Selamat Datang

Untuk kalangan atau simpatisan kristiani.

Selamat datang di blog kami, semoga apa yang kami tuliskan dapat bermanfaat bagi Anda semua.

Tuhan Yesus memberkati.


Terjemahkan Bahasa / Translate :

Terjemahkan Bahasa

Minggu, 03 Mei 2015

Kesaksian - Andrew Chan Terpidana Hukuman Mati


JANTUNGNYA TELAH TERTEMBUS PELURU, NAMUN IMAN-NYA MENYATAKAN BAHWA IA TELAH LOLOS DARI PERBUDAKAN MAUT!!!

Inilah transkrip Andrew Chan yang berisikan kesaksiannya di Penjara Kerobokan, Bali - transkrip ini diberikan kepada saya, Sharon McBride melalui pendeta kawan saya. Andrew juga mengizinkan hal ini saya ceritakan kembali bagi anda semua.

“Saya bertumbuh dalam keluarga yang menganut kepercayaan yang lama dan tidak banyak mengenal ke Kristenan. Hingga suatu hari saya ditangkap di bandara Bali pada tanggal 17 April 2005, saya ditangkap di pesawat yang membawa saya, diinterogasi di bandara dan dibawa ke kantor polisi. Mereka kemudian melemparkan saya kedalam sel penjara dan membentak-bentak saya. Saya berpikir mereka akan membunuh saya. Karena saya tidak ingin disiksa kemudian saya ingin melakukan pencobaan bunuh diri. Rasa takutlah yang membuat saya ingin mengakhiri hidup saya, karena apabila hal itu terjadi pada diri saya pastinya saya tidak akan mampu menghadapinya. Akibatnya saya mengambil baju yang saya kenakan dan melilitkan-nya pada leher saya. Saya memanjat dan menggantungkan lilitan baju tersebut pada palang kayu di atas kepala saya dan bersiap-siap untuk menjatuhkan diri. Pada saat itulah saya teringat tentang kisah adanya surga dan neraka, dari kelas pengajaran di sebuah gereja yang beberapa kali saya pernah hadiri oleh karena diajak Lukas, kawan dekat keluarga kami.”

Ketika saya hendak menjatuhkan diri saya mulai berpikir bahwa tindakan tersebut justru akan menyebabkan saya masuk ke dalam neraka dan bukannya surga, akibatnya saya mengurungkan niat saya untuk bunuh diri, kemudian melepaskan ikatan yang melekat dileher saya dan turun kembali. 

Hari berikutnya saya meminta Alkitab pada penjaga yang menjagai saya. Saya sungguh menginginkan Alkitab. Tetapi penjaga tersebut malah marah-marah dan menjawab permintaan saya dalam bahasa Indonesia yang tidak saya mengerti. Hari berikutnya saya dipanggil keluar dari sel tempat penahanan saya, dan kepada saya diberikan sebuah Alkitab versi King James. 

Ketika saya mulai membuka Alkitab, saya mendapati tertera nama Lukas si pengirim, dan tanda tangannya. Saya mulai berpikir: “Bagaimana mungkin hal ini terjadi?”, “Bagaimana mungkin Lukas mengetahui tentang keberadaan saya dan mengirimkan Alkitab ini dengan begitu cepat?” Yang saya ketahui tentang Lukas pad saat itu, ia adalah seorang Kristen yang taat.

Setelah itu saya mulai membaca kitab Kejadian pasal 1 dan 2, tapi karena saya tidak dapat mengertinya kemudian Alkitab saya tutup kembali. Hari berikutnya ternyata Lukas datang mengunjungi saya di Kantor Polisi. Ia sengaja terbang dari Austarlia untuk datang mengunjungi saya, dan kemudian ia bertanya: “Sudahkah kamu membaca Alkitab yang telah saya kirimkan kepadamu?”. Saya menjawab bahwa saya sudah membacanya tapi saya tidak mengerti isinya. Ia memberikan dorongan agar saya membaca mulai dari Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Akhirnya saya membaca isi dari ke empat Injil tersebut. Hari berikutnya Lukas datang berkunjung dan bertanya kembali: “ Sudahkah engkau membaca ke empat Injil tersebut?”
Saya katakan bahwa saya sudah membacanya, kemudian ia bertanya: “Apa yang dapat engkau dapatkan dari bacaan tadi”. Saya menjawab: “Saya gak dapat apa-apa dari padanya”. Kemudian sebelum Lukas meninggalkan saya, ia berkata: “Sebaiknya engkau baca kembali isi dari ke empat Injil tersebut”.

