kita di bumi, tetapi bagian lainnya sejernih kristal ; saya dapat melihat ke bawah menembusinya).
Yesus tertawa terus menerus. Dia tertawa sedemikian nyaringnya sehingga saya menyangka Dia tak pernah akan berhenti. Dia berkata ,"Kemarilah ! "Saya berkata, "Tidak, jalan-jalan ini adalah emas. Aku tak dapat berjalan di atasnya ! Satu-satunya kesempatan saya melihat emas adalah dalam wujud sebentuk cincin di tangan seseorang. Aku tak dapat berjalan di jalan-jalan ini.
"Tetapi Yesus memberikan isyarat, "Ayolah." Dia semakin nyaring tertawa seraya berjalan mendekati saya dan mengajak saya kembali ke jalan emas itu. Dia berkata, "Jalan-jalan ini dibuat untuk saudara dan saudariKu. Engkau saudaraKu, jadi nikmatilah.
"Sementara kami berjalan, saya menyadari bahwa suasana di surga itu sangat indah, karena berdaya buah Roh, terutama cinta, sukacita dan sejahtera. Angin di surga dipenuhi dengan urapan Allah.
(Kadangkala ketika orang-orang berdoa bagi Anda "kengerian kudus yang menegakkan bulu roma" terasa di sekujur tubuh Anda atau Anda mendapat suatu goncangan atau cahaya panas. Setiap kali angin itu menerpa Anda di surga, itulah perasaannya).
Seringkali kita berbicara tentang "awan kemuliaan" yang berarak ke dalam kebaktian. Awan-awan di surga ADALAH awan-awan kemuliaan. Segala sesuatu di surga mempunyai suatu maksud. Saya tak mengerti maksud dari awan-awan kemuliaan, tetapi sungguh mengagumkan untuk dipandang.
Kami melewati kota-kota, bangunan-bangunan dan kantor-kantor kecil. Gedung-gedung itu untuk bisnis yang terjadi di surga. Saya melihat orang-orang datang dan pergi melakukan bisnis mereka. Mereka tersenyum lebar. Sebagian menyanyikan kidung rohani yang saya kenal dari bumi dan sebagian lagi menyanyikan lagu-lagu surgawi yang mengandung makna surgawi. Sebagian membawa berkas-berkas kecil dan sebagian lagi mempunyai buku-buku untuk penggunaan pribadi.
Saya melihat seorang wanita berjalan memasuki sebuah toko. Saya tidak tahu kalau ada penukaran uang untuk memperoleh barang-barang di surga, tetapi saya tahu ada bisnis berlangsung di surga. Wanita ini membawa bungkusan kecil berisi barang dan dia berjalan keluar dengan sebuah buku.
Buku dan Musik di Surga
Ada buku-buku di surga yang terdapat di bumi juga, karena orang-orang telah membayar harganya untuk menulisnya dan ada lagu-lagu yang dinyanyikan orang di surga yang kita nyanyikan juga di bumi ini. Ada juga buku-buku dan lagu-lagu di surga yang belum sampai ke bumi, karena belum seorangpun berkorban membayar harganya untuk itu.
Kita harus membayar harga untuk mengeluarkannya dari alam Roh.
Ada buku-buku di surga yang terdapat di bumi juga, karena orang-orang telah membayar harganya untuk menulisnya dan ada lagu-lagu yang dinyanyikan orang di surga yang kita nyanyikan juga di bumi ini. Ada juga buku-buku dan lagu-lagu di surga yang belum sampai ke bumi, karena belum seorangpun berkorban membayar harganya untuk itu.
Kita harus membayar harga untuk mengeluarkannya dari alam Roh.
Ada tuntutan yang harus dipenuhi.
Saya yakin alasan dari sangat sedikitnya orang melihat surga ialah karena orang-orang belum membayar harga rohani untuk mencapainya, mereka tak dapat menangani penglihatan semacam itu atau mereka akan merusak kisahnya.
Namun jika orang-orang memenuhi persyaratan rohani, Allah akan membawa mereka ke surga, mempersilahkan mereka melihat-lihat lalu membawa mereka kembali.
Bersiaplah untuk mendengar lebih banyak orang seperti saya memberitahukan anda tentang hal yang dilihat mereka di surga, karena semakin banyak orang yang sedang membayar harganya dan akan melihat surga.
Dalam Perjanjian Baru dinyatakan bahwa ada sebuah keluarga disurga dan bumi (Efesus 3:15). Tiada disebutkan ada sebuah keluarga di surga dan lain keluarga di bumi ini. Ada satu keluarga di surga dan bumi.
