Selamat Datang

Untuk kalangan atau simpatisan kristiani.

Selamat datang di blog kami, semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Tuhan Yesus memberkati.


Terjemahkan Bahasa / Translate :

Terjemahkan Bahasa

Selasa, 23 Juni 2015

Kisah Nyata - Maricel Apatan

Maricel Apatan

BEGINI KISAH MARICEL: 
Saya akan menceritakan sebuah kisah dari seorang wanita muda yang melewati perjuangan yang sangat luar biasa. Ketika Anda membaca kisahnya, Anda akan menyadari bahwa pergumulan Anda mungkin tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah dilewati wanita muda ini. 

Itu terjadi di tanggal 25 September 2000. Maricel Apatan berumur 11 tahun dan tinggal di Zamboanga.Suatu hari, gadis kecil ini pergi bersama pamannya mengambil air. Ketika mereka sedang berjalan, tiba-tiba ada  empat pria yang memberhentikan mereka. Keempat pria tersebut membawa golok panjang. Mereka menyuruh pamannya untuk menelungkup di tanah. Dan mereka memenggal kepalanya dan membunuhnya. 

Maricel sangat kaget. Terutama karena orang-orang ini adalah tetangga mereka. Dia mencoba lari, tetapi mereka mengejarnya. Dia menangis,”Jangan bunuh aku! Kasihanilah aku!” 

Tetapi mereka tidak peduli dengan permintaannya. Dengan golok panjangnya, seorang pria menyabet lehernya juga.Maricel jatuh ke tanah dan pingsan. 

Ketika dia tersadar, dia melihat ada begitu banyak darah di sekitarnya. Dia juga melihat beberapa kaki pria di sekitarnya, jadi dia berpura-pura mati.Ketika orang-orang itu pergi, Maricel berlari pulang. 

Di sepanjang jalan, dia juga melihat kedua telapak tangannya putus. Karena para pria itu juga memotong telapak tangannya. Dia menangis tapi tetap berlari. Kadang-kadang, dia pingsan dan jatuh ke tanah. Namun ketika sadar, dia berlari lagi. 

Ketika sudah dekat rumahnya, Maricel memanggil mamanya. Melihat Maricel, mamanya menjerit histeris. Dia membungkus badan anaknya yang berdarah dengan selimut dan membawanya ke rumah sakit. 

Ini masalahnya: dari rumah mereka ke jalan raya, jaraknya 12 kilometer berjalan kaki. Mereka membutuhkan empat jam untuk mencapai jalan raya. Ketika mereka sampai di rumah sakit, para dokter berpikir kalau Maricel pasti mati. 

Selama lima jam, mereka mengoperasinya. Ada 25 jahitan di leher dan di punggung. Maricel akhirnya selamat.Tetapi dia kehilangan kedua telapak tangannya. Ironisnya, hari berikutnya adalah hari ulang tahunnya. Dia akan berusia 12 tahun. 

Tetapi, tragedi itu tidak berhenti di situ. Ketika mereka sampai di rumah, mereka menemukan rumah mereka sudah tidak ada lagi. Rumah mereka dirampok dan dibakar. Karena mereka sangat miskin, keluarga Maricel tidak punya uang P 50,000 untuk membayar tagihan rumah sakit. Namun Tuhan mengirimkan banyak malaikat untuk menolong mereka. Uskup Antonio Ledesma, keluarga jauh mereka, membayar seluruh biaya rumah sakit dan membawa para penjahat itu ke pengadilan. Tahanang Walang Hagdan membantu Maricel dengan membiayai sekolahnya. 

Tetapi ada hal lain yang saya percaya adalah mukjizat yang sangat luar biasa. 

Daripada meratapi nasibnya, Maricel terus berlari. Daripada menyalahkan Tuhan karena kehilangan kedua telapak tangannya. Dia sekarang menggunakan pergelangan tangannya dalam cara yang luar biasa. Maricel dikenal sebagai seorang pekerja keras, dan murid terbaik di sekolah anak-anak cacat. Tahun 2008, dia lulus dari kursus Perhotelan dan Manajemen Restoran. 

Hari ini, Maricel bekerja di sebuah hotel bintang lima. Ya, tetap tanpa kedua telapak tangannya.Tidak ada apapun yang mampu menghentikan wanita muda ini menggapai impiannya. 

Saya mengundang Maricel ke Feast. Kegembiraannya, senyumannya, pesonanya sungguh luar biasa! Dengan mengunakan seragam Chef putih, saya memintanya untuk bangkit berdiri. Kami semua bertepuk tangan dengan riuhnya. Dan kemudian saya menuntunnya ke meja yang penuh dengan sayur-sayuran di atasnya. Saya memintanya membuatkan salad untuk saya.Dengan menggunakan pergelangan tangannya, dia memotong dan membuat salad yang sangat lezat.Saya tidak tahan untuk tidak menangis. 

Saya melihat ke sekeliling saya dan hanya sedikit dari mereka yang hadir yang matanya kering. 



Amin.



Silahkan share. Dikutip dari buku "How To Be A Blessing Magnet" - Bo Sanchez.

Minggu, 14 Juni 2015

Kesaksian - Jejak-Jejak Kaki TUHAN


So'e adalah ibukota dari kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), bagian Timor Barat provinsi Nusa Tenggara Timur. Keadaan alam kabupaten ini tidaklah baik, selain curah hujannya sangat minim dan sumber mata air yang sedikit mengakibatkan usaha pertanian dan perkebunan tidak dapat menghasilkan secara maksimal. Akibatnya, kebutuhan pangan masyarakat terancam tidak terpenuhi.

Tahun 1916, domi (pendeta) yang pertama tiba di Mollo, bernama Guedings yang datang untuk membaptis murid yang percaya kepada Yesus. Mulailah didirikan sekolah dan tempat ibadah, tetapi belum ada nama gerejanya pada waktu itu. Gereja di Kapan (sekarang bernama Ebenhezer), gereja di Nunkolo, gereja di So'e (sekarang bernama Maranatha) sama seperti nama gereja mula-mula berdiri.

Indische Kerk merupakan gereja yang berada di Indonesia pada tahun 1817. Masuknya Injil pertama kali ke TTS tidak dapat dipisahkan dari kedatangan kolonial Belanda. Di setiap tempat yang ditaklukan dan dikuasai oleh Belanda selalu didirikan sekolah-sekolah (Sekolah Rakyat /SR). Di bangku pendidikan SR, injil diberitakan dalam pendidikan agama Kristen. Sebelum proses belajar mengajar dimulai selalu di awali dengan ibadah, di mana mereka bernyanyi, berdoa, dan membaca Alkitab. Demikianlah Injil diberitakan dan pendidikan memiliki peranan yang menentukan. Dengan demikian akhirnya murid-murid menjadi pengikut Kristen. Tetapi ada juga yang hanya ikut-ikutan, namun sebagian masyarakat lainnya masih tetap memegang kepercayaan suku mereka.

Tahun 1918, domi kedua adalah seorang militer yang bernama Krayer Van Alts. Dengan latar belakang militer, dia memerintahkan dengan tegas kepada semua masyarakat Mollo tanpa kecuali untuk menyerahkan semua berhalanya untuk dihancurkan. Tidak ada yang membantah, tetapi ada juga yang berhasil meloloskan diri dan menyembunyikannya, lalu melanjutkan ritual kepercayaannya secara sembunyi-sembunyi.

Tahun 1920, dilakukan baptis massal untuk orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, rambut masyarakat pria di daerah tersebut yang masih berkonde juga dipangkas semuanya. Dengan bertambahnya jumlah jemaat dan gereja, maka dibutuhkan lebih banyak pengajar dan pemimpin jemaat. Maka Belanda membuka sekolah Guru Inji di So'e pada tahun 1936 bernama STOVIL (Sekolah dengan jenjang pendidikan enam tahun. Dua tahun untuk memperoleh ijazah guru jemaat dan tiga tahun untuk ijazah pendeta). Semua biaya STOVIL ditanggung oleh pemerintah Belanda. Salah seorang pemuda yang bernama Benyamin Manuain dan seorang seniornya yang bernama Yonathan M.E. Daniel mendaftarkan diri menjadi siswa STOVIL. Karena dorongan hatinya untuk menjadi pemimpin jemaat.

Masa penjajahan Jepang
Pada masa Perang Dunia II, Jepang memutuskan untuk menduduki Indonesia dengan tujuan mendapat dukungan untuk melawan sekutu nantinya. Gereja mengalami kesulitan keuangan karena sumber keuangan yang selama ini berasal dari Belanda tidak diberikan lagi karena kekuasaannya telah berakhir di Indonesia. Kadatangan Jepang sebagai saudara tua dengan menunjukkan sikap manis yang demikian hanya untuk mengambil simpati masyarakat agar Jepang mendapat dukungan. Ketika membutuhkan hiburan, mereka mengambil banyak gadis untuk dijadikan sebagai pemuas nafsu mereka. Peristiwa traumatis yang dialami oleh gadis-gadis Indonesia, termasuk di Timor, meninggalkan bekas sampai sekarang. Kekejaman Jepang menumbuhkan sifat nasionalis yang kuat di dalam diri Benyamin Manuain seorang siswa STOVIL yang sedang mengajar di pulau Rote. Akhirnya pada tanggal 6 & 9 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah karena kota Hirosima dan Nagasaki di bom oleh Amerika Serikat.