Jadi kemudian saya membacanya kembali. Kali ini pembacaan saya memakan waktu selama empat hari dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama. Pada akhir hari yang ke empat, Lukas datang kembali dengan sebuah pertanyaan yang berbeda:”Apakah engkau meminta pertolongan dari Tuhan agar Ia memberikan pengertian pada saat engkau membaca kitab Injil tersebut?”. Saya menjawabnya: “Tidak”. Akhirnya ia menantang saya dengan berkata: “Sebaiknya engkau berdoa dan meminta pertolongan agar engkau dapat mengerti isinya. Jikalau Ia tidak menolongmu, maka besok pagi saya akan datang kembali kepadamu dan mengambil kembali Alkitab itu dari tanganmu dan kita akan membuangnya bersama-sama.”

Tetapi saya berkata bahwa saya tidak tahu bagaimana caranya berdoa kepada Tuhan, karena memang saya belum pernah berdoa sebelumnya. Kemudian Lukas menerangkan kepada saya bahwa berdoa itu seperti halnya kita bercakap-cakap dengan Tuhan dan memohon pertolongan kepadaNya.

Pada kali ini, saya membaca kembali Injil Matius hingga Injil Markus pasalnya yang ke sebelas dan kemudian Tuhan berbicara kepada saya dan menolong saya untuk mengerti. Di dalam Markus pasalnya yang ke sebelas, saya menemukan dua hal yang menantang hidup saya.

Pertama dalam kitab Markus 11:12-14, dikatakan: “Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas muridNya meninggalkan Betania. Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun, ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapatkan apa-apa dari pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, ia tidak mendapatkan apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka katanya kepada pohon itu: ”Jangan seorangpun makan buahmu selama-lamanya!” Dan murid-muridNya-pun mendengarnya.”

Hidupku seperti halnya pohon ara itu yang tidak berbuah dan sedang sekarat. Hidupku sungguh tidak berarti dan tidak berguna. Namun saya merasakan bahwa Allah mengatakan bahwa Ia ingin mengubah hidup saya, berbalik kepadaNya dan menjadikan hidup saya berbuah.

Hal yang kedua Allah berbicara kepada saya bahwa milikilah iman yang tidak goyah di dalam Dia. Ia berbicara kepada saya melalui Markus 11:20-24: ”Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-muridNya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kau kutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka: ”Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apapun yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”

Allah telah menyatakan kepada saya bahwa segala sesuatu adalah mungkin dan yang saya lakukan adalah percaya kepadanya tanpa ragu dan, itulah keputusan saya untuk saya lakoni.
Sebelum datangnya keputusan akhir dari Sidang Pengadilan dilakukan, saya telah memohon kepada Tuhan: “Tuhan kalau Engkau bebaskan saya dari tuntutan ini, maka saya akan melayaniMu seumur hidup saya. Jadi ketika sang hakim mengetuk palunya dan memutuskan saya untuk menjalani hukuman mati, sungguh hal itu membuat saya menjadi sangat terkejut dan hal ini kemudian hal tersebut saya ceritakan kepada Lukas. Dengan lembut Lukas menepuk dada saya, seraya berkata: “Ia telah membebaskanmu! Di sini di dalam hatimu. Ia telah melepaskan engkau,” Di saat itulah saya mengerti. Saya memang berada dalam penjara, namun hatiku telah terbebas. Saya telah menemukan keselamatan sejati melalui Yesus di dalam penjara, dan berita tentang keselamatan dalam hidupku aku beritakan dan dinding penjara ini tidak dapat menghalangi pemberitaanku. Andrew Chan terpidana hukuman mati, Penjara Kerobokan, Bali. 



Andrew Chan telah pergi ke rumah Bapa, pada hari Rabu dini hari, 29 April 2015. Sekalipun ia telah mati namun imannya tetap hidup, sekalipun ia telah dinyatakan bersalah oleh pengadilan dunia dan dihukum mati. Namun dalam pemandangan Allah ia telah dibenarkan oleh karena karya Kristus di atas kayu salib yang telah mati bagi orang-orang berdosa, seperti dikatakan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada yang memegahkan diri”.(Ef. 2:8) 

Sebuah pembelajaran bagi kita yang hidup dalam kasih karunia Allah, agar jangan pernah menyia-nyiakan “kasih karunia” dan “hidup yang adalah pemberian Allah”. Mari berbuah bagiNya, hidup dengan mengerjakan keselamatan dalam takut akan Allah hingga hari Tuhan yang datang kian mendekat.




Sumber : https://www.facebook.com/theo.christi.7/posts/10203302840805292:0