Jika kita pergi memasuki alam Roh - jika kita sedang berjalan dalam alam Roh - kita dapat mendengar keluarga itu melantunkan lagu-lagu itu dan ikut bergabung dengan mereka. Kita dapat mendengar mereka membaca buku-buku itu jadi kita dapat menulisnya untuk penduduk di bumi ini. Begitulah caranya buku-buku itu ditulis. Saya telah membaca banyak buku di bumi ini yang juga terdapat di surga. Jadi saya melihat wanita ini mengambil buku itu, tetapi saya tak dapat memberitahukan kepada anda nama buku itu, karena saya tak diizinkan. Ada beberapa hal yang diucapkan Yesus Kristus kepada saya yang belum dapat saya beritahukan. Baru delapan tahun kemudian saya mencetuskan sepatah kata tentang hal melihat surga. Saya tak pernah memberitahukan seorangpun.
Bahkan saya hampir tak mau memikirkannya. Saya takut mengatakan kepada siapapun bahwa Yesus telah mengangkat saya ke surga, karena saya tidak tahu mengapa Dia melakukannya. Sekarang saya telah menampilkan sebuah alasan : Saya percaya karena nenek saya yang suka berdoa itulah maka Dia mengangkat saya !
Nenek saya berlutut sambil berdoa' "Allah, jemputlah Roberts. Jemputlah dia, Allah. Jemputlah dia, Allah. Jemputlah dia, jemputlah dia, jemputlah dia." Allahpun menjemputnya ! Allah menjemputnya dan membawanya ke surga. Kami berjalan melalui kota itu. Ketahuilah, Yesus Kristus adalah sorang Pribadi yang dapat diajak berbicara. Dia seorang teman. Dia bukanlah Allah yang ada nun jauh di balik awan biru. Jika kita menyadari bahwa Dia hidup juga disini - Tritunggal Allah tinggal disini - kita dapat berjalan dan bercakap dengan Dia dan mendengarkan Dia dari sini di bumi - bukannya dari atas di surga. Selekasnya anda mendapat kesadaran itu, anda akan hidup benar, anda akan bercakap benar dan anda akan menjadi benar, karena anda takkan mau berbuat apapun yang membahayakan Tritunggal itu atau menyakitkan perasaanNya. Ketahuilah, Tritunggal mempunyai perasaan, tetapi Mereka tidak dikuasai olehnya. Pahamkah anda akan hal itu ? Tritunggal mempunyai perasaan, tetapi Mereka tak diatur oleh perasaan itu.
Sementara kami berjalan melalui kota kecil ini, saya melihat rambu-rambu jalan. Saya tak ingat nama jalan itu, tetapi kami berbelok ke jalan dari tanah.
Sebuah Rumah Surgawi yang Besar
Saya dapat melihat sebuah rumah besar di atas pepohonan. Itu sebuah rumah kediaman yang anggun. Yesus berbicara kepada saya sepanjang waktu kami berjalan menuju ke rumah besar itu. Dia berjalan ke pintu lalu mengetuk. (Penduduk di surga bersikap sopan. Mereka tiada kasar. Mereka tidak melayang menembusi tembok-tembok anda !) Yesus menunggu sekitar tiga menit dan kemudian mengetuk lagi sebelum seseorang membukakan pintu. Anda akan menyangka jika Yesus Kristus, Raja Kemuliaan, datang ke pintu anda dan mengetuk, anda akan membukakannya pada ketukan pertama, tetapi mereka tidak. Seorang pria kecil membuka pintu, menjulurkan kepalanya dan berkata "Apa kabar, Yesus - dan apa kabar, Roberts ? "Itu menakutkan saya. Saya hampir saja berlari ! Saya berpikir, "Bagaimana sampai orang itu mengetahui namaku ? Tak seorangpun kecuali Yesus mengetahui namaku ! Sungguh lucu, tetapi saya mendapati bahwa setiap orang di surga mengetahui nama saya. Mereka akan bertanya, "Apa kabar, Roberts ?" Mereka berbicara seperti kita berbicara. (Saya belajar bahwa kita menyimpan nama kita sendiri dan kita mendapat sebuah nama baru di surga). Saya memandang kepada pria ini dan berkata dalam keadaan terkejut "Saya baik-baik saja." Dia berkata, "Masuklah". "Anda harus ingat bahwa bila anda tiba di surga, anda takkan menjadi seumur anda di bumi secara lahiriah ; Anda akan menjadi seumur rohani Anda seperti manusia yang tersembunyi di hati, yaitu diri Anda yang sejati. Karena saya ada disana dalam perkunjungan, maka saya mundur dan maju dari umur rohani saya ke umur lahiriah saya, yang pada waktu itu 8 tahun. Namun saya jauh lebih tua di alam Roh, karena saya telah diajari rohani oleh nenek dan ibu yang gemar berdoa.