Tahun 1946 Belanda kembali ke Indonesia, semua siswa STOVIL yang belum menyelesaikan sekolahnya dipanggil kembali untuk melanjutkan pendidikannya hingga selesai. Akhirnya Benyamin Manuain menyelesaikan studinya tahun 1948 dan ditempatkan di kampung Ofu oleh ketua Sinode GMIT yaitu Edward Durkstra (Belanda) untuk periode 1947-1950). Semangat yang menyala di dalam diri Benyamin membuat ia harus bertentangan dengan Durkstra karena ia tidak menginginkan semua bantuan dari Belanda di samping sebuah prinsip yang dipegangnya bahwa urusan gereja dan negara tidak boleh dicampur-adukan, tetapi sebaliknya harus dipisahkan. “Gereja harus mandiri” katanya. Beberapa saat kemudian, mimpi Benyamin menjadi kenyataan di mana sponsor dari Belanda untuk semua pelayanan jemaat di Timor dihentikan sehingga jemaat Tuhan dengan sendirinya harus mendanai. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan gereja, maka jemaat belajar untuk membari lebih selain dari perpuluhan untuk meningkatkan persem-bahannya demi Kerajaan Allah, sehingga jemaat menjadi dewasa di dalam keuangan. Tahun 1960, Benyamin diangkat menjadi pemimpin jemaat di kota So'e yang sekarang menjadi gereja Maranatha. Beliau melayani jemaat yang berbahasa Indonesia, Sedangkan Yonathan melayani jemaat yang berbahasa daerah.

Pada masa kepemimpinan mereka, kebangunan rohani yang dahsyat terjadi. Kurt Koch mengatakan bahwa kegerakan Roh Kudus yang terjadi di TTS adalah kegerakan Roh Kudus yang tidak ada tandingannya dalam sejarah kebangunan rohani.

Kegerakan Kebangunan Rohani Besar
Jumlah umat Tuhan di TTS setelah Perang Dunia II melonjak pesat menjadi 80.000 jiwa. Hasil ini belum membuat Tuhan Yesus puas, karena Dia menghendaki supaya semuanya diselamatkan dan tak seorang pun yang binasa. Untuk melanjutkan karya keselamatan-Nya di TTS dengan melakukan kegerakan yang lebih besar lagi, Bapa di surga mengirimkan beberapa hamba-Nya untuk “mempersiapkan jalan” bagi-Nya. “Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran…” (Yes 40:3-4). Hamba-hamba Tuhan yang diutus untuk mempersiapkan jalan bagiNya antara lain adalah Johanes Amos Ratuwalu, tim pelayanan dari YPPII Batu-Malang dan Mr. Chen.

Johanes Amos Ratuwalu, anak seorang pendeta yang bernama Joseph Ratuwalu. Tahun 1963 dari desa Sulamu, dipindahkan ke pulau Semau sebagai Kepala Sekolah Rakyat (saat itu J.A Ratuwalu berumur 32 tahun). Di daerah ini, Ratuwalu mengalami suatu pengalaman rohani yang membuat dirinya melayani Tuhan dan dikenal banyak orang. Suatu ketika dengan dorongan roh Kudus, dia berbicara kepada Tuhan, “Jika Tuhan ingin memakai saya, berikan tanda sebagai berikut, yaitu jikalah ada seorang buta yang meminta untuk didoakan, buatlah dia menjadi sembuh.” Dua tiga hari kemudian Tuhan jawab doanya. Kejadian ini mengubah pekerjaannya dari seorang guru menjadi pengajar Injil. Perjalanan pelayanan mereka selanjutnya selalu disertai dengan tanda-tanda berupa kesembuhan-kesembuhan ajaib yang terjadi. Pertama kali melayani di sekitar kota Kupang, selanjutnya hingga seluruh pelosok pulau Timor hingga ke seluruh NTT.

Pelayanan kesembuhan yang dilakukan telah berhasil menarik banyak orang untuk menghadiri kebaktian-kebaktian yang diadakan. Pernah suatu kali ketika dia melayani di pulau Alor di desa Apui, seorang yang mati dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Bapa di surga memakai gerakan kesembuhan itu untuk membawa banyak orang kepada pertobatan, tetapi akhirnya justru kesembuhan itu sendirilah yang lebih diutamakan dalam kotbah yang disampaikan oleh J.A Ratuwalu daripada pertobatan. Akhirnya “Gerakan Kesembuhan” J.A Ratuwalu harus berakhir karena wanita, uang dan kesombongan. Ratuwalu menceraikan istrinya dan menikah untuk kedua kalinya walaupun istri pertamanya masih hidup.

Kemudian didirikannyalah YPPII (Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia) oleh Petrus Oktavianus, dalam setiap kotbah yang disampaikan oleh mereka menitikberatkan pada pertobatan, kekudusan dan pekerjaan Roh Kudus. Tema ini menimbulkan banyak pertanyaan lain dalam diri setiap orang yang hadir, yaitu “Mengapa di dalam GMIT, Roh Kudus tidak bekerja?” Beberapa saat kemudian, pertanyaan tersebut mendapatkan jawabannya ketika terjadi kebangunan rohani yang besar di TTS, yang akhirnya tercatat sebagai salah satu Kegerakan Rohani yang terbesar di dalam sejarah. Tetapi sayangnya banyak orang yang tidak mau menerimanya dan tidak mau mengakuinya. Firman Tuhan yang disampaikan dengan urapan Roh Kudus tersebut seperti mata bajak besi yang sedang “bekarja” mengolah tanah, mengeluarkan batu, menghancurkan tanah yang keras dan menjadikan lahan tersebut siap untuk ditanami benih unggul… benih ilahi yang hidup. Firman Tuhan yang hidup itu “menusuk” sangat dalam, pada setiap jemaat yang hadir sehingga mata hati mereka menjadi terang lalu menyadari dosa-dosanya. Banyak orang yang kemudian menjadi pengikut Yesus. Juga banyak le'u-le'u yang diserahkan untuk dibakar dalam setiap pelayanan mereka. Le'u-le'u adalah sejenis jimat. Pelayanan yang diurapi Roh Kudus selalu disertai oleh tanda-tanda ajaib/ mukjizat. (Mat 16:17-18) Penyertaan Roh Kudus di dalam pelayanan hamba Tuhan sangat penting, sebab tanpa-Nya mereka tidak memiliki kuasa untuk menjadi saksi Tuhan Yesus. Pelayanan ini mengubah hati setiap orang yang mendengarkannya.

Kegerakan itu Sudah Dimulai (26 September 1965)
Sesuatu yang positif berasal dari Tuhan mulai terjadi di kota So'e, di mana beberapa orang yang mengaku mendengar “suara” dan mendapat “penglihatan”, lalu menceritakannya kepada pemimpin jemaat dan orang-orang yang berada di sekeliling mereka. Berikut ini beberapa kejadian yang menggemparkan yang terjadi menjelang kebangunan rohani besar itu.

Sekitar bulan Juni-Agustus 1965, Benyamin Manuain yang sedang berkotbah tentang seorang Samaria yang mengambil air di sumur Yakub, kemudian bertemu dengan Tuhan Yesus dan mereka bercakap-cakap (Yoh 4:1-42). Sementara kotbah berlangsung seorang wanita tertawa sambil memandang ke depan, dan ternyata dia melihat gambar di tembok persis seperti apa yang dikotbahkan, yakni seorang Samaria yang sedang mengambil air kemudian bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus. Kejadian itu sangat aneh dan baru pertama kali terjadi. Sejak saat itu penduduk di sekitar daerah itu datang kepada pemimpin-pemimpin jemaat mereka mengaku bahwa mereka mendengar dan mendapat penglihatan, yang mana memerintahkan dan menghendaki mereka untuk menyerahkan le'u-le'u dan ikat pinggang yang mereka kenakan untuk diserahkan kepada pemimpin jemaat dan selanjutnya dibakar. Suara-suara yang mereka dengar itu mengetahui semua yang tersembunyi baik di dalam hati, perbuatan maupun pikiran mereka.

Puncak kegerakan itu terjadi pada saat kebaktian di gereja Maranatha pada tanggal 26 September 1965 yang dimulai sejak pukul 16.00 dan kemudian berakhir pada pukul 23.00 yang dipimpin oleh Pendeta Benyamin Manuain. Sore itu banyak sekali pemuda dan pemudi So'e yang hadir memenuhi ruang kebaktian. Mereka mendengarkan kesaksian seorang yang bernama Nahor Leo, dia menceritakan ketika dia tidur siang dan masih dalam keadaan terlelap, ia melihat ada seseorang yang mendatanginya. Orang itu menanyakan le'u-le'u yang disimpan oleh Nahor lalu memerintahkannya untuk dikeluarkan dan dibakar. Nahor menyangkalnya dengan mengatakan tidak ada, tapi terus didesak dan akhirnya ia mengeluarkan le'u-le'u tersebut yang disimpan di dalam sebuah peti. Kesaksian yang semula disampaikan dengan biasa-biasa saja oleh Nahor berkembang sesuai dengan pimpinan Roh Kudus menjadi suatu kebangunan rohani besar yang mengubah hidup banyak orang malam itu. Pernyataan nubuatan disampaikan dengan penuh urapan Roh Kudus. Akhirnya terjadilah suatu terobosan yang mencabut dan merubuhkan setiap kubu-kubu pertahanan di dalam pikiran manusia, kemudian menanam dan membangun di atas dasar yang baru, dasar yang kuat di mana alam maut tidak dapat menguasainya. Mereka telah mengakui dosanya dan dipulihkan oleh Tuhan. Di akhir kebaktian, Nahor mengundang mereka untuk menghadiri pertemuan yang akan diadakan keesokan harinya pada pukul 11.00 di tempat yang sama, karena Roh Kudus ada sesuatu yang ingin Tuhan sampaikan pada pertemuan kebaktian tanggal 27 September 1965. Pada keesokan harinya, diterima pernyataan bahwa semua orang harus hadir lagi pada tanggal 28 September, karena Tuhan akan menunjuk secara langsung orang-orang yang akan diutus untuk melayani ke tempat yang akan ditunjuk oleh Roh Kudus. Akhirnya terbentuklah “Tim Satu” kemudian Tim dua, Tim Tiga dan seterusnya hingga mencapai 75 tim, dengan anggota tim yang bervariasi antara 3 orang, 10 orang, hingga 20 orang. Semua yang tergabung dalam tim itu dipilih langsung oleh Roh Kudus.

Semua kejadian yang mereka alami selalu disampaikan pemimpin jemaat, tetapi sayang pemimpin jemaat pada saat itu tidak sempat mencatatnya, tetapi ada beberapa laporan yang masih sempat diingat.

Mujizat Yang Tuhan Lakukan
Ada beberapa laporan yang masuk, seperti:
1. Orang mati dibangkitkan.
Pada suatu kebaktian sedang dilakukan pengakuan iman rasuli dalam gereja yang sederhana, Nikodemus Nale tiba-tiba saja terjatuh dan langsung meninggal. Tetapi kejadian tersebut tidak diterima begitu saja oleh keluarganya. Menjelang pagi Nikodemus hidup kembali. Dalam kisah perjalanannya ke surga, dia melihat bahwa jalan-jalannya semua terbuat dari emas murni yang tembus pandang. Di “sana” tidak ada matahari dan bulan, tetapi terangnya melebihi benda-benda tersebut. Keadaan alamnya sangat indah dan tidak dapat dilukiskan. Setelah itu dia diperhadapkan pada seorang “Bapak” yang di atas kepala-Nya kelihatan seperti ada pelangi yang melingkarinya. “Bapak” tersebut ternyata membuka sebuah buku yang berisi tulisan mengenai dirinya dan ternyata berisi semua pelanggaran-pelanggaran yang pernah dilakukannya sejak kecil. Nikodemus mengakui semuanya termasuk mencampur perak dari bahan lain, karena ia adalah seorang pengrajin perak. “Bapak” tersebut mengatakan, “Engkau harus kembali untuk memberitahukan kepada anak-anakmu untuk hidup di dalam kasih sebab kasih itulah yang terutama, karena KASIH MENUTUPI BANYAK PELANGGARAN.” Keesokan paginya Nikodemus benar-benar “kembali” dan hidup. Lalu ia segera memanggil anak-anaknya dan menyampaikan pesan dari Tuhan untuk percaya kepadaNya dan hidup di dalam kasih. Kejadian itu mengubah tujuan hidupnya.

Seorang anak yang berumur dua tahun meninggal, dia adalah seorang anak dari Pendeta Liunome. Tujuan dari hal ini adalah agar istri pendeta itu bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan serta mengizinkan suaminya untuk pergi pelayanan bersama-sama dengan tim doa. Selesai menyampaikan pesan kepada istri pendeta ini Nona Kaci (anggota tim doa) menyampaikan pesan Tuhan “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi dalam nama Yesus orang Nazaret itu bangkitlah!!” Secara perlahan, anak itu mulai menggerakkan tangannya, membuka matanya, menggerakkan kakinya dan kemudian meminta minum. Melihat hal itu istri pendeta terharu dan menangis.

Sejak kejadian itu, setiap kali ada orang yang mati. Maka hal itu tidak begitu saja diterima oleh pihak keluarga, tetapi dilaporkan kepada tim doa untuk didoakan dengan harapan untuk dihidupkan lagi. Jika setelah didoakan masih belum juga hidup, barulah jenazah tersebut di kuburkan.

2. Air menjadi anggur
Suatu hari Tuhan menyuruh Yakoba dan beberapa orang temannya untuk menyiapkan periuk tanah sebagai tempat penyimpanan air dan kemudian ditutup dengan kain putih. Tuhan menyuruh mereka untuk berdoa tiga hari tiga malam. Tuhan menyuruh mereka untuk menyediakan 12 botol untuk diisi penuh dan dibagi-bagikan kepada orang-orang yang akan ditunjuk oleh Tuhan Yesus. Botol yang mereka isi dengan anggur tersebut tidak habis-habis. Setiap kali selesai perjamuan, botol anggur tersebut selalu terisi penuh kembali hingga berkelimpahan. Tahun 1968, air menjadi anggur itu terjadi kembali dengan cara yang sama.

Pada tanggal 24 juni 2000, Peristiwa air menjadi anggur kembali terjadi di kampung Aman. Dengan dipimpin oleh Ibu Liufeto, mereka bersama-sama mendoakan air supaya berubah menjadi anggur yang akan digunakan untuk perjamuan kudus. Memang saat itu anggur yang berada dan dijual di kota So'e adalah anggur yang memiliki kadar alkohol tinggi sehingga gereja tidak mempunyai pilihan lain selain dari membeli anggur tersebut untuk dipergunakan dalam Perjamuan Kudus. Tuhan menyatakan kemuliaanNya. Tuhan mengubah air menjadi anggur di So'e ialah selain untuk menyatakan kemuliaan-Nya, juga karena Tuhan tidak menginginkan umat-Nya di So'e menggunakan anggur yang mempunyai kadar alkohol tinggi dalam perjamuan Kudus di gereja dan ini adalah suatu dugaan yang masuk akal. Tuhan juga kemudian melakukan mujizat air menjadi anggur untuk yang ke 4-5 kalinya.

3. Panggilan melayani
Banyak sekali orang yang datang dan mengaku bahwa mereka diperintahkan Tuhan Yesus untuk pergi melayani bersama-sama dengan nama-nama yang didengarnya dari Tuhan. Lalu, terbentuklah sebuah tim doa dan mereka diberi nomor urut oleh Y.M.E Daniel.

4. Menyebrangi Sungai
Ketika dalam perjalanan pelayanan mereka harus melewati sebuah sungai yang sedang banjir, Tuhan Yesus memerintahkan untuk menyeberangi-nya saat itu juga. Saat mereka melakukannya banjir tersebut menjadi surut. Semakin mereka ke tengah, airnya semakin surut dan mereka akhirnya berhasil melewati sungai itu.

5. Tidak menjadi lapar
Ada kejadian aneh yang terjadi pada waktu tim doa melayani di kampung Babuin. Makanan yang didapat pada hari itu adalah jagung titi sebanyak dua liter yang dimakan oleh 58 orang, dan ajaibnya setelah dimakan dengan pengucapan syukur mereka tidak merasa lapar selama sehari penuh. Pernah suatu hari masih di kampung itu juga, mereka makan bersama pada siang hari dengan makanan yang ada cuma satu bokor kecil nasi untuk dimakan kira-kira 100 orang. Setelah dimakan dengan pengucapan syukur, masih ada sisa makanan dan semua orang yang hadir di tempat itu menjadi kenyang. Seperti mujizat yang Tuhan Yesus lakukan “Lima roti dan dua ikan.”

6. Berbicara dengan bahasa lain
Seorang bernama Mel Tari salah satu anggota tim doa. Ketika ia berada di Amerika, ia hadir dalam suatu pertemuan kebaktian di mana ia harus menceritakan tentang kasih Tuhan, orang yang akan menterjemahkan kesaksiannya ke dalam bahasa Inggris berhalangan hadir. Sementara sudah waktunya untuk ia berbicara. Tetapi hal itu tidak menjadi halangan bagi Tuhan untuk melakukan kehendakNya. Tuhan menyuruh-nya maju ke depan dan saat itulah Tuhan mulai mengatakan sesuatu dengan menyuruhnya untuk memulai dengan kata “ladies and gentleman” dan ia dengan lancar ia berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris seperti orang yang telah terbiasa melakukannya hingga selesai. Orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan bahwa bahasa Mel Tari sangat baik.

Mel Tari menuliskan bahwa pada masa kegerakan Tuhan itu telah terjadi 200.000 orang telah bertobat dan dimenangkan bagi Kerajaan Allah. Jumlah yang menyerahkan hidupnya pada Tuhan Yesus saat kegerakan itu terjadi sangat banyak sehingga seluruh TTS (95%-an) memeluk Kristen, kecuali daerah Boti dan beberapa desa di Amanuban Timur.

Mengapa Tuhan Melakukannya?
Jika terjadi kegerakan kebangunan rohani di so'e maka ada alasan yang kuat mengapa Tuhan melakukannya?
1. Mereka harus diselamatakan sebelum Gerakan 30 September (G30S) terjadi. Sebagain di antara mereka mungkin akan menjadi seperti seorang penjahat yang disalibkan di sebelah kanan Tuhan Yesus yang diselamatkan pada detik-detik terakhir.
2. Saat itu masih banyak anggota masyarakat luas di seluruh TTS yang masih belum beragama. Setelah G30S gagal, maka mereka akan dicurigai sebagai anggota komunis oleh pemerintah. Untuk menghindari pencarian dan penangkapan oleh petugas, maka banyak yang memutuskan untuk menjadi anggota gereja, tetapi tanpa disertai dengan pertobatan. Jumlah mereka sangat banyak. Karena itu mereka perlu untuk “ditolong”, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa “tempat pelarian” tersebut sebenarnya adalah tempat pelarian yang tepat, karena mereka akan bertemu dengan Tuhan Yesus yang adalah Juruselamat dunia.
3. Kondisi kesehatan masyarakat yang rentan terhadap berbagai macam penyakit, berhubung dengan kelaparan hebat yang sedang melanda mereka, sehingga mereka perlu disembuhkan. Jumlah mereka yang harus “diselamatkan” sangat banyak, dan tersebar luas di seluruh pelosok TTS. Karena itu, dibutuhkan banyak tim untuk pergi ke sana.

Pengaruh gerakan kebangunan rohani ini sangat terasa dengan banyaknya orang yang terlibat di dalamnya. Hampir semua kegiatan terhenti, maka So'e kelihatan juga seperti kota mati. Diadakah pencarian informasi yang dilakukan oleh petugas keamanan, tetapi mereka tidak melihat tidak ada hal-hal yang melanggar hukum yang telah terjadi. Mereka didapati berbicara tentang pertobatan, pengakuan dosa, dan penyesalan atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan. Mereka juga membakar le'u-le'u, membuang minuman keras dan menghancurkan botol-botolnya sehingga menurut polisi, mereka tidak bisa ditangkap karena ternyata mereka juga telah membantu polisi, dan perbuatan mereka sangat positif dan tidak melanggar hukum. Di So'e yang terdengar hanyalah perbuatan-perbuatan Tuhan yang dahsyat dan ajaib.

Dewan gereja di Timor telah mengakui bahwa kebangunan Rohani yang terjadi di So'e ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi mereka belum bisa menerima keberadaan tim doa dan mereka kelihatan berhati-hati untuk menerima tim doa, sehingga harus “menunggu buah roh” dari pelayanan tim doa. Waktu untuk “menunggu buah roh “ dihasilkan cukup lama, yaitu hingga 36 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2001 dimana keberadaan rim doa baru diterima di tingkat Sinode GMIT. Setelah 38 tahun kemudian, sejarah menceritakan bahwa kegerakan tersebut masih berlanjut hingga saat ini, sehingga tim doa melonjak menjadi 600 di seluruh NTT pada tahun 2002, dan menjadi 2000 tim doa pada tahun 2003.

Semua orang yang terlibat dalam kebangunan rohani di TTS adalah manusia biasa yang juga memiliki kelemahan. Tetapi, kelemahan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk menolak keberadaan kebangunan rohani yang telah terjadi. Saat ini 30 tahun sudah lewat, tetapi kegerakan rohani itu masih tetap ada dan setiap tahunnya pada tanggal 26 September selalu diperingati sebagai hari kebangunan rohani.


Semakin serupa dengan Kristus. Amin.


Dikutip : "Jejak-jejak Kaki TUHAN"
Penulis : Jermia Manu
Penerbit : Metanoia Juli 2004




Sumber :http://wind-of-timor.blogspot.com/2007/10/jejak-jejak-kaki-tuhan.html

Rabu, 03 Juni 2015

Kesaksian - Pesan Dari Tuhan oleh Retah dan Aldo McPherson

“A MESSAGE FROM GOD”

Kesaksian Retah dan Aldo McPherson


Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)

Saya, Retah McPherson, adalah seorang istri yang sangat beruntung, saya memiliki segalanya. Kami sekeluarga adalah Kristen dan memiliki kehidupan yang sempurna; saya memiliki pernikahan yang penuh kasih dan indah; saya memiliki suami yang sangat mengasihi, namanya adalah Tinus McPherson; dari pernikahan kami berdua kami dikaruniai dua orang anak yang luar biasa, Aldo (12) dan Josh (3). Dalam karier, saya adalah seorang konsultan pengembangan diri dan baru saja terpilih / dinobatkan sebagai ratu kecantikan se-Afrika Selatan. Sungguh, hidup saya begitu sempurna. 

Namun kehidupan yang begitu baik berubah hanya dalam seketika waktu saja, yaitu pada waktu kami harus mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas di suatu malam tahun 2004.

Kisah kami berawal saat kami sekeluarga pulang dari sebuah acara di provinsi Free State dimana saya menjadi pembicaranya. Dalam perjalanan pulang menggunakan mobil, yaitu saat kami melewati jalan Grassmere Toll Plaza, tiba-tiba sebuah kendaraan niaga tanpa lampu berada tepat di jalur mobil kami. Untuk menghindari tabrakan, seketika itu juga Tinus, suami saya, membanting stir ke kiri jalan dan mengakibatkan mobil kami menabrak alur air dan berguling-guling. Sekalipun dengan perjuangan yang berat untuk meloloskan diri dari mobil, keadaan saya dan suami baik-baik saja, namun begitu kami tidak dapat menemukan anak-anak kami di dalam mobil, mereka berdua terlempar keluar mobil. Sekalipun di kegelapan malam, anak kami yang kecil, Josh, dapat saya temukan dengan cepat sebab ia menangis diantara semak-semak di dekat kendaraan kami yang telah hancur. Bagaimana dengan Aldo? Kami tidak dapat melihatnya, ia berada entah dimana.

Setelah mencari beberapa waktu, Roh Kudus menuntun saya untuk pergi ke arah seberang jalan dan akhirnya saya dapat menemukan Aldo di sisi lain jalan raya, namun kondisinya sangat parah. Berbeda dengan adiknya yang hanya mengalami luka kecil, saya dapat merasakan bahwa tengkorak Aldo retak dan kepalanya dipenuhi oleh darah, bahkan saya tidak dapat merasakan denyut nadinya... Saudara, dalam keadaan seperti itu, siapa pun kita, atau seberapa banyaknya uang yang kita miliki, kita akan mulai percaya bahwa HANYA Tuhan berdaulat atas kehidupan kita.



Setelah kami menelepon rumah sakit, paramedis akhirnya tiba di tempat kejadian dengan helikopter, menolong Aldo dengan segala peralatan yang ada agar ia tetap bertahan hidup hingga tiba di rumah sakit. Setibanya di rumah sakit Union, Alberton, Johannesburg, Aldo menjalani operasi selama empat jam. Setelah itu, dokter memberi tahu saya bahwa Aldo mengalami cedera otak serius, mereka berkata: “Kami tidak yakin apakah anak ibu dapat melewati semua ini.”

Bagi kami, terutama bagi Tinus, ini merupakan pukulan yang keras, sebab ia sempat merasa bersalah karena ia tidak bisa mengendalikan kendaraan yang mengakibat-kan Aldo harus menanggung beban ini. Selama seminggu setelah kecelakaan, Tinus berada dalam keadaan terendah dalam hidupnya. Ia tetap merasa bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut yang mengakibatkan anaknya terbaring di tempat tidur ICU tanpa dapat menanggapi apapun yang terjadi di sekitarnya. Aldo koma pasca operasi itu, dan ia tetap dalam keadaan tersebut bahkan lebih buruk lagi.

Setelah satu minggu itu, menurut tim dokter, keadaan Aldo sebenarnya sudah tidak tertolong. Dokter mengatakan kepada saya untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya, sebab secara medis sudah tidak ada harapan lagi, dan jika sampai sekarang ia masih “hidup” itu semata-mata karena ditopang oleh alat-alat bantu. Mendengar hal tersebut hati kami hancur, namun kami percaya bahwa Aldo akan sadar dari komanya, dan saya meminta dokter untuk tetap mempertahankan anaknya tersebut.

Pada hari ke-12, setelah melakukan operasi kedua pada Aldo, dokter akhirnya menghubungi kami. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak dapat mendeteksi adanya fungsi otak. Mereka juga mengingatkan kami bahwa dana perawatan medis kami telah habis. Tim Dokter menyarankan kami untuk merelakan jika semua alat bantu kehidupan pada Aldo segera dicabut.

Sekalipun hari itu merupakan hari yang mengejutkan dan sangat menentukan bagi kami, namun saya merasakan damai sejahtera Tuhan turun atas kami. Saya mencari ruangan di rumah sakit untuk saya berdoa memanggil nama Tuhan dengan segenap hati saya. Sebelumnya, seumur hidup saya, belum pernah saya benar-benar mencari Tuhan seperti saat itu. Dan seperti janji Tuhan untuk menjawab mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, Tuhan akhirnya berbicara kepada saya. Dan ini sangat menguatkan saya. Jika sebelumnya saya sangat mengandalkan tim dokter, namun kini saya harus mulai mengandalkan Yesus.


Perjumpaan saya dengan Tuhan sangat mengubahkan. Meskipun kondisi anak saya seperti itu, namun ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Saya merasakan kedamaian, cinta dan penerimaan secara sekaligus. Saya bahkan lupa tentang keadaan anak saya dan perlakuan rumah sakit terhadap anak saya, semuanya menghilang begitu saja. Saudara, jika kita berjumpa dengan Tuhan, maka kita akan mudah mengampuni dan menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan...


Setelah sempat dipindahkan ke rumah sakit Pretoria, dikarenakan rumah sakit ini lebih dekat dengan rumah kami dibanding rumah sakit di Johannesburg, sehingga saya dapat menjaganya di siang hari, dan suami saya menjaganya di malam hari. Namun itu hanya berlangsung hanya satu bulan, sebab pihak rumah sakit menyatakan bahwa Aldo tidak memiliki harapan lagi, sebaiknya saya membawanya pulang.

Setelah itu, kami akhirnya sepakat untuk membawa Aldo pulang. Dua bulan setelah kecelakaan itu, Aldo meninggalkan rumah sakit. Kami menyewa seorang perawat untuk merawat Aldo. Saat pulang, keadaannya masih koma, juga lumpuh, mengalami kerusakan otak, kelopak mata sebelah kiri tertutup dan mengalami spastik1 yang mengakibatkan ia tidak dapat bergerak atau berbicara bahkan untuk makan, sehingga ia dibantu oleh alat bantu pernapasan dan sebuah tabung makanan.

Sekalipun demikian, saya dan suami tetap berpengharapan dan memperkatakan kehidupan. Kami sering berdiri di sisi tempat tidur Aldo dan memperkatakan tentang kehidupan seperti Firman Tuhan di dalam Yohanes 10:10b: “Engkau pasti hidup, pasti hidup, pasti hidup! Bahkan engkau akan hidup dengan berkelim-pahan!” Saya tidak habis pikir, mengapa banyak orang dan orang-orang percaya sering memperkatakan kematian. Mereka berkata: “mati aku!”, “wah celaka!”, “sial!”, “kubunuh kau!”, “pergilah ke neraka!”dan sebagainya. Saudara, saat saya mengalami situasi ini, betapa kami mengharapkan kehidupan. Saya mohon kepada Saudara, berhati-hatilah dengan perkataan! Perkatakanlah kehidupan...
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Ams 18:21)

“Sebuah pesan dari Tuhan”
Oleh karena kasih karunia Tuhan, empat bulan pasca kecelakaan, keadaan Aldo mulai terlihat membaik. Melihat keadaan itu, dokter terapis okupasi yang memeriksa keadaan Aldo menyarankan kepada kami untuk mulai meletakkan pensil di tangan Aldo yang spastik, juga menempatkan kertas di bawahnya dengan harapan Aldo akan menggambar atau menuliskan sesuatu sebagai komunikasi kepada orang-orang disekitarnya. Sekalipun mungkin yang digambar hanya merupakan doodle (gambar yang tidak berarti), namun itu akan membantu keluarga melihat perkembangan Aldo. Kemudian dokter mencontohkan dengan meletakkan Aldo pada posisi sedikit duduk dan memberikan pensil, kertas dan memintanya untuk mulai menulis.

Tanpa diduga-duga respon Aldo sangat meng-herankan, sekalipun disertai kejang-kejang dan gemetar, Aldo memulai menulis A sampai Z, sungguh luar biasa. Untuk pertama kalinya saya berlutut dan berteriak: “YESUS HIDUP!” dan saya berteriak begitu banyak, berkali-kali, sampai roh manusia saya bangkit... “Yesus benar-benar hidup!”

Untuk meyakinkan, saya mulai menanyai beberapa pertanyaan pribadi kepada Aldo, seperti umurnya, di mana tempat ia sekolah dan berapa nomor telepon ayahnya? Saya menanyakan banyak hal termasuk peristiwa kecelakaan. Dan ia menuliskan semua jawaban dengan benar.

Setelah hari itu, masih dalam keadaan koma, Aldo menulis banyak hal di kertas, yang kemudian kami ganti dengan sebuah diary agar kami tahu tanggal-tanggal kapan ia menulis. Dan ini sangat menggembirakan bagi kami sekeluarga. Sejak saat itu tulisan menjadi cara komunikasi pertama kami antara Aldo dan keluarganya pasca koma berke-panjangan yang ia alami. Sampai saat ini Aldo belum bisa berbicara.


Dalam komunikasi pertamanya, awalnya kami mengira bahwa Aldo akan menanyakan bagaimana keadaan kami, atau paling tidak ia meminta sesuatu untuk diambilkan. Namun kami sangat terkejut bahwa tulisan-tulisan yang dibuat Aldo adalah tentang pengalaman-nya bersama Yesus pada waktu kami mengalami kecelakaan. Ia menulis bahwa, saat kecelakaan terjadi, rohnya “diambil” oleh Tuhan, dan ia bisa melihat ke bawah bagaimana tubuhnya ditinggalkan, melihat mobil yang telah hancur dan menjelaskan segala yang terjadi secara terperinci.

Setelah itu, tulisan menjadi alat komunikasi utama Aldo tentang pengalaman surgawinya. Dalam tulisannya, Aldo menceritakan bagaimana ia diangkat oleh Tuhan Yesus dan pergi ke surga. Di sana ia bertemu dengan Musa dan Abraham. Ia juga menuturkan bahwa ia bermain dan bernyanyi untuk Tuhan Yesus, malaikat berada di sekitar mereka.

Kami orang Kristen, kami harus percaya semua itu. Pengalaman supranatural adalah kehidupan orang Kristen. Namun, kami juga tidak mau orang berpikir bahwa kami gila, sehingga awalnya saya dan suami memyimpan semua rahasia ini.

Hari-hari kemudian, Aldo terus mengisi halaman tiap halaman dalam diary yang diberikan kepadanya. Di suatu halaman ia menulis: “Ibu, pada waktu engkau berbaring di atas tubuhku yang penuh darah untuk melindungiku di tempat kecelakaan dulu, Tuhan Yesus sebenarnya ada di depan mu ibu, bahkan Ia dan engkau sempat bertatapan mata!” Betapa merinding aku membaca tulisan itu... Kemudian ia melanjutkan menulis: “Ibu, jangan menangis, saya bersama Yesus setiap waktu, saya baik-baik saja.”

“Ibu, terima kasih untuk segala yang engkau lakukan untuk saya, engkau telah melakukan yang benar dengan memperkata-kan tentang kehidupan kepadaku. Ibu, di surga setiap orang memperkatakan kehidupan. Tuhan Yesus mengajarkan saya: Anak-anak-Nya harus memperkatakan kehidupan.” Lalu ia melanjutkan menulis dengan perkataan-perkataan kehidupan: “Saya akan berjalan lagi, saya akan bicara lagi, aku akan sehat lagi.”

Salah satu tulisan Aldo, semua tulisan ditulis dalam bahasa Afrikaans

Hari Sabtu tanggal 1 Jan 2005 ia menulis : “Terima kasih untuk segala pengobatan yang ayah-ibu lakukan bagi saya, namun kini pengobatan yang baru diberikan kepada saya oleh Tuhan. Seperti Abraham mengorbankan anak-nya untuk Tuhan, ibu engkau harus mengorbankan aku bagi perkerjaan-Nya, dan kita akan diberkati dengan berkat-Nya. Saat saya kembali kelak, Tuhan akan memakai saya seperti Musa. Ibu jadilah seperti yang Tuhan mau —yaitu jadilah KUDUS! Ibu, Tuhan akan menyembuhkan ku. Ibu, apakah engkau akan tetap mencintai-ku sekalipun nanti kita berbeda. Aku mengasihi mu ibu, aku megasihi mu ayah, aku mengasihi mu Josh. Tuhan akan memakai saya untuk memberitakan Firman-Nya. Datanglah kepada Yesus, mencium kaki-Nya seperti yang dilakukan di Takhta Allah.”

Membaca tulisan itu, saya langsung mengerti. Aldo adalah anak kesayangan kami, Aldo menjadi anak tunggal untuk waktu 10 tahun sampai akhirnya Josh lahir. Membaca permintaan Tuhan melalui tulisan Aldo untuk menyerahkannya kepada Tuhan seperti Abraham menyerahkan Ishak kepada Tuhan memang cukup berat. Tapi kami harus percaya pada Firman-Nya. Kami akhirnya menyerahkan Aldo untuk Tuhan.

Senin, 3 Jan 2005 : “...Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati. Percayalah kepada-Nya dengan segala sesuatu / semua yang anda miliki. Tuhan tidak akan membiar-kan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia telah membayar harga yang mahal untuk engkau...”


Sering Aldo menulis tentang kesembuhannya, 1 Maret 2005 ia menulis: “Yesus akan membuat saya berbicara lagi,...” 7X ia mengulang kata-kata yang sama itu. Dan benar, enam bulan setelah kecelakaan, atau dua bulan setelah ia mulai menulis ia bisa berbicara lagi. Puji Tuhan. Setiap hari kami menyaksikan pengalaman-pengalaman supranatural bersama Aldo.

Pengalamannya di surga
Suatu hari ia menulis bahwa ia melihat seorang anak bernama Anton: “Ibu, engkau harus memberi tahu ibu Anton bahwa anaknya berada di surga dan kini ia aman bersama dengan Yesus. Dan ia kini sehat.” Lalu Aldo menulis juga alamat rumah orang tua Anton sangat lengkap. Lalu kami pergi mencari alamat tersebut, dan kami menceritakan segala yang Aldo tuliskan tentang Anton. Ibu Anton sangat terharu, dan ia mengatakan bahwa sewaktu hidup Anton bukan anak yang normal, ia menderita Down Syndrom (keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental) sampai akhirnya meninggal.

Saudara, di surga tidak ada sakit penya-kit. Di surga semua orang bahagia bersama-sama Yesus. Sekalipun anak kita atau bahkan kita saat ini sakit, di surga tidak ada sakit penyakit lagi. Selain menceritakan tentang kemuliaan-kemuliaan surga, Aldo juga banyak menulis tentang kedatangan Tuhan yang sudah dekat. Suatu hari ia menulis tentang kedatangan-Nya (di tahun-tahun berikutnya Aldo banyak menulis tentang kedatangan-Nya yang ke-dua kali): “BERSIAPLAH! Untuk semua orang yang mencari hadirat-Nya senantiasa, seperti saya. PERSIAP-KANLAH, Dia datang untuk menjemput kita. Ini lebih cepat dari apa yang kita pikirkan. Jika anda belum percaya Yesus, terimalah Dia sekarang juga, atau Anda akan pergi ke neraka. Silakan lakukan dengan cepat! Sebab mungkin Anda tidak memiliki kesempatan lain. Yesus telah membayar harga yang sempurna untuk Anda dan saya. Dia menunjukkan segala sesuatu di surga dan juga di neraka. Percayalah, Anda tidak ingin pergi ke neraka. Harap Anda menerima Yesus sekarang. Yesus mengasihi Anda begitu banyak — percayalah. Anda adalah alasan Dia mengirim saya kembali. Aku tidak ingin kembali, tetapi Dia ingin Anda menjadi siap. Cinta, Aldo.”

Aldo juga banyak menulis tentang “pesta pernikahan” di surga yang telah siap. Saya tidak yakin akan hal ini, sebagai anak umur 12 tahun, apa yang Aldo ketahui tentang “pesta pernikahan?” Menurut saya, dia hanya tahu tentang permainan sepak bola di Playstation.


Sebagai orang Kristen yang awam tentang penglihatan, surga dan neraka, apa yang Aldo tulis memang membuat saya bingung. Namun pada saat itu — ini pasti dari Tuhan dan rencana Tuhan —seorang teman membawakan saya sebuah buku yang ditulis oleh seorang wanita Amerika keturunan Korea yang memiliki pengalaman tentang surga, namanya Choo Thomas, dan bukunya berjudul “Surga itu nyata.” Teman saya itu mengatakan bahwa apa yang Aldo tulis semuanya dapat saya konfirmasikan melalui buku ini. Tidak perlu berfikir lama, saya kemudian mulai membaca buku tersebut, dan surga menjadi perhatian utama saya.

Tulisannya tentang neraka
“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.” (Mzm 105:5)

Selain mengunjungi surga, beberapa kali ternyata Aldo dibawa juga oleh Tuhan mengunjungi neraka, dalam suatu tulisannya ia menceritakan apa yang ia saksikan di neraka: “Saya melihat orang-orang berdiri di sekitar kami, menangis. Kepala mereka bergantung rendah, mereka tampak sedih dan putus asa.” Lalu dia bertanya: “Tuhan siapakah orang-orang ini?” Dan Dia menjawab: “Mereka adalah orang-orang Kristen.” Lalu Aldo bertanya lagi: “Sampai berapa lama mereka harus berada di tempat yang tandus ini, tempat ini sama sekali tidak memiliki kehidupan.” Tuhan menjawab: “Selamanya anak-Ku!” Ia juga menuliskan: Ibu, orang-orang yang saya lihat di neraka berteriak-teriak kepadaku sambil menangis: “peringatkan orang-orang di bumi karena mereka tidak percaya.” Kau tahu ibu, peman-dangan ini membuatku menangis... Lalu Ia menambahkan lagi: “HANYA mereka yang taat dan murni hatinya yang akan masuk dalam kerajaan-Ku.”Lalu Tuhan berkata lagi: “Mari Saya jelaskan: Banyak orang menyebut dirinya Kristen, tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan Firman-Ku. Beberapa dari mereka berpikir pergi ke gereja seminggu sekali sudah cukup, mereka tidak pernah membaca Firman-Ku, yang mereka kejar adalah hal-hal duniawi semata.” “Kau dengar itu? Ada juga mereka yang rajin membaca Firman-Ku tapi hatinya tidak melekat kepada-Ku. Tuhan tidak ada dalam hati mereka sama sekali.”


Membaca itu semua, saya sedikit syok. Lalu saya meminta kepada Bapa untuk berbicara kepada saya melalui Firman-Nya mengenai apa saja yang baru Aldo tulis. Saya tidak ingin mengambil resiko setelah saya menjadi Kristen dan bersusah payah menderita sebagai Kristen namun akhirnya saya tidak berada di surga dalam kekekalan.

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Kor 9:27)

Banyak hal yang Aldo tulis adalah teguran bagi kami sekeluarga, dan bagi semua orang Kristen juga tentunya. Sebagai orang Kristen, ternyata banyak hal yang kami lakukan yang secara manusia kelihatannya benar ternyata tidak berkenan di hadapan-Nya dan dapat mengakibatkan kami terhilang selamanya. Banyak hal yang Tuhan sampaikan kepada Aldo, langsung kami tanyakan kepada Tuhan untuk segera kami memperbaiki apa yang mungkin masih tidak berkenan di hadapan-Nya. Saudara, adalah penting bagi kita orang percaya untuk rendah hati dan selalu membuka diri bagi Tuhan agar Ia mengintropeksi kehidupan kita dan membongkar dosa atau ketidaksetiaan kita kepada Tuhan. Jangan ambil resiko menyimpan dosa, Ia datang segera! Atau kita sama sekali tidak memiliki waktu lagi.

Seperti janji Tuhan kepada Aldo untuk menyembuhkannya, ternyata itu menjadi kenyataan, jauh dari waktu yang kami kira. Enam bulan setelah kecelakaan, atau dua bulan setelah Aldo mulai menulis, ia sadar dari komanya! Oh... sungguh YESUS HIDUP...! Sekalipun belum sembuh total, namun itu cukup bagi saya. Beberapa waktu kemudian ia mulai berbicara dengan suara terbata-bata dan monoton, sehingga sulit sekali untuk dimengerti; Salah satu kelopak matanya masih terkulai akibat benturan saat kecelakaan dulu; Aldo juga masih kejang-kejang jika ia tegang. Dengan keadaan itu, komunikasi Aldo dengan dunia luar tetap melalui tulisan-tulisannya. Ini merupakan lompatan besar bagi Aldo sebagai orang yang telah dianggap “mati” oleh para dokter. 


Semuanya berawal dari kecelakaan itu
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom 8:28)
Suatu hari Aldo hanya menulis “Matius 25,” itu saja, tidak ada yang lain. Dengan bersemangat lalu saya mengambil Alkitab dan membaca Matius 25. Ternyata isinya tentang perumpamaan 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh. Lima gadis bijaksana tetap siap saat mempelainya datang, karena mereka memiliki minyak, sedangkan yang 5 lagi tidak siap karena mereka tidak memiliki minyak. Lalu Tuhan berkata: “Retah, minyak berbicara tentang Roh Kudus. Ketika Aku naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa, Aku meninggalkan Roh Ku, yaitu Roh Kudus. Dia-lah pribadi yang akan menghibur mu, membimbing mu, pengantara mu dan pembela mu. Pokoknya semuanya untuk mu. Namun sayang, tidak semua anak-anak-Ku mengalami Roh Kudus. Mengapa? Karena dosa menjadi dinding pemisah antara Roh-Ku dan manusia. Banyak dari umat-Ku berada jauh dari hadirat-Ku sehingga mereka tidak bisa mendengar Roh Kudus berbicara, padahal Roh-Ku ada di dalam diri mereka, Aku begitu dekat dengan kalian anak-Ku.”


Lalu Tuhan mengajari aku tentang bagaimana agar kita anak-anak-Nya dipenuhi oleh Roh Kudus dan siap pada kedatangan-Nya yang ke-dua kali:“Anak-Ku, langkah awal agar engkau dipenuhi oleh Roh Kudus adalah engkau harus ‘mati’ terlebih dulu. Yaitu mati dari kedagingan dan dosa, setelah itu baru Roh-Ku bisa memenuhi mu. Jadi, engkau harus ‘mati’ agar Roh-Ku bisa mengisi tubuh mu. Retah, jika tubuhmu telah dipenuhi oleh Roh Ku, maka aliran-aliran air hidup bisa mengalir sampai meluap-luap kemudian dapat memberkati orang lain, dan menghasilkan buah.” Kemudian Ia melanjutkan: “Retah, tinggallah di dalam Firman-Ku, tingallah di dalam Aku maka Aku akan tinggal di dalam kamu melalui Roh-Ku.”

Karena kecelakaan itu, dan karena Aldo, aku akhirnya banyak bergaul dengan Allah dan banyak menerima pewahyuan dari-Nya sebagaimana yang Aldo terima. 


Berawal dari kecelakaan yang saya kira pengalaman yang terburuk, namun kini saya sadari bahwa kecelakaan itu merupakan awal dari perjumpaan Aldo, saya dan seluruh keluarga dengan Yesus. Kecelakaan ini mengangkat kami ke tingkat yang baru berjalan dengan iman dan bukan karena melihat. Semua kejadian ternyata mendatangkan kebaikan bagi kami dan bahkan bagi seluruh dunia.

Tanggal 26 Mei 2007, Aldo menuliskan: “Yesus mengatakan bahwa kita akan pergi ke seluruh dunia dan memberitakan firman-Nya. Yesus mengatakan bahwa kita hanya harus pergi dan patuh. Dia akan membantu ibu dengan kemampuan bahasa Inggris mu, seperti ia telah membantu ibu sampai sekarang. Apakah engkau tahu ibu, bahwa Ia telah menyiapkan pelayanan yang besar bagi engkau? Dia akan mengajarkan mu ibu, dan ibu akan mengajar orang tentang Yesus.” Menurut saya ini sebuah konfirmasi yang lebih dari cukup, bahwa saya juga akan dipakai-Nya untuk memberitakan tentang Yesus bersama-sama dengan Aldo ke seluruh dunia. Sebagai kesaksian kami bagi dunia, saya telah menulis semua kejadian yang kami alami secara terperinci dalam sebuah buku berjudul “The Message from God” yang baru-baru ini saya luncurkan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Peringatan bagi Gereja-Nya: “Mempelai-Ku bersiaplah...”
Saat ini hampir 3 tahun sejak pertama kali Aldo menulis pengalaman surgawinya, kini ia sudah bisa berjalan dan sehat. Matanya tertutup sebelah dan bahasanya seperti orang bergumam, oleh sebab itu komunikasinya utamanya masih tetap melalui tulisan. Dalam rentang waktu itu banyak pesan Tuhan melalui Aldo tentang Gereja-Nya.

Tanggal 23,25,27 Peb 2007 Aldo menulis tentang peringatan terhadap Gereja-Nya, ia menulis:
Jumat, 23 Pebruari 2007

• Tahukah Saudara bahwa kita akan bersama-sama di surga?
• Di surga kita tidak akan pernah sakit lagi. Setiap orang akan sehat dan Tuhan duduk di takhta-Nya dan Anak-Nya duduk di samping-Nya.
• Dia ingin datang untuk menjemput mempelai-Nya, namun mempelai-Nya belum siap. Mempelainya harus meninggalkan dosa-dosanya. Karena Mempelai Pria adalah Kudus.
• Ibu, kamu harus beritahu orang-orang bahwa saat ini kita berada dalam kategori Gereja Laodikia3 (Why 3:14-22).
• Tuhan akan mendatangkan penghukuman kepada semua orang yang tidak mau menerima-Nya.


Sabtu, 24 Pebruari 2007


• Bersedialah apabila Tuhan mengutus Anak-Nya menjemput kita!
• Karena itu akan terjadi lebih cepat dari yang kita sangkakan.
• Maukah Saudara menerima Yesus sebagai Juruselamat-mu? Atau kamu akan terlambat!
• Ketahuilah bahwa Neraka itu nyata, Tuhan Yesus mempelihat-kan kepada saya semuanya. Percayalah dengan saya; Saudara tidak akan mau masuk ke Neraka!!! Tapi Tuhan Yesus berkata, barang siapa mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan juruse-lamat, ia tidak akan binasa dan dilemparkan ke dalam neraka.
• Surga itu dipenuhi Kasih dan mereka yang di surga akan hidup bersama-sama dengan Tuhan.
• Maukah Saudara mempercayai saya dan mau menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat?
• Kamu boleh menjadi mempelai-Nya, tapi itu belum cukup, Saudara harus menyerahkan seluruh hidupmu, TOLONG lakukan itu sekarang juga!


Minggu, 25 Pebruari 2007


• Kamu harus memperingatkan kepada semua orang bahwa Tuhan SEDANG dalam perjalanan untuk kedatangan-Nya yang ke-dua kali, dan orang-orang harus siap sedia untuk kedatangan-Nya itu.
• Perjamuan Kawin sudah siap dan sedang menunggu mereka yang sudah siap. Bacalah Matius 25.
• Saya mengasihi Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mati bagi saya. Saya mengasihi-Mu Roh Kudus.
• Buanglah segala benda di rumah mu yang bukan berasal dari Tuhan, mintalah pertolongan Roh Kudus.
• Tahukah ibu, bahwa engkau dipanggil oleh Tuhan sendiri, dan engkau harus hidup HANYA untuk Tuhan semata.
• Siapa yang mau pergi dan memberitahu dunia tentang Dia?
• Tuhan akan menyembuhkan saya, dan saya akan berbakti kepada-Nya selama saya masih hidup.


Saya ini bukan seorang hamba Tuhan, atau seorang pendeta. Saya ini miss kecantikan dan konsultan pengembangan diri, jadi saya tidak tahu apa itu “mempelai Kristus.”

Suatu hari saat saya dalam perjalanan ke Cape Town untuk ceramah di Pulpit Radio. Sepanjang perjalanan, di pesawat saya berbicara kepada Roh Kudus: “Tuhan, tunjukkan kepada saya bagaimana rupa mempelai-Mu. Aku (Gereja) ingin menjadi mempelai-Mu yang berkenan?” Lalu Tuhan mengajari saya tentang hal ini: “Anak-Ku, dari sekian banyak manusia yang ada di dunia ini orang-orang Kristen adalah orang yang beruntung, sebab mereka sempat mengenal-Ku. Namun sayang, dari sekian banyak orang Kristen, kebanyakan dari mereka tidak Aku kenal. Mereka mengaku Kristen dan merasa baik-baik saja dengan jadwal seminggu sekali mereka untuk pergi ke gereja. Mereka tidak pernah membaca Firman-Ku, atau pergi memberitakan Firman-Ku, mereka hanya duduk diam dalam kenyamanan berkat-berkat-Ku. Mereka sama sekali tidak pernah memikirkan Aku sebagai Mempelai Pria-nya. mereka tidak pernah ada dimana Aku ada.” Lalu Allah berfirman: “Retah, siapakah diantara murid-murid-Ku yang kepalanya berbaring di dada-Ku saat Aku berada di dunia ini?” Mendengar pertanyaan itu, aku berfikir sejenak, tapi kemudian Tuhan menjawabnya: “Ia adalah Yohanes, ia adalah orang yang membaringkan kepalanya di dada-Ku dan mendengar detak jantung-Ku. Ia mewakili umat-Ku yang aku sebut MEMPELAI KRISTUS. Ia ada di dekat-Ku senantiasa.” Lalu Ia bertanya lagi: “Retah dimanakah kepala mempelai-Ku seharusnya berada?” Aku menjawab: “Pada dada Mempelai Pria-nya!” Lau Ia menjawab: “Ya, anak-Ku! Jika engkau dan Aku menjadi satu maka tidak ada yang dapat memisahkan kita. Datanglah dan bersekutulah dengan Aku dalam keintiman, sebagaimana seorang mempelai berkasih-kasihan. Anak-Ku, Aku mengasihi-mu.” Setelah itu, aku terdiam. Saat itu juga Tuhan menuntunku untuk banyak merenungkan kitab Kidung Agung. Lalu Ia melanjutkan kerinduan-Nya: “Retah anak-Ku, jika engkau hendak melakukan hubungan intim dengan suamimu, apakah engkau datang dengan sebuah daftar permintaan kepada suamimu, atau engkau melakukannya karena rasa cinta semata?” Mendengar pertanyaan itu, aku tertunduk malu, sebab saya menangkap maksud dari pertanyaan tersebut. 


Saya menyadari bahwa setiap kali saya duduk di kaki-Nya, saya tidak lupa membawa banyak permintaan dalam doa, itu pun belum termasuk segala permohonan mengenai Aldo. Malu rasanya, namun saya mulai mengerti, mempelai-Nya perlu memiliki hubungan yang intim seperti Yohanes melakukannya kepada Yesus. Yohanes mengerti hati Yesus, ia datang mendekat hanya untuk duduk diam, mengagumi Yesus, mendengarkan suara-Nya, memuji-muji, mengucap syukur buat segala yang terjadi. Kemudian Ia berkata: “Mulailah mengucapkan syukur atas kecelakaan yang terjadi.”

Tak lama kemudian saya mendapat konfirmasi untuk apa yang Tuhan ajarkan kepada saya. Beberapa hari setelah percakapan saya dengan Tuhan di pesawat, Aldo menulis sesuatu yang saya tahu ini hanya bisa datang dari Tuhan: “Ibu, kita harus mulai mengucapkan terima kasih atas kecelakaan yang kita alami, karena hanya Allah yang dapat memulai kehidupan kita seturut rencana-Nya. Ibu, hidupmu kini milik Kristus. Aku bisa melihat ruang Takhta Allah, dan Yesus berkata: Ia akan menjemput kita, kita hanya harus bersabar. Perjamuan Anak Domba telah siap, Tuhan Yesus rindu menjemput mempelai-Nya.” Pesan yang tidak terbantahkan bukan? Jadi, apakah Saudara mempelai-Nya atau umat Kristen yang tidak dikenal-Nya?
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:22)

Kesimpulan

Aldo dan Retah McPherson pada tahun 2012

Dari awal saya adalah seorang Kristen dan selalu mengaku bahwa saya seorang Kristen. Saya tahu Tuhan Yesus. Saya percaya pada Tritunggal Mahakudus dan bahkan melayani Tuhan. Namun, ketika saya melihat ke belakang, sekarang saya menyadari bahwa saya hanya menjalani kehidupan yang baik dan diisi dengan perbuatan baik. Saya tidak benar-benar tahu karakter Allah dan tidak tahu apa artinya harus benar-benar mempersembahkan seluruh tubuh ini kepada-Nya —padahal itu merupakan satu-satunya korban yang ber-kenan dalam pandangan-Nya (Rom 12:1).

Saya harus melewati tragedi yang mengerikan dan penderitaan besar, sebelum akhirnya saya mengerti dan rela mengorban-kan segalanya, termasuk mengorbankan anak saya kepada Allah. Melalui tragedi itu, saya akhirnya menyerahkan kendali hidup saya kepada-Nya dan berusaha mengenal Dia secara pribadi.

Setelah saya memberikan hidup saya kepada-Nya sebagai persembahan yang hidup, saya bisa sejalan dengan rencana Tuhan yang sempurna untuk hidup saya —untuk hidup dalam hubungan cinta dengan Allah yang hidup! Saya tidak pernah berfikir bahwa Allah begitu realitas seperti ini.

Kisah atau kesaksian yang kami bagikan ini memang tentang kami, namun ini sebenarnya tentang Dia. Ya, ini semua tentang Yesus. Melalui tulisan-tulisan Aldo, ada rencana-Nya agar Gereja-Nya semakin mengasihi-Nya, meninggalkan keinginan-keinginan duniawi, menyerahkan seluruh hidupnya bagi Yesus dan sebagainya.


Untuk waktu yang lama saya pikir itu adalah tanggung jawab suami saya untuk membuat saya bahagia, tapi sebenarnya tidak ada manusia yang bisa membuat Anda benar-benar bahagia. Hanya Yesus yang bisa melakukannya untuk Anda. Dia adalah JAWABAN atas semua pertanyaan, JALAN KELUAR untuk semua masalah Anda, PEMENUHAN semua kebutuhan dan keinginan Anda. Dia adalah SEGALA hal yang SEMUA orang butuhkan! Saya mencoba untuk memuaskan dahaga saya dengan segala macam hal-hal seperti perfeksionisme, ketenaran, kekayaan dan prestasi. Tapi, sekarang saya tahu bahwa api Roh Kudus telah memurnikan saya dari dalam ke luar, saya tahu Yesus adalah sumber air yang hidup. Dia adalah satu-satunya yang bisa memuaskan dahaga saya selamanya. Bagaimana dengan Saudara? Maukah Saudara menerima Yesus sebagai satu-satunya untuk semua masalah mu? Maukah Saudara menjadi mempelai-Nya yang kudus? Sebab Ia akan datang segera!

YA, IA DATANG SEGERA! Ia hidup, dan ia datang segera! Yesus dari Nazaret, anak Daud, Dia datang untuk menjadi Raja, dan Ia hidup. Persiapkan jalan bagi-Nya. Umat Tuhan, bersiaplah dengan sungguh-sungguh, Ia bukan manusia yang bisa ingkar janji, Ia berkata akan kembali, bersiaplah, bersiaplah, bersiaplah! (Vs.)

Catatan :
1 Spastik atau lumpuh otak, adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan syaraf yang mengendalikan gerakan, dengan ciri terlalu lemah dan kaku sehingga hanya dapat terbaring.
2 Bahasa Afrikaans, semua tulisan Aldo ditulis dalam bahasa Afrikaans, yaitu bahasa Jermanik Barat yang kini digunakan/dituturkan di Afrika Selatan, Namibia, Boswana dan Zimbabwe.
3 Jemaat Laodikia pada kitab Wahyu adalah gambaran Gereja Tuhan saat ini yang suam-suam kuku, yaitu jemaat yang kompromi dengan dunia dan sangat mirip dengan masyarakat sekitarnya; Mengakui Kristen namun hidupnya sama dengan orang dunia, malang dan menyedihkan secara rohani. Jemaat/Gereja Laodikia sangat diberkati Tuhan, secara jasmani mereka tidak berkekurangan atau kaya, namun secara rohani sebenarnya mereka melarat, miskin, buta dan telanjang. Tidak memiliki harta di surga, tidak memiliki kepekaan rohani dan hidup dalam dosa. Dengan tulus Kristus mengundang jemaat untuk bertobat dan untuk dipulihkan kepada tempat iman, kebenaran, penyataan, dan persekutuan.



13 Juni 2005, “Jadilah seperti Samuel. Tuhan Yesus akan memakai kita berdua untuk kemuliaan-Nya, ibu. Segera-lah sembuh, Aldo. Kita akan pergi tanpa rasa takut terhadap apa yang terbentang di depan bagi kita. Kita akan pergi dan melakukan apa yang Tuhan minta dari kita. Hari ini, jadilah seperti yang apa Tuhan ingin bagi kita. Tuhan berkata: Kita akan menjadi seperti Samuel yang pergi ke Bait Allah dan melayani Allah sepenuh waktu. Bersama-sama, kita akan menyenangkan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya. Yesus mengatakan bahwa ibu akan memberitakan firman-Nya di Port Elizabeth dan mereka akan berse-mangat ingin mendengarkan Anda. Bersama-sama kita akan melayani Tuhan. Aku akan menjadi sehat.”




“Milikilah iman kepada Tuhan. Aku mencin-taimu ibu. Aku mencintai kalian semua teramat-sangat. Saya tahu bahwa saya akan berbicara lagi. Terima kasih Yesus. Milikilah iman di dalam Tuhan. Milikilah iman di dalam Tuhan. cinta.”



23 Mei 2007, “Yesus berbicara kepada saya tentang Firman-Nya dan kedatangan-Nya, yang sangat, sangat dekat. Ibu, apakah engkau tahu bahwa mereka yang menerima Yesus harus mengorbankan hidup mereka. Ia sedang dalam perjalanan untuk menjemput mempelai-Nya. Saya mempelai wanita-Nya dan saya ingin semua orang untuk pergi bersama.”



6 Nov 2007, “Yesus berkata Ia akan datang lagi dan mereka yang siap akan pergi dengan-Nya. Anda harus jelaskan ini kepada semua orang. Aku mencintaimu ibu. Saya suka Daddy dan Josh. Aku mengasihi Yesus dan Tuhan dan Roh Kudus. Ketahuilah bahwa satu hari, seperti Allah, kita semua akan hidup di Surga.”



21 Feb 2007, “Mempelai-Nya harus siap, engkau akan menjadi pengantin Tuhan, seperti saya. Allah akan mengajarkan mempelai-Nya apa yang harus dikatakan dan akan mempersiap-kan dirinya. Beritakan kehendak-Nya kepada orang-orang di Barat, Selatan, Utara dan Timur. Kehendak-Nya adalah bahwa pengantin-Nya harus siap. Anda harus memberitahu mempelai-Nya bahwa mempelainya harus berani memutuskan untuk dirinya sendiri agar rela melepaskan segala sesuatu.”

Pustaka :
- Aldo McPherson, “Mesej Dari Tuhan”; Divine Revelations, http://www.spiritlessons.com
- Retah McPherson, “Retah McPherson Full Testimony”; Retah McPherson Ministries, http://www.rethamcpherson.com
- Retah McPherson Ministries, “There is always hope”; Divine Revelations, http://www.spiritlessons.com
- Rozanne Myburgh, “ ’n Hemelse reis” (Sebuah perjalanan ke surga); Jouwêreld e-tydskrif,  http://www.jouwereld.co.za/jh_retha.html
- Sarah Chew, “To heaven and back”; Sabah Forum, http://www.sabahforum.com
- http://www.facebook.com/pages/A-Message-from-GOD-by-Retha-Aldo-McPherson/180829695290110
- http://www.youtube.com/user/RethaMcpherson




Sumber : http://blogbuletindoa.blogspot.com/2013/07/a-message-from-god.html