Saya dapat melihat sebuah rumah besar di atas pepohonan. Itu sebuah rumah kediaman yang anggun. Yesus berbicara kepada saya sepanjang waktu kami berjalan menuju ke rumah besar itu. Dia berjalan ke pintu lalu mengetuk. (Penduduk di surga bersikap sopan. Mereka tiada kasar. Mereka tidak melayang menembusi tembok-tembok anda !) Yesus menunggu sekitar tiga menit dan kemudian mengetuk lagi sebelum seseorang membukakan pintu. Anda akan menyangka jika Yesus Kristus, Raja Kemuliaan, datang ke pintu anda dan mengetuk, anda akan membukakannya pada ketukan pertama, tetapi mereka tidak. Seorang pria kecil membuka pintu, menjulurkan kepalanya dan berkata "Apa kabar, Yesus - dan apa kabar, Roberts ? "Itu menakutkan saya. Saya hampir saja berlari ! Saya berpikir, "Bagaimana sampai orang itu mengetahui namaku ? Tak seorangpun kecuali Yesus mengetahui namaku ! Sungguh lucu, tetapi saya mendapati bahwa setiap orang di surga mengetahui nama saya. Mereka akan bertanya, "Apa kabar, Roberts ?" Mereka berbicara seperti kita berbicara. (Saya belajar bahwa kita menyimpan nama kita sendiri dan kita mendapat sebuah nama baru di surga). Saya memandang kepada pria ini dan berkata dalam keadaan terkejut "Saya baik-baik saja." Dia berkata, "Masuklah". "Anda harus ingat bahwa bila anda tiba di surga, anda takkan menjadi seumur anda di bumi secara lahiriah ; Anda akan menjadi seumur rohani Anda seperti manusia yang tersembunyi di hati, yaitu diri Anda yang sejati. Karena saya ada disana dalam perkunjungan, maka saya mundur dan maju dari umur rohani saya ke umur lahiriah saya, yang pada waktu itu 8 tahun. Namun saya jauh lebih tua di alam Roh, karena saya telah diajari rohani oleh nenek dan ibu yang gemar berdoa.
Jadi waktu saya ada di surga saya bukanlah berusia 8 tahun lagi, saya berumur kira-kira 33 tahun. Saya mengetahuinya dan memang begitulah tampak perawakan saya.
Tubuh setiap orang agaknya menjadi seperti seseorang pada usia tiga puluhan. Tiada keraguan mengenai hal itu karena Alkitab menyatakan bahwa kita akan menjadi seperti Dia (I Yohanes 3:2). Itulah usia Yesus ketika Dia meninggalkan bumi ini - Dia berusia 30an - jadi kitapun akan ada pada umur 30an. (Saya tak melihat ada seorang anak kecil, tetapi saya yakin mereka ada di bagian lain di surga). Yesus dan saya berjalan memasuki rumah besar itu lalu duduk. Sofa-sofa di surga berlainan sekali dengan yang kita miliki di bumi. Terkadang perabot rumah tangga di bumi tidak nyaman. Di surga, kenyamanan menyambut anda. Sofa itu bergerak ke atas dan merangkul Anda ! Saya duduk di atas sofa beledu hitam - terasa hidup - dan kenyamanan menjangkau dan memeluk saya. Saya merasa sangat nyaman sehingga sama sekali tak usah mengubahkan letak duduk saya.
Sementara kami duduk disana, orang-orang mengajukan pertanyaan dalam gaya percakapan biasa. Kami berbicara tentang bagaimana surga dan bumi bergerak bersama-sama, karena segala sesuatu terjadi lebih dahulu di alam Roh sebelum terjadi di alam lahiriah.
(Anda yang menjadi pejuang doa tahu maksud saya. Anda harus melahirkan sesuatu lebih dahulu di alam Roh dan terus mempercayainya untuk mewujudkannya di alam lahiriah).
Setelah kami selesai berbicara, kami bangkit berdiri dan pergi melewati rumah itu. Rumah itu sama seperti rumah-rumah kita di bumi, tetapi keadaannya sempurna sepenuhnya. Ukurannya besar sekali. Ada tirai di jendela-jendelanya. Bagian dalam gedung besar itu dihiasi dengan perabotan, lu-kisan yang mirip dengan seni modern kita, foto-foto keluarga dan tanaman. Tambahan pula, gedung itu dipenuhi dengan yang kita sebut barang-barang mewah dan barang lain yang tidak saya kenal. Setiap orang memiliki rumah besarnya sendiri di surga. Ada kamar-kamar yang berlainan dalam rumah ini, seperti kamar makan, kamar tamu, dapur dan ruang keluarga. Ada loteng dan saya yakin mereka mempunyai kamar tidur disitu, tetapi saya tidak naik ke loteng. Saya tidak tahu apakah anda perlu berbaring dan beristirahat. Saya disuguhi satu buah yang besar untuk dimakan. Tampaknya seperti sebuah apel dan rasanya sangat lezat.
Ketika kami mengucapkan selamat berpisah kepada penghuni di rumah itu, mereka memeluk kami dan mencium kami, lalu kami keluar lewat pintu belakang - saya tidak tahu sebabnya.
Ada Hewan-hewan di Surga
Kami berjalan mendaki beberapa bukit dan saya memperhatikan lebih banyak hal tentang surga. Banyak orang ingin mengetahui kalau ada hewan di surga. Ya, memang ada - segala jenis - semua dari A sampai Z. Mengapa hewan-hewan itu tak boleh hadir disana ? Bumi dibuat menurut pola dari surga, jadi jika bumi memiliki hewan maka surgapun pasti memilikinya.
Kami berjalan mendaki beberapa bukit dan saya memperhatikan lebih banyak hal tentang surga. Banyak orang ingin mengetahui kalau ada hewan di surga. Ya, memang ada - segala jenis - semua dari A sampai Z. Mengapa hewan-hewan itu tak boleh hadir disana ? Bumi dibuat menurut pola dari surga, jadi jika bumi memiliki hewan maka surgapun pasti memilikinya.
Saya melihat seekor anjing, seekor anak kambing dan seekor singa berkekuatan besar. Ada burung-burung berkicau di pepohonan - burung besar maupun kecil - dan semuanya mem-perdengarkan lagu yang sama. Seusai mereka bernyanyi, tampaknya seolah-olah mereka saling berbicara. Ada bentuk lain dari kehidupan binatang di surga, tetapi saya melihatnya dari kejauhan se-hingga tak dapat mengenalinya. Hewan-hewan itu tidak lari menjauhi manusia dan juga tidak menyerang mereka. Keadaan mereka tenang dan damai. Ketahuilah, ketakutan tiada terdapat di surga. Hadirat Allah sedemikian kuatnya sehingga ketakutan , kebingungan, keraguan, penyakit dan kecemasan lenyap. (Anda kehilangan semua hal ini dalam perjalanan ke surga). Selagi kami berjalan, saya juga melihat pepohonan surga. Dedaunan pada pohon-pohon itu berayun kian kemari, menari dan memuji Tuhan. Mereka bergoyang dengan sangat bergairah ! Anda pasti menyangka ada angin kencang yang berhembus melalui tempat itu. Rerumputan yang saya injak sambil berjalan warnanya hijau, corak inti dari warna hijau. Rerumputan itu sangat lembut. Setelah saya menginjaknya, rumput itu melentur kembali dengan sempurna dan segera menghapus jejak saya. Anda tak usah memotong rumput di surga. Panjangnya selalu tetap.
Jika sehelai daun gugur, maka itu akan lenyap. Tiada terdapat buah yang busuk di pohon. Tiada dedaunan yang berubah warna atau ranting patah. Segala sesuatu sempurna di surga. Tak terdapat apapun yang tidak beres. Tiada suatu masalahpun dapat dijumpai di surga dan anda tak dapat menimbulkan suatu masalah di surga. Tiada kebimbangan atau ketidakpercayaan didapati di surga, karena sumber Hidup ada disana. Semua yang hidup ada disana. Kebaikan Allah sangat terasa kehadirannya di surga. Bila anda melihat sebuah bola lampu, cahaya yang paling cemerlang ada di sekitar lampu itu sendiri. Demikianlah pula dengan Allah. Kuasa terbesar, kehidupan terbesar dan sukacita terbesar ada di sekitar Allah. Suatu hari kelak, bila kita semua akhirnya pulang ke surga, Allah akan bergerak dan berjalan di tengah-tengah penduduk surga.
Lihat video kesaksiannya
Bagian ke 1
Bagian ke 2
Sumber http://anakterang.blogspot.com/2007/09/saya-melihat-surga-i-saw-heaven.